2O

2.9K 437 77
                                    

"J-jaehyun?" pekik Chaeyeon tak percaya.

"Kenapa kau tega melakukan itu?" tanya Eunha sambal menangis.

"Kalian harus merasakan rasa sakit yang selama ini gua rasakan."

"Tapi, apa salah kita?" Tanya Chaeyeon.

"Inget waktu perkemahan pertama kita? Lo semua kemana pas gua tenggelam dan hampir mati? Gua tau si bajingan ini liat gua, tapi dia lebih milih kabur dan tinggalin gua." Jaehyun menatap Jihyo sambil tertawa.

Ia berjalan mendekat ke Jihyo dan mengambil pisaunya, "Andai jalang ini bantuin gua pasti dia gabakal mati kaya gini."

Selanjutnya Jaehyun menatap yang lain. Ia berjalan mendekat ke arah Chaeyeon.

"Lo cantik, tapi sifat lo busuk. Lo gak ada bedanya sama ibu jalang lo. Ngerebut apa yang harusnya gua punya. Gimana sekarang? Apa bokap bahagia sama ibu jalang lo sampai tega ninggalin nyokap gua?" Jaehyun mengarahkan pisaunya ke leher Chaeyeon dan menyayatnya.

"Ibu lo juga udah buat adik gua meninggal. Andai ibu lo gak kasih obat penggugur janin ke nyokap gua, pasti adik gua masih hidup sampai sekarang."

Taeyong, Seulgi dan Eunha langsung berlari menuruni tangga menghindari Jaehyun. Saat sedang lari kaki Eunha tidak sengaja tersandung. Dia mengangkat kepalanya dan melihat Eunwoo. Sementara Taeyong dan Seulgi sudah kabur.

"Hai Eunha, gimana kabar lo semenjak Mingyu meninggal?" Eunha berusaha melepaskan tangan Eunwoo yang berada di wajahnya.

"Kenapa lo lebih milih si sialan itu dibanding gua? Kalau lo pilih gua pasti si sialan itu masih hidup," kata Eunwoo menyeringai.

"Apa maksud lo?" tanya Eunha sambal menangis.

"Gua yang bunuh Mingyu." Eunha membelakkan matanya.

"MAKSUD LO APA ANJING?" Eunha menendang perut Eunwoo, membuat pria itu menjauhkan badannya.

Eunwoo segera bangkit dan memojokkan Eunha di tembok, "Lo tau gak? Mingyu tuh udah having sex sama Mina, dan lo masih milih dia dibanding gua?"

"G-gua cinta sama Mingyu Woo," isak Eunha.

"Kalau gitu gua permudah kisah cinta kalian." Eunwoo menusukkan pisaunya di perut Eunha dan mencium bibir gadis itu.

"Semoga kisah cinta lo abadi."

Sementara itu Taeyong, Seulgi dan yang lain sudah berkumpul di tengah lapangan. Mereka sudah berusaha menelepon polisi atau tugas pemadam kebakaran, namun tidak ada yang mengangkatnya.

"Berusaha meminta pertolongan?"

"JUNGKOOK?" teriak semua dengan kaget, kecuali Taeyong, Seulgi dan Chungha.

"Eits, gua bukan Jungkook. Gua Jeka, kembaran Jungkook. Masa lupa sama preman kelasan dulu?" Taeyong mendecih mendengarnya. Dia berusaha melindungi yang lain dari Jeka yang berada di depannya, dengan Jaehyun dan juga Eunwoo.

"Apa yang lo mau?"

"Bukannya gua udah bilang. Gua cuma mau lo semua mati." Mendengar itu sontak semua murid merasa takut dan berteriak, saling berpelukan satu sama lain.

"Apa salah kita semua?" Tanya Chungha.

"Lo semua gak becus buat ngurusin Jungkook doang."

"Jeka sadar! Jungkook itu kembaran lo. Kita semua masih tau batasan buat ngebully dia," Teriak Seulgi ke Jeka.

"Gua gak peduli. Gua suruh kalian buat ngebully dia sampai mati. Tapi akhirnya Gua sendiri yang harus turun tangan."

"Lo udah bunuh Jungkook dan sekarang dia udah tenang di sana. Apa yang lo mau?"

"Gua masih belom puas melihat kalian semua belum menderita. Dan semua ini adalah tentang dendam yang gua, Jaehyun dan Eunwoo punya ke kalian."

"Kelas 3-2, kelas yang menjadi kegemaran semua guru. Inget awal masuk. Lo semua berusaha menyingkirkan gua yang dianggap aib kelas karena kenakalan gua. Padahal lo semua gak ada bedanya sama para jalang di luaran sana.

Dan lo semua berhasil buat gua dikeluarin bahkan gak dianggap sama nyokap gua sendiri. Lo semua juga yang selalu ngaduin gua ke kepala sekolah tentang kesalahan yang gua buat biar gua di keluarin. Lo semua takutkan kalau rahasia kalian gua bongkar?"

"Kang Seulgi. Siswi 3-2 yang sudah lama bekerja menjadi pemuas napsu om-om hidung belang. Kim Chungha, gadis pendiam yang ternyata perusak rumah tangga orang. Dan kau Lee Taeyong, kau pernah hampir menyetubuhi gadis ku!"

"Jeon Jeka!" teriak Seulgi ke Jeka karena menyebarkan aibnya.

"Gua cuma pengen lo semua menderita."

"LO LUPA KALAU LO PERNAH NGE BUNUH JUNGKOOK YANG BAHKAN KEMBARAN LO."

"Ah si culun itu. Dia memang pantas mendapatkannya. Siapa suruh ngambil kebahagiaan orang."

"Sadar Jek. Lo itu orang baik." Jeka tersenyum kecil dan mengarahkan pistolnya ke arah mereka.

"Baik? Gak ada Namanya orang baik itu ngebunuh sayang."

Dor

Bunyi yang di keluarkan dari senjata pistol itu mampu membuat semua orang terdiam. Mereka yang sempat menutup mata melihat di hadapannya seseorang yang terjatuh.

"Berhenti kalian di sana." Taeyong menoleh dan mendapati polisi dan beberapa pihak sekolah yang baru saja datang. Jeka ambruk di tempat karena punggungnya yang terkena tembakan.

Dan dari arah polisi Rose berlari mendekat ke arah Jeka.

"JEKA!" Rose menangis dan memeluk Jeka dengan erat.

"Apa yang mereka lakukan kepada mu?" tanyanya dan menahan tubuh Jeka yang mengeluarkan banyak darah.

"Mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan Rose."

"Tidak, jangan tinggalkan aku. Kumohon," tangis Rose sambal menggenggam tangan Jeka.

"Aku berhak mendapatkan ini. Aku telah membunuh Jungkook dan sekarang ini balasannya." Jeka tersenyum dan menghapus air mata yang mengalir dari mata indah gadis itu.

"Jangan tinggalkan aku. Sudah cukup Jungkook pergi, kamu jangan."

"Kau terlalu baik untuk orang jahat seperti ku. Jungkook pasti sedih melihatmu menangis."

"Jungkook menyuruhku untuk menemanimu dan mendukungmu. Ia merelakan aku demi mu. Dan sekarang kumohon bertahanlah."

Jeka tersenyum dan kemudian menutup matanya. Rose tidak kuasa menahan air matanya dan menangis kencang di sana kala mata indah pria itu tertutup

Semua menatap kasihan ke arah Rose. Walau Jeka bersalah, tapi pria itu juga memiliki hati yang baik. Cara ia bicara dan memberi penjelasan ke Rose membuat yang lain tersentuh.

Polisi dan pihak sekolah langsung membawa Jeka ke rumah sakit. Walau bagaimana pun pria itu masih punya tanggung jawab untuk bersaksi di hadapan para hakim.

End

Sebelum protes, masih ada epilogue  yang berisi penjelasan dan juga boncap.

Tapi yang mau protes sama endingnya boleh kok wkwkwk

[✔️] 𝐭𝐰𝐨 𝐝𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang