"Saya Almira." Almira memperkenalkan diri kepada seorang wanita paruh baya yang ia salimi tangannya. "Maaf Tante, saya gak sempet beli apa-apa, Sean kasih tahu soal ini waktu di mobil pas kita baru sampai."
Tanpa disangka wanita paruh baya bernama Bunga itu terkekeh, tak mempermasalahkan keadaan yang ia jelaskan. Padahal Mira harap setidaknya ia ditatap sinis. Lalu orang tua Sean tak setuju Sean dengannya. Lalu Sean tak mendapat restu. Lalu Mira tak jadi menikah. Yeeyy.
Tapi, itu hanyalah khayalan Mira saja. Karena respons yang ibu Sean berikan, malah seperti ini...
"Kamu gak usah bawa apa-apa. Tante udah seneng lihat kamu datang sama Sean."
Mira tersenyum, atau lebih tepatnya meringis. Kenapa wanita ini malah senang melihat Sean datang membawa dirinya? Apa yang membuatnya senang?
Kemudian, Mira beralih ke pria paruh baya yang berdiri di sebelah wanita tadi. Namanya Bara, dan dia sangat mirip dengan Sean. Atau lebih tepatnya, Sean sangat mirip dengannya. Sudah jelas lah yah siapa Bara ini.
Mira merasa tak enak saat melihat Bara mengulurkan tangan. Tapi dengan cepat ia menangkup tangannya, berharap pria itu mengerti.
"Maaf, Om."
"Oh iyah, Om yang minta maaf."
Beruntungnya pria itu mengerti, lalu ikut menangkup kedua tangannya dengan senyuman hangat. Detik selanjutnya ia melirik putranya yang tak pernah jauh-jauh dari Mira.
"Om heran, kamu kok bisa sama Sean?"
Mira mendengar Sean mendengus. Sepertinya tak suka dengan pertanyaan itu. Rasanya ingin jujur kalau Sean tak memberinya pilihan lain. Tapi sepertinya kejujuran itu akan terdengar tidak baik. Alhasil Mira hanya bisa tersenyum daripada harus berbohong.
"Saya juga minta maaf karena saya, Sean jadi terlambat."
"Gak papa. Acaranya belum dimulai kok."
Wanita bernama Bunga ini meraih tangannya, lalu menggandeng lengan kirinya. Hal ini membuat Mira terkejut karena tak menyangka kalau keluarga Sean sangat hangat. "Ayo sapa yang lain."
"Ma."
Mira menoleh ke arah Sean yang nampak siaga. Kenapa sih pria itu?
"Kamu ini. Tenang aja! Mana ada yang berani ambil Mira dari kamu?"
Apa katanya? Jadi, Sean takut kalau dirinya diambil orang lain? Apa iya seperti itu? Apa tujuannya coba? Memangnya Mira anak kucing sampai bisa diambil orang lain? Huh, dasar Sean induk bebek.
Sekali lagi Mira mendepati Sean hanya mendengus. Aneh. Pria itu sangat jarang bicara sejak ia masuk ke dalam restoran.
Mira diajak berkeliling oleh Bunga. Diperkenalkan satu per satu dengan keluarga besar Samudra.
"Kal Al, astaga. Aku gak nyangka ketemu Kak Al di sini."
Mira mengerjap. Tentu terkejut karena wanita berjilbab cream itu menyapanya dengan ceria. Sedangkan dirinya tidak mengenalnya.
"Ini salah satu sepupu Sean. Namanya Airin."
"Aku fans kakak loh."
"Ha?" ya, Mira tak menyangka akan mendengar ini dari salah satu keluarga Sean. Bukankah keluarga Samudra bukan keluarga biasa? Setidaknya, sepupu Sean ini nge-fans sama designer yang lebih wah gitu. Yang di luar negeri atau yang sudah lebih lama ada di dunia design. Bukan dirinya.
"Iya. Aku udah follow instagram kakak. Kakak tuh masya Allah cantik banget. Udah gitu ramah lagi. Rancangan bajunya bagus-bagus. Lihat nih, aku pake."
KAMU SEDANG MEMBACA
Osean
RomanceRomance-Comedy "Welcome to the game. Let's see who will win." -Osean Samudra- *** Osean Samudra. Saat kamu mendengar nama itu, mungkin kamu akan membayangkan lautan yang luas, atau... Malah membayangkan salah satu taman hiburan di Ancol- Ocean Dream...