O5

3.6K 529 49
                                    

Semua murid menyempatkan diri berhenti di depan mading yang terdapat poster camp dan membacanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua murid menyempatkan diri berhenti di depan mading yang terdapat poster camp dan membacanya.

"Lagi? Apa mereka tidak belajar dari perkemahan tahun lalu?" Kata Eunha sembari menatap poster tersebut.

"Ku dengar kali ini akan berbeda dari tahun sebelumnya. Tempatnya ramai dan sangat terkenal untuk perkemahan." Mereka semua mengangguk mendengar perkataan Chaeyeon.

"Wajib kah?" Tanya Jihyo.

"Iya."

•••

"Hei!" Rose menolehkan kepalanya karena teriakan seseorang.

"Aku?" Rose melihat kanan, kiri dan belakang. Ternyata hanya dia dan gadis yang meneriakinya tadi.

"Iya. Mau temani aku ke rooftop tidak?" Rose sebenarnya ragu untuk mengiyakan. Tapi, dirinya juga sedang bosan.

"Ayo!" Dengan semangat gadis tadi menarik tangan Rose menuju Rooftop.

Saat tiba di rooftop gadis itu mendudukan Rose di sofa yang berada di sana, sedangkan dirinya berdiri di dekat pembatas rooftop.

"Siapa namamu?" Tanya Rose.

"Jeon Heejin." Gadis itu menunjukan senyum yang menurut Rose sangat imut.

"Oh, gue Ro—"

"Roseanne Park."

Rose terbelalak. Setau dia ini kali pertama dia bertemu dengan gadis itu tapi, dia sudah mengetahui namanya.

"Kau sangat populer dan aku sangat mengaggumi mu." Rose mengangguk paham.

"Mau aku ceritakan sesuatu?" Tanya Heejin.

"Boleh."

"Kau tahu mitos bangku kosong?" Tanya Heejin.

Rose menggeleng.

"Dulu sekolah ini selalu memiliki jumlah murid yang pas dengan bangku yang tersedia. Tapi, saat itu ada satu kelas yang kelebihan murid. Karena sekolah tidak memiliki persediaan bangku jadi murid itu terpaksa belajar di lantai.

Murid itu sangat pintar, tampan dan juga baik hati. Namun, tidak semua memandang dia seperti itu. Mereka justru memandang sebaliknya dan selalu merendahkan murid itu.

Pada suatu hari anak kelasnya berencana untuk memusnahkan dia agar kursi di kelas cukup. Mereka mengajak murid itu ke tempat tersembunyi dan menghajarnya.

membully, memotong rambut murid itu, menendang tubuhnya bahkan menyiram dia dengan bensin. Karena kehabisan napas dan sudah sangat sakit menerima itu semua, dia meninggal di tempat.

Lebih buruknya mereka memanipulasi semua itu. Mengatakan jika murid tadi mencoba untuk menyakiti dirinya sendiri, dan sekolah bahkan polisi percaya."

Rose terdiam. Ia seperti tidak asing dengan cerita itu namun, dia lupa dimana ia pernah mendengarnya.

"Tapi, tenang saja. Kutukan itu sudah tidak ada, ku harap," ujar Heejin dengan memelankan kata terakhirnya.

"Baguslah kalau begitu. Aku jadi kasihan dengan keluarga murid itu. Pasti mereka merasa sangat tertekan dengan kematiannya," kata Rose.

Heejin mengangguk.

'Ya, sangat tertekan.'

•••

"Dari mana?" Tanya Chaeyeon.

"Rooftop." Rose langsung menuju tempat duduknya dan duduk. Tidak lama kemudian Mr.Kim selaku walikelas masuk ke dalam kelas.

"Perhatian semua. Seperti sebelumnya, kali ini sekolah kita akan mengadakan perkemahan terbuka. Untuk perkemahan kali ini kalian di bebaskan dari tugas apapun. Dan diharapkan semuanya untuk ikut."

Suasana kelas langsung ricuh saat mendengar ucapan Mr.Kim.

"Sekarang kalian boleh pulang!" Mr.Kim pun pergi meninggalkan kelas.

"Kalian ikut?" Tanya Rose sambil membawa tasnya.

"Pasti!" Jawab Eunha antusias.

Mereka meninggalkan kelas dan berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.

Rose yang sedang menunggu Taehyung melihat gadis yang ditemuinya tadi. Entah dia atau bukan tapi, kali ini penampilannya lebih dewasa dibanding tadi.

"Hee—

"Rose?"

Rose menoleh dan mendapati Eunwoo di hadapannya. Teringat akan kemarin, Rose sedikit memundurkan langkahnya, menghindari Eunwoo.

"Ini dari temen gua." Rose melihat sebuah surat yang ada di tangan Eunwoo.

"Siapa?" Tanya Rose.

"Baca aja! Gua duluan."

Rose menatap kepergian Eunwoo dan surat itu bergantian. Tidak lama Taehyung datang dan dia menaruh surat itu di dalam tasnya.

•••

Clue : jangan lupakan kejahatan di masa lalu, karena akan ada dendam di masa yang akan datang.

Clue : jangan lupakan kejahatan di masa lalu,  karena akan ada dendam di masa yang akan datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buku dengan genre yang sama dengan cast 97 line. Jangan lupa dibaca!!!!

[✔️] 𝐭𝐰𝐨 𝐝𝐢𝐦𝐞𝐧𝐬𝐢𝐨𝐧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang