Upacara dihari senin telah berlangsung dengan khidmat di SMA Jomabalangka Raya 1, atau yang biasa disebut Jomblang Rawan.
Meski awan sempat terlihat mendung tepat sejak sebelum upacara dilaksananan, namun nyatanya upacara masih tetap dapat berlangsung sampai dengan selesai.
Para siswa kelas 12 itupun langsung berangsur-angsur bubar pergi dari lapangan menuju kantin. Seolah sudah bukan rahasia lagi bahwa kantin di Jomblang Rawan sudah seperti kelas ilegal disana.
Sejak kelas 10, kantin di Jomblang Rawan memang diketahui seolah memiliki daya tarik yang begitu kuat, yang mampu membuat para siswanya betah berlama-lama disana.
Aceng dan beberapa kawanannya terlihat tengah duduk santai sembari menyeruput kopi susu buatan budeh Sri. Jadwal mereka setiap pagi memang diketahui seperti itu, bermanja ria di kantin sambil menikmati hidangan murah nan meriah yang terhidang disana, dengan uang palakan sisa kemarin.
"Ceng! Fajar mana?" Seru Vino dari arah gedung, menuju kantin.
Aceng pun sontak mengangkat bahunya dengan raut wajah acuh tak acuh, "WC kali." Jawabnya singkat.
Kini Vino sudah duduk bergabung dengan Aceng dan kawanannya, dia mengeluarkan handphone dari saku celana, seolah ingin menunjukkan sesuatu kepada teman-temannya itu.
"Lo udah denger kabar belom? Abangnya Jampang udah balik." Ujar Vino yang terlihat masih sibuk mencari-cari sesuatu di handphone-nya.
Kini Aceng telah menoleh ke arahnya dengan malas.
"Almarhum, Pin." Balas Aceng yang sudah sangat bosan untuk meralat ucapan Vino tentang almarhum."Iyaiya almarhum." Kini Vino meralat ucapannya yang entah sudah berapa kali Aceng ralat. Meski sudah 2 bulan lebih berlalu, tapi Vino kian masih belum juga terbiasa memanggil sosok temannya tersebut dengan tambahan kata almarhum.
"Liat nih."
Kini Vino telah menyodorkan handphonenya, memperlihatkan screenshootan salah satu status anak JG yang sempat ia lihat di beranda facebook.Aceng nampak mengerutkan dahi.
"Ini Alpin bocah sekolah kita?" Tanya Aceng memastikan.Pasalnya Alvin Ramadhan yang Aceng kenal merupakan salah satu temannya yang berada di SMK Jomblang Rawan, yang dulu pernah menang darinya sewaktu taruhan bola. (baca: pas Aceng minjem duit di kantin, tapi gaada yang lagi megang duit. Chapter16)
"Iya, Alpin ompong bocah Kober." Vino menjawab pertanyaan Aceng dengan cukup detail. Sosok yang sempat digadang-gadang ingin dijadikan Alby sebagai jendral Jomblang Rawan itu merupakan Alvin yang saat ini tengah Vino bicarakan.
Dan lagi, memangnya siapa yang tidak mengenal Alvin? Anak-anak seperti Aceng pasti sudah tahu kabar itu, bahwa sewaktu kelas 1 dulu, Alvin ini sempat pernah ingin dijadikan Jenderal sekolah mereka yang selanjutnya oleh Alby. Namun sayangnya kian tidak terlaksana.
Banyak yang jadi menduga-duga, penyebabnya yakni karena di SMA mereka ternyata ada beberapa anak Jaley Gangster yang bersekolah disana, sehingga membuat Alby harus mengurungkan niatnya itu. Dan memilih untuk mengambil Jenderal yang berasal dari SMA mereka, yakni almarhum Jampang.
Tentu saja saat itu sempat terjadi pro dan kontra diantara kedua belah pihak, diantara SMA dan STM-nya.
Tapi anak-anak STM tersebut diketahui tidak bisa berbuat apa-apa selain menerimanya tanpa perlawanan yang berarti. Karena bagaimana pun juga, nama Jaley Gangster cukup memiliki pengaruh yang kuat di Jomblang Rawan.
Pasalnya anak-anak STM ini sangat tahu betul posisi mereka yang sudah pasti akan sangat dirugikan jika sampai bermasalah dengan gangster tersebut. Karena mencari masalah dengan anak Jaley itu berarti sama saja mencari mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jakarta Gangster
Ficção Adolescente[Warning 17+] Setelah mendengar kabar buruk mengenai adik sematawayangnya yang telah mati tragis dengan cara dibakar massal dan dituduh sebagai pelaku begal oleh sekelompok geng motor, Iam, seorang anggota Gangster paling bringas di Jakarta bagian T...