26 - Perjamuan Kober (1)

766 85 89
                                    

Dengan diiringi oleh suara bising mesin kendaraan, kini Jaka telah kembali memasuki lawasan Ledoya setelah selesai pergi mendatangi 3 markas anak-anak Jaley yakni kampung Jati, kampung Pasar Waru, dan kampung Ranjau. Bahkan dia tak hanya datang sendirian, saat itu Jaka diketahui telah kembali ke Ledoya bersama anak-anak Jaley dibelakangnya.

Dengan jumlah sekitar 40-an orang, kedatangan mereka yang tampak kelewat ramai itu kian membuat anak-anak tongkrongan di Ledoya sempat saling bertanya-tanya alasan dari berkumpulnya mereka semua, ingin tahu apa yang tengah terjadi sebenarnya. Bahkan sempat mengira bahwa malam ini teman-temannya tersebut sedang akan mengadakan perekrutan kembali. Karena dari yang terlihat, para pemuda ini tampak jelas membawa berbagai macam senjata tajam di tangan. Memperkuat dugaan anak-anak Ledoya bahwa para kawanannya ini memanglah benar akan mengadakan perekrutan gangster secara besar-besaran.

Fahmi, salah seorang pemuda yang sedang duduk berselonjor di depan gang perkampungan Ledoya itu kini telah berdiri dengan raut wajah penasaran setengah mati.

Sambil masih fokus menatap tajam ke arah anak-anak Jaley yang tengah berdatangan, Fahmi kian melangkahkan kakinya mendekat, menghampiri kerumunan motor tersebut dengan perlahan.

"Eh ada apaan ini rame bener?!" Tanya nya setengah berteriak. Sambil masih sibuk mengedarkan pandangannya ke ke sepanjang jalan yang telah dipadati oleh anak-anak Jaley dari berbagai kampung.

"Mi ke Ledoya Mi! Bang Iam udah balik!" Teriak Syarif pada Fahmi dan sekumpulan pemuda di kampung Ledoya yang saat itu tengah asik nongkrong bersama. Tanpa turun dari motor, Syarif telah membalas pertanyaan Fahmi sambil masih mengendarai motornya dengan laju lambat.

"Hah?!" Fahmi tampak sangat terkejut. Dia bahkan tidak sengaja menjatuhkan puntung rokoknya yang sudah hampir habis, benar-benar terkejut dengan apa yang baru saja didengarnya, begitu juga dengan teman-temannya yang berada disana. Tampak jelas bahwa mereka ini sama sekali belum membaca pesan yang sejak tadi telah Jaka kirimkan kepada anak-anak Jaley di grup whatsapp.

"Kasih tau ke bocah-bocah laen ya!" Seru Syarif yang kala itu baru saja berhasil menyalip motor Jaka dan pergi mendahuluinya, tak sabar menemui sosok lelaki yang kini diketahui telah dibebaskan dari sel jeruji besi.

Suasana di depan gang Ledoya pun sontak langsung ricuh seketika dan juga ramai.

"Geblek! Si Sarip becanda kaga si?" Keluh Ube yang seakan masih belum bisa mempercayai perkataan Syarif sewaktu tadi.

"Kayaknya beneran dah. Soalnya bocah-bocah rame bat yak!" Sahut Ndobleh.

"Kan udah gue bilang bang Iam udah balik!" Fahmi kian kembali mengungkit perdebatan yang sempat terjadi pada beberapa waktu lalu. Ketika isu tragedi di jalan Kalibaja yang telah menewaskan salah satu anggota Hacel itu kian diketahui sempat menyeret nama Iam.

"Kemaren anak Kalibaja yang palanya bocor itu emang beneran papasan ama bang Iam kan bener kata gua juga!" Lanjutnya lagi. Sangat kekeuh dan keras kepala ingin membuktikan bahwa dugaannya ini adalah sesuatu yang benar, dan harus dipercaya.

Dan tanpa menghiraukan sedikitpun celotehan yang telah Fahmi lontarkan, para pemuda tersebut kini telah berdiri, bersiap untuk bergegas pergi menyusul. Merasa bahwa saat ini bukanlah saat yang tepat untuk mereka berdebat dengan Fahmi.

"Lo mau ngambil br dulu Mi?" Tanya Ndobleh pada Fahmi yang saat ini sudah berada diatas motornya, bersiap-siap pergi dari gang tempat mereka biasa nongkrong bersama.

Dengan kepala menggeleng cepat, Fahmi kian telah menjawab pertanyaan Ndobleh dengan sangat singkat.

"Br mah gampang, tinggal betak punya orang. Yang penting gasss aja dulu Bleh!" Ujar Fahmi dengan senyum tipis penuh percaya diri.

Jakarta GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang