16. Kecewa

28.5K 3.6K 184
                                    

Kota batik. Sudah lima hari Mira berada di kota tersebut. Di salah satu bangunan yang menggelar acara terakhir peragaan busana. Malam kemarin, ia sudah memamerkan beberapa pakaian rancangannya. Mira bersyukur karena rancangannya disambut dengan antusias oleh banyak orang.

Di tempat itu, Mira melupakan masalahnya. Tujuannya berada di sana pun memang untuk melupakan masalahnya dengan Sean. Satu bulan waktu yang Sean berikan sudah habis. Seharusnya pun kemarin ia datang menemui keluarga Sean. Tapi jangan harap. Mira tidak akan mau sekalipun ia berada di Jakarta. Ya, ia menghindari Sean. Ratusan panggilannya tak dijawab, ratusan pesan Sean pun tak dibalas. Mira akan dengan setia menunggu pria itu lelah.

Duduk di salah satu kursi dengan Elin di sebelah kirinya, Mira berada di barisan paling depan di sisi kanan untuk melihat para model yang berjalan di catwalk.

"Malam ini artisnya siapa? Aku belum cari tahu."

Mira menoleh untuk menjawab pertanyaan Elin. "Katanya ada Mbak Zaskia Meka, ada Mbak Donita sama suaminya juga. Terus... Hmmmm aku lupa."

"Mereka mau pakai rancangannya siapa?"

Mira mengedikkan bahunya. Dia juga belum tahu. "Kita lihat aja," ujarnya sambil melihat ke depan dan merasakan kursi kanannya sudah diisi oleh seseorang.

"Kamu besok mau pulang?"

"Iya. Acaranya juga selesai nanti sore, kan?"

"Iya sih. Tapi apa gak mau jalan-jalan dulu? Ini kota batik, loh."

"Kayaknya enggak. Aku udah lima hari di sini. Mungkin lain kali aja balik lagi. Lagipula, aku ada banyak urusan di Jakarta."

"Urusan sama saya juga belum selesai."

"Astaghfirullahaladzim."

Mira terlonjak. Hampir-hampir ia berdiri kalau saja ia tak sadar dirinya ada di kursi paling depan.

"Se-Sean?"

Pria itu menoleh ke arahnya. Tak ada senyum menyebalkan di wajahnya. Hanya ada raut serius yang mencekam.

"Kenapa telfon saya gak pernah diangkat?"

"Ka-kamu ngapain di sini?"

"Saya bertanya lebih dulu."

"Hak saya mau angkat atau enggak."

"Kalau gitu hak saya mau ada dimanapun."

Mira hendak bicara kembali, namun seorang MC sudah meramaikan suasana, membuat keheningan terjadi diantara penonton. Lampu sudat tersorot ke arah catwalk yang pinggir lantainya pun berhiaskan lampu. Berusaha tak mengindahkan kehadiran Sean, Mira memandang ke arah depan.

"Itu Sean, yah?"
Pertanyaan Elin hanya Mira beri anggukan. Sementara fokusnya masih tertuju ke depan, melihat MC acara yang merupakan seorang artis sedang berbicara.

Namun, ketenangannya dirusak oleh seseorang yang ada di sisi kanan. Pria itu berbisik begitu dekat di telinga sampai membuat Mira reflek menoleh dan menjauhkan kepala.

"Malam ini kamu pulang sama saya!"

"Berhenti seenaknya!"

"Kamu yang harus berhenti seenaknya!" Sean malah mendebat. Kepalanya yang tertunduk hingga sejajar dengan wajah Mira membuat wanita itu memberi jarak aman dengan duduknya.

"Kenapa jadi saya?"

"Kamu pergi tanpa ngabarin saya. Telfon gak diangkat, pesan gak dibalas. Siapa yang seenaknya sekarang?"

"Memangnya kamu siapa sampe saya harus kasih kamu kabar?"

"Kamu lupa kalau saya calon suami kamu?"

OseanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang