21. Si posesif & si pencemburu

34.5K 4.1K 826
                                    

Gak nyangka ternyata part kemarin rame wooyy 🤣🤣🤣

Oke, sekarang ramein lagiii biar gak jadi hiatuusss wkwkwk


***

"Saya udah bilang, kalau kamu mau pergi, izin ke saya lebih dulu."

"Memangnya kamu siapa? Kenapa saya harus minta izin ke kamu?"

"Berapa kali harus saya ingatkan kalau saya calon suami kamu?!"

Mira mendengus tak suka mendengar kalimat itu. Memang siapa yang mau jadi istri dia? Bisa-bisa Mir darah tinggi.

"Berapa hari kamu di Surabaya?"

"Dua hari."

"Sama siapa?"

"Sela."

"Mau ketemu siapa?"

"Saya ke sini mau kerja. Kamu kira mau ketemu siapa?"

"Saya tau kamu mau ketemu orang juga di sana."

Glek

Memang tidak seharusnya Mira membohongi Sean. Lagipula, kalau sudah tahu kenapa harus nanya sih?

"Saya tanya ke kamu cuma mau tes kamu jujur atau enggak."

Oh begitu. Jadi sekarang ia sudah ketahuan pembohong. Bagus kalau gitu. Mungkin Sean jadi tidak mau menikah dengannya.

"Saya emang pembohong. Jadi sebaiknya—"

"Jadi sebaiknya saya susul kamu ke sana."

"HAH?!"

Tut tut

Adakah yang sama terkejutnya dengan Mira? Serius. Mira masih tak menyangka kalau ia bisa terjebak dengan seorang pria seperti Sean yang bisa melakukan semua hal seenaknya. Dan apa katanya? Sean orang sibuk? Sepertinya kalimat yang lebih tepat sekarang adalah Sean sibuk mengganggunya.

Mira merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur hotel yang nyaman. Ya, ia memang baru saja sampai. Tepat saat ia masuk ke kamarnya itu Sean menelfon karena mungkin tidak bisa menemuinya di Jakarta. Mira memang pergi dengan sembunyi-sembunyi dari Sean. Pria itu sungguh luar biasa posesif padahal mereka saja belum menikah.

Tunggu! Kenapa Sean posesif padanya? Tidak. Itu tidak benar. Sean hanya ingin mengganggunya. Hanya itu.

Merasakan ponselnya kembali bergetar, Mira mendekatkan benda itu ke telinga setelah menjawab panggilan dari Sela. Padahal wanita itu ada di sebelah kamarnya. Tapi mungkin terlalu malas jalan ke sini, jadi menelfonnya.

"Assalamu'alaikum, Mbak."

"Wa'alaikumussalam. Kenapa, Sel?"

"Dress Hauwa kok cardi nya gak ada yah, Mbak."

"Kamu udah masukin atau belum?"

"Tadi pagi Mbak yang terakhir pegang."

Ah iya.

"Oh iya iyah, ada di koperku kok."

"Oh alhamdulillah. Yaudah kalo gitu Mbak. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Mira menghela napas lega karena tadi begitu kaget. Kalo sampai ketinggalan bisa gawat. Pasalnya itu adalah pakaian yang akan ia gunakan untuk peragaan busana nanti. Ya, Mira yang akan menjadi model untuk satu pakaiannya yang tadi Sela sebutkan. Deg-degan, pasti. Tapi ada yang lebih membuat Mira deg-degan, yakni Sean yang ingin datang menyusulnya. Pria itu benar-benar nekat.

OseanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang