"Gak usah mikir macem-macem!"
"Mulut looo."
Mira berdesis, kembali bicara sepelan mungkin pada Rere yang kini sedang melakukan panggilan suara dengannya. Sedangkan di sebelah Mira, Sean sedang sibuk menyetir.
"Ya tidur lah."
"Emang gak seharusnya gue dengerin lo ngomong."
"Udah ah, assalamu'alaikum."
Mira menghela napas kasar sambil menaruh ponselnya kembali ke dalam tas. Gerah rasanya mendengarkan Rebecca bicara soal malam pertama. Padahal Rebecca saja belum menikah. Kenapa sepertinya dia yang paling banyak memiliki pengalaman?
"Kamu emang gampang kebawa emosi atau gimana? Punya masalah kejiwaan?"
Pertanyaan sembarang itu sudah jelas berasal dari siapa. Ya tentu pria yang sedang menyetir di sebelahnya.
"Saya emang paling gak bisa sabar kalau udah ngehadapin kamu sama Rebecca kalau dia lagi kumat."
"Kumat?"
"Iya. Kadang pikiran sama mulutnya gampang ngomong kotor."
"Oh."
Sudah, hanya itu respons dari Sean. Tapi Mira malah senang. Karena semakin banyak Sean bicara, ia malah semakin kesal.
"Kita emang harus banget ketemu orang tua saya hari ini?"
"Mereka kan minta ketemu."
"Tapi maksud mereka gak hari ini juga. Kita bahkan baru menikah kemarin. Kalau pengantin normal, mungkin belum keluar dari kamar sepagi ini."
Sepagi ini katanya? Padahal jelas-jelas Mira tahu sekarang sudah hampir pukul sepuluh. Entah maksud Sean sepagi ini itu apa.
"Kita bukan pengantin normal," jelas Mira, membuat Sean melirik melalui ekor matanya.
"Saya merasa normal. Mungkin kamu yang enggak."
Jadi maksud Sean, Mira gila? Ya biarlah dia bicara apa. Semakin diladeni nanti malah semakin menjadi.
"Kira-kira orang tua kamu mau apa, yah?" Mira merubah topik, dan berharap Sean tidak menjawab ngawur.
"Mereka kan gak sempet ngobrol sama kamu. Ya mungkin cuma mau ngobrol." Akhirnya mulut Sean waras.
"Gak ditanya macem-macem kan yah?"
Sean hanya mengedikkan bahunya, pertanda tak tahu.
"Kamu udah telfon mereka? Mereka ada di rumah?"
"Ada mama."
"Kamu anak satu-satunya kan?"
Sean menoleh tepat saat mobil berhenti karena lampu merah. "Saya rasa pertanyaan itu udah terlalu terlambat."
Mira hanya meringis, karena ia juga menyadari itu. Sudah menikah, tapi baru bertanya hal seperti ini. Dan jujur saja, selama ini Mira memang tak tahu banyak tentang Sean. Berbeda dengan Sean yang sudah mengetahui setiap hal tentang dirinya bahkan sampai ke hal-hal yang Mira sendiri tak sadari.
"Maklum aja, saya kan gak pernah berencana menikah sama kamu. Ya jadi mana ada kepikiran buat cari tahu tentang kamu."
"Jadi sekarang udah kepikiran?"
"Mau gak mau harus kepikiran, kamu kan suami saya."
Sean hanya mengangguk-angguk sambil kembali melajukan mobil.
"Jadi bener kan kamu anak satu-satunya?"
"Enggak. Saya anak pertama."
Wah, sebuah fakta mengejutkan mengingat Mira tak pernah melihat adik Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Osean
RomanceRomance-Comedy "Welcome to the game. Let's see who will win." -Osean Samudra- *** Osean Samudra. Saat kamu mendengar nama itu, mungkin kamu akan membayangkan lautan yang luas, atau... Malah membayangkan salah satu taman hiburan di Ancol- Ocean Dream...