Dingdong...
Speaker di tiap-tiap kelas kian baru saja berbunyi, membuat seluruh kegiatan di sekolah kian terhenti sejenak."Kepada ananda Bayu Pratama Adjie Basukiharja kelas 10 TKR 1, dimohon untuk segera pergi ke ruang BK."
"Sekali lagi, kepada Ananda Bayu Pratama Adjie Basukiharja kelas 10 TKR 1, dimohon untuk segera pergi ke ruangan BK."
Kelas 10 Teknik Kendaraan Ringan 1 pun langsung ricuh seketika manakala mendengar nama Bayu yang lagi-lagi terdengar di speaker kelas untuk pergi ke ruang BK.
"Bay BK Bay!"
"BK memanggil..."
Namun sayangnya yang bersangkutan masih belum juga kunjung membalas sahutan.
Melihat Bayu yang kian tak menyahut, Rojak yang saat itu kebetulan tengah berada di dekat Bayu itupun lalu berinisiatif untuk berjalan menghampirinya.
"Lo dipanggil lagi noh ama emak." Seru Rojak menepuk kepala Bayu yang kala itu tengah tidur di pojokan ruang, dekat alat-alat kebersihan kelas dengan sebuah tas yang ia jadikan sebagai bantalan kepalanya.
Ruangan kelas yang isi penghuninya hanya terdiri dari siswa lelaki itupun kian semakin ricuh manakala speaker kelas mereka telah berhenti berbunyi.
Kini kedua mata Bayu tampak melotot panas.
Bayu yang merasa telah diganggu waktu tidurnya itupun sontak berdecak kesal, apalagi tadi Rojak sempat menepuk kepalanya dengan lumayan kasar. Membuat Bayu sontak langsung menoleh ke arah Rojak dengan tatapan yang sama sekali gak nyantai.
Tatapan maut selama 5 detik itupun seolah tak kunjung membuat perasannya membaik. Tidak, Bayu masih belum puas.
"Apaan lagi si anj*ng!" Serunya sambil melempar pengki tanpa gagang yang sudah patah kearah Rojak dengan raut wajah seperti orang yang kesetanan. Nafasnya bahkan membara bagaikan api yang baru saja disiram minyak panas.
Untungnya pengki tersebut meleset dan jatuh terpental mengenai papan tulis. Membuat Rojak sontak melotot kaget, dan hampir jantungan dibuatnya. Dia bahkan langsung mengatur nafasnya kembali yang tadi sempat terhenti.
Nyaris kena dan hampir terluka, Rojak pun sontak membelalakkan mata menatap Bayu tak percaya. Menoleh dengan raut wajah tak kalah seram.
Menatap Bayu yang saat itu sedang menatap kearahnya juga.
"G*blok lo gak ada otak ya!" Teriak Rojak yang langsung emosi ketika tahu bahwa Bayu baru saja berniat untuk melemparnya dengan pengki dan terlebih lagi itu secara sengaja.
"Lo yang goblok! Orang lagi tidur asal lo keplak aja palanya!" Teriak Bayu yang sudah siap untuk menghampiri Rojak dan menghantam wajahnya dengan kepalan tinju.
Alasan Bayu itupun sontak membuat Rojak tak habis pikir dibuatnya. Lelaki tinggi kurus itu bahkan sempat berdecak, lalu kemudian tersenyum menahan kesal.
Kini kakinya sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari ke arah Bayu dan memberinya sedikit pelajaran.
Jederrrrr!!!
Jedeeeeeerrrrr!!!
Tepat ketika Bayu dan Rojak ingin saling menghampiri dan berkelahi, tiba-tiba saja dari arah lapangan terdengar suara bunyi petasan bersahutan.
"Buset kondangan rame amat yak." Celetuk salah seorang siswa disana.
Tak disangka, suara petasan itu kian semakin ramai bersahutan dan suaranya semakin bising terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta Gangster
Teen Fiction[Warning 17+] Setelah mendengar kabar buruk mengenai adik sematawayangnya yang telah mati tragis dengan cara dibakar massal dan dituduh sebagai pelaku begal oleh sekelompok geng motor, Iam, seorang anggota Gangster paling bringas di Jakarta bagian T...