16

47 7 0
                                    

"Minum dulu Gi."

Gisya mengahabiskan setengah air di gelas yang Milla berikan padanya.

"Raffa yang minta gue susulin Lo."

Gisya tak merespon apapun Ucapan Milla.Gadis itu hanya menatap kosong kedepan.

"Raffa khawatir sama Lo."Ucap Milla yang lagi-lagi tak mendapat respon apapun dari Gisya.

Milla menatap Gisya yang masih diam.

"Gak usah drama deh Gi!."Ketus Milla yang berhasil membuat Gisya menatapnya.

"Gue sama Gilang yang temen deketnya aja gak selebay lo waktu pertama kali kita tau Raffa sakit.Sedangkan lo itu cuma temen kecilnya Raffa yang baru 5 bulan ini jadi pacarnya.Lo harusnya sadar kalo yang lo lakuin ini drama banget Gi!"

Semua perkataan Milla seakan menampar Gisya .Dia tak sadar jika dia memang orang baru dihidup Raffa.

Milla menghela nafas pelan,melihat Gisya yang kembali tertunduk dan terisak pelan.Milla merengkuh tubuh gadis disampingnya yang sudah ia anggap sahabat.

"Gue takut Mil."Gumam Gisya disela isakannya.

"Raffa akan tetep sama kita."Ucap Milla yang mengerti apa yang Gisya rasakan

Gisya semakin terisak dipelukan Milla,yang membuat Milla semakin mengeratkan pelukannya ketubuh Gisya yang bergetar.

"Dia cinta sama lo melebihi apapun.Dia minta kita semua gak kasih tau lo karena dia gak mau lo nangis kayak gini."Milla menghapus air mata Gisya yang masih terus mengalir.

"Motto hidup Raffa itu membahagiakan Gisyanya.Dia akan lakuin apapun buat lo."

Gisya memejamkan matanya berharap air matanya berhenti keluar.

Hatinya menghangat mendengar kalimat yang Milla ucapkan.Begitu besar rasa yang Raffa miliki untuknya.

Tapi kenyataan tentang Raffa yang ternyata setahun ini sedang berjuang melawan sakit yang begitu orang-orang takutkan,membuat Gisya takut kehilangan lelaki yang begitu mencintainya itu.

Kanker Darah.Hal pertama yang terlintas di benak setiap orang yang mendengar penyakit itu adalah "Tak Bisa Disembuhkan".

Gisya sudah tak ingin kembali merasakan sakitnya kehilangan.Sudah cukup orang di masa lalu dan sahabat-sahabatnya dulu meninggalkannya.Jangan Raffa atau pun yang lain.Jangan lagi...

"Raffa butuh suport lo,jadi lo gak boleh sedih."Milla tersenyum membuat Gisya ikut memaksakan senyumnya.

"Thanks Mil."Ucap Gisya sambil memeluk Milla.

"Gue minta maaf udah pake kata-kata pedes gue tadi."Milla menatap sendu Gisya setelah mereka tak lagi berpelukan.

"Gak papa,semua yang lo omongin bener kok."Ucap Gisya tersenyum.

Memang yang Milla ucapkan semuanya adalah fakta,Gisya tak bisa menampik semua itu.

"Bang El di depan Gi.Dia mau jemput lo."Ucap Milla setelah membaca pesan Eleno di hpnya.

Gisya mengangguk kemudian merapikan sedikit rambutnya yang begitu berantakan sebelum keluar dari kamar Milla.

.............

Gisya membaringkan tubuhnya diatas kasur kamarnya.Ia baru saja selesai mandi.Kepala Gisya masih dipenuhi tentang Raffa.

Tangannya membuka hpnya,mengetikan beberapa kata di aplikasi pencarian dihpnya.

"Memar di bagian tubuh,sakit kepala,mimisan."Gisya menghela nafas berat setelah membaca beberapa kata itu.

"Kenapa gue gak sadar selama ini."Gumam Gisya pelan.

Sweet DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang