Pemuda berambut gimbal itu kian masih bertahan sekuat tenaga manakala beberapa remaja lelaki di hadapannya ini telah menyerang dirinya kembali secara bergantian.
"Rip tarik Rippp!" Seru Jaka yang kala itu baru saja berhasil memukul lengan Kibo dengan sebuah balok kayu ukuran besar. Memberi perintah kepada Syarif untuk segera mengambil golok yang tengah Kibo genggam erat-erat. Dengan tanpa ragu, Syarif pun langsung berusaha untuk merebut golok keramat tersebut dari Kibo, sesuai dengan instruksi yang telah diberikan Jaka padanya.
Baru beberapa detik tangan Syarif berhasil menggapai golok yang ada di tangan Kibo, tiba-tiba saja Syarif sontak telah kembali melepaskan golok tersebut dengan hentakan terkejut.
"Bangs*at!" Umpat Syarif meringis kesakitan manakala tangannya yang sudah bengkak itu kian telah kembali bergesekan dengan golok milik Kibo.
Melihat hal itu, Jaka dan ketiga temannya yang lain pun tak hanya tinggal diam menyaksikan, masih berusaha keras untuk merebut senjata tajam tersebut, atau setidaknya melepaskannya dari tangan lelaki berambut gimbal dihadapan mereka ini.
Kibo yang posisinya sedang di kerumuni oleh lima orang sekaligus itupun sontak langsung dibuat kewalahan seketika. Di hantam sana sini. Dari arah depan, kanan dan kirinya, Kibo kian terus saja mendapatkan serangan beruntun.
Kesal karena tak kunjung berhasil menyingkirkan golok sialan tersebut, Syarif pun sontak memundurkan langkahnya lalu kemudian berlari kearah Kibo sambil menghempaskan sebuah tendangan tinggi tepat di bagian dada Kibo.
Saat itu tubuh Kibo sontak terbungkuk sejenak, dadanya terasa sedikit sesak dan tidak karuan rasanya, golok yang ada di tangannya bahkan telah ikut jatuh terpental ke jalan.
Setelah memakan waktu yang cukup lama, kini akhirnya Syarif dan keempat anak Jaley yang lain telah berhasil menyingkirkan senjata tajam milik Kibo dengan susah payah. Namun saat itu, Kibo tak hanya diam saja menerima serangan mereka. Pemuda tersebut langsung kembali menegakkan tubuhnya dengan gusar, lalu berlari kearah Jaka untuk merebut sebuah balok kayu besar yang ada digenggaman tangannya.
Meski keadaan Kibo saat ini diketahui tengah terdesak dan kerapkali dipukul mundur, namun dia tetap berusaha mati-matian untuk menepis segala serangan yang tengah mengarah padanya dari berbagai arah dengan bantuan balok kayu yang baru saja direbutnya itu.
Namun sialnya, lima orang yang tengah Kibo hadapi saat ini tampaknya benar-benar tak membiarkan Kibo memiliki waktu untuk menyerang balik. Rentetan serangan senjata tajam itu bahkan tak henti-hentinya ia terima di sekujur tubuhnya. Benar-benar tak memberinya jeda untuk sekedar menghela nafas lega.
Karena saat itu Kibo diketahui terus saja terdesak oleh musuh, sempat terbesit dalam benaknya untuk meminta bantuan pada teman-temannya yang lain. Meski yang sedang ia hadapi saat ini usia rata-ratanya masihlah belasan tahun, namun sejujurnya bagi Kibo sendiri mereka ini cukup merepotkan, dan tentunya tidak bisa diremehkan. Terlebih lagi Syarif. Remaja lelaki yang telapak tangannya sempat beberapa kali terkena goresan dari golok isian milik Kibo itu nyatanya telah benar-benar membuat Kibo kewalahan.
Lalu sambil berlarian kecil dengan langkah mundur, Kibo kian telah mengedarkan pandangan ke sekitar, mencoba meminta bantuan. Kanan dan kiri, ditatapnya area sekitar dengan teliti, Kibo kian mencoba untuk memberikan tatapan sinyal kepada teman-temannya yang lain bahwa dirinya ini tengah membutuhkan pertolongan. Namun di sela-sela usahanya mencari bantuan, tiba-tiba saja mata Kibo sontak terbelalak, membulat besar manakala ia mendapati salah seorang temannya tengah dihajar habis-habisan oleh Iam. Dengan tubuh terkapar dan lunglai tak bertenaga, Dodot tampak hanya pasrah begitu saja menerima setiap pukulan yang telah Iam layangkan padanya.
Melihat kejadian tersebut, Kibo yang diketahui sedang terdesak itupun akhirnya tak memiliki pilihan lain selain nekad berlari kearah Iam untuk menyelamatkan temannya. Padahal, dirinya sendiri juga diketahui tengah membutuhkan pertolongan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta Gangster
Teen Fiction[Warning 17+] Setelah mendengar kabar buruk mengenai adik sematawayangnya yang telah mati tragis dengan cara dibakar massal dan dituduh sebagai pelaku begal oleh sekelompok geng motor, Iam, seorang anggota Gangster paling bringas di Jakarta bagian T...