08 - Pertemuan Perdana (2)

2.9K 240 78
                                    

"Nyawa lo ada berapa?" Tanya Iam kepada bocah lelaki berslayer merah yang usianya seperti terpaut cukup jauh darinya itu. Dia berjalan perlahan menghampiri Bayu dengan tanpa melepaskan tatapan matanya.

Bayu sontak berjalan ke arah samping untuk menjaga jaraknya agar tetap aman.

"Gak tau."
"Itung aja sendiri." Ujar Bayu yang bahkan mempersilahkan lelaki itu untuk menghitung ada berapa nyawa yang ia miliki.

Dia tidak terlihat takut sama sekali, bahkan wajahnya terlihat sangat santai namun tetap waswas.

Anggota Jaley Gangster itu kembali tersenyum kecil. Entah hal apa yang baru saja ia pikirkan tentang bocah ini.

Ketika jaraknya sudah semakin dekat dan hampir menggapai tubuh bocah tersebut, Bayu pun mulai bersiap mengambil ancang-ancang untuk melakukan penyerangan.

Klewang ditangan kanan-nya sudah terangkat keatas, tangan kirinya bahkan langsung otomatis menekuk untuk melindungi area dadanya. Dia sudah dalam keadaan mode on bertarung.

Apapun yang akan terjadi, Bayu pasti akan menyelamatkan Firhan dan membawanya dalam keadaan hidup-hidup meski nyawa adalah taruhannya.

Wushhh.

Wushhhhh.

Klewang itu kian menari-nari di udara, seolah masih menunggu timing yang pas untuk mendarat tepat ke tubuh lawan.

Bayu melangkahkan kakinya selangkah ke depan. Dia mulai memainkan senjata tajamnya kembali dan membabi buta ke segala arah.

Tangannya benar-benar sangat lihai dalam mengayunkan senjata tajam, dia nampak seperti orang yang pernah mendalami seni bela diri.

Namun selihai apapun Bayu dengan senjata tajamnya, orang dihadapannya ini benar-benar tidak bisa dirememehkan, dia bisa dengan mudah menepis serangannya yang brutal itu!

Lelaki bertubuh jangkung tersebut sama sekali tidak terlihat gentar ataupun takut pada klewang ditangan Bayu yang seolah sudah siap untuk menyoyak-ngoyak dagingnya itu. Seakan dia masih menikmati waktu bermainnya dengan bocah dihadapannya ini.

Iam baru saja mengulurkan sebelah tangannya dengan santai ke arah Bayu, sambil sesekali mencoba meraih senjata tajam bocah tersebut.

Batssss.

Batssssss.

Lagi-lagi tangannya terbentur keras oleh ujung senjata tajam yang digenggam oleh bocah usia belasan tahun itu. Namun kali ini suaranya terdengar lebih nyaring.

Bayu kian tersenyum sombong manakala klewangnya telah berhasil mengenai tangan lawan.

Meski nampak tidak menyisakan sedikitpun goresan luka, tapi Bayu sangat yakin, sekebal apapun orang dihadapannya ini, akan ada saatnya dia merasakan apes juga.

Iam baru saja membalas senyuman Bayu yang arogan itu dengan senyuman kecil nan singkat.

Main-mainnya sudah cukup sampai disini. Iam kian ingin segera mengakhirinya.

Kini tangannya telah kembali terjulur ke depan dengan sigap, menggapai bagian ujung senjata tajam tersebut yang sudah cukup lumayan lama menari-nari bebas di depan mukanya dan beberapa kali terbentur dengan tangannya itu. Membuat bocah dihadapannya tersebut sontak sedikit panik dan refleks menarik klewangnya kembali dengan kasar.

Namun tentunya Iam tidak akan membiarkan senjata tajam yang sudah berada di tangannya itu sampai terebut kembali.

Dia menggenggam erat bagian ujung klewang dengan tangannya yang dipenuhi bekas luka. Bahkan luka lamanya pun masih belum kering sepenuhnya, membuat daging di tangannya tersebut kian bergesekan dan kembali terkikis dengan senjata tajam yang nampak sudah berkarat itu.

Jakarta GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang