29

49 8 0
                                    

"Dingin banget anjir."Ucap Gilang sambil menghampiri Raffa dan Eleno yang sudah berdiri diluar tenda.

Jam baru menunjukan pukul 4 pagi tapi tempat itu sudah ramai orang-orang yang akan berburu matahari terbit.Suasana yang cukup riuh tak mengurangi rasa dingin di daerah pegunungan itu,dinginnya tetap menusuk hingga ke tulang rasanya.

"Raffa...Gisya kayanya demam deh.Badannya agak panas trus dia ngeluh pusing tadi malem."Ucap Milla.

Raffa langsung menghampiri Gisya yang masih didalam tenda.

"Sya..."Panggil Raffa.

"Eh,udah mau jalan ya...bentar aku...."Ucapan Gisya terhenti saat Raffa menempelkan telapak tangannya di dahi Gisya.

"I'm fine,ayok keluar." Gisya menurunkan tangan Raffa dari dahinya.

"Kita gak usah ikut naik ya, Badan lo anget,Sayang..." Bujuk Raffa lembut.

"Ya iya lah,kalo dingin mah mati kali." Kekeh Gisya yang membuat Raffa mendengus.

"Gue gak papa kok,cuma gak kebiasa sama udara dingin aja.Ayok keluar."Gisya mendorong Raffa yang akhirnya pasrah menuruti kemauan Gisya.

"Kamu sakit Dek?"Eleno menghampiri Gisya sambil menangkup wajah adiknya itu.

Gisya menggeleng sambil tersenyum"Cuma kedinginan."Ucapnya yang membuat Eleno mengecup puncak kepalanya.

"Ya udah yok naik sekarang."Ucap Gilang yang disetujui yang lainnya.

Jalan untuk naik keatas bukit tak cukup sulit,jalan tanah itu sudah dibuat seperti anak tangga dan beberapa jalan yang cukup curam diberi tali untuk berpegangan.Perjalanan ke atas juga cukup ramai karena banyak pengunjung lain pagi ini.

"Capek juga ya,masih lama yang sampenya?"Keluh Milla pada Gilang.

"Baru juga jalan sepuluh menit."Cibir Gilang yang membuat Milla mendengus.

Gisya tersenyum mendengar pembicaraan Gilang dan Milla yang berjalan paling depan di barisan mereka.Sedangkan Gisya berada dipaling belakang bersama Raffa.Di depan Gisya ada Eleno dan Reta yang terlihat bergandengan tangan dengan mesranya.

Gisya menoleh kesamping saat Raffa berjalan disampingnya sambil memakaikan topi rajut yang Gisya beli bersama Milla dan Kak Reta semalam.

Gisya tersenyum kearah Raffa.

"Capek?"Tanya Raffa balas tersenyum.

"Lumayan,udah mulai gelap ya."Ucap Gisya.

"Gak papa,rame kok."Raffa menggandeng tangan Gisya saat tau gadisnya itu sedikit merasa takut.

Jalanan yang semula sedikit mendapat cahaya dari lampu-lampu rumah warga yang ada didekat jalur,kini mulai gelap karena mulai masuk kehutan.

30 menit sudah berjalan,puncak bukit yang masih gelap sudah cukup ramai dengan orang yang menunggu matahari terbit muncul.

"Rame ya.."Ucap Reta yang membuat Gisya ikut mengangguk.

Raffa menggandeng tangan Gisya mengikuti Gilang yang berjalan mencari spot yang masih cukup sepi namun tetap bisa melihat sunrise.

Gisya duduk disebelah Raffa sambil mengedarkan pandangannya melihat langit yang masih gelap,sesekali mengusap hidungnya yang terasa berair karena dingin.

Tak lama setelah mereka duduk mengistirahatkan kakinya.Selarik warna jingga mulai muncul diufuk timur.Semua mulai menyiapkan kamera masing-masing mengabadikan pemandangan indah yang mulai terlihat.

Saatmatahari mulai naik awan disekitar bukit mulai terlihat membuat seakan-akanbukit itu ada di atas awan.Siluet Gunung dan cahaya keemasan terlihat begitu indah didepan mata.

Sweet DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang