17. Awkward

28.7K 3.5K 207
                                    

Benar memang. Sean memaksa, bukan meminta. Buktinya, malam ini mau tak mau Mira sudah berdandan cantik dan rapih. Itu semua karena Sean menjemputnya ke rumah sekitar satu jam yang lalu. Ya, Mira butuh waktu untuk bersiap selama itu karena Sean datang tiba-tiba. Dan jika bukan karena bujukan ibunya, Mira tak akan mau ikut.

Mira menarik napas panjang sebelum ia menuruni anak tangga rumahnya. Dari lantai atas ia dapat melihat Sean sedang mengobrol dengan sang ayah di ruang tengah. Siapapun pasti akan sangat setuju kalau Sean luar biasa tampan malam ini. Mira juga menyetujui itu. Tapi itu bukan berarti hatinya langsung luluh. Sean masih tetaplah Sean yang menyebalkan sekalipun rupanya sangat tampan.

"Mah, nanti kalau Arkan pulang, bilang aja aku lagi makan malem di luar."

Mendengar suara itu, kedua pria yang duduk di sofa menoleh. Yang satu tersenyum hangat, satu lagi tertegun sampai tak bisa mengerjap.

"Memang kenapa kalau bilang kamu makan malem sama Sean?"

"Nanti dia susulin aku."

Andira terkekeh. Namun sepertinya Mira benar karena yang ia tahu pun, putranya sama sekali tak menyukai Sean. Andira merasa aneh dengan itu, padahal Sean sangat ramah, sopan dan baik. Kenapa prianya tidak suka? Harusnya kan senang karena Sean bisa dijadikan sebagai panutan mengingat bahwa ia merupakan pebisnis yang sukses di usia muda.

Berjalan ke arah dua orang pria yang sudah berdiri menyambutnya, Mira menghampiri Bima yang tersenyum bahagia.

"Cantiknya putri papa."

"Ih apasih, Pa? Aku dandan kaya biasa kok."

Mira mengulurkan tangan, hendak menyalimi sang ayah, lanjut kepada ibunya dan berakhir menatap Sean yang masih tak bersuara.

"Ayo."

Mira lihat pria itu mengerjap beberapa kali. Lalu tersenyum kikuk yang membuat Mira merasa kalau di depannya bukan Sean.

Sean turut menyalami tangan kedua orang tuanya, membuat Mira membuang muka karena tak suka melihat pemandangan itu. Setelah itu pria tersebut izin membawanya pergi dan pamit. Mira berjalan lebih dulu, membiarkan Sean melangkah di belakangnya. Waktu menunjukkan pukul delapan malam. Mira rasa, karena dirinya Sean sudah terlambat datang selama satu jam. Tapi Mira tak peduli. Toh, Sean yang memaksanya untuk ikut.

Mereka berjalan menuju mobil dalam keheningan. Sampai akhirnya pintu mobil terutup dan mereka sudah di dalam, Sean menunjukkan sifat aslinya.

"Kamu ngapain dandan begini, sih?"

Mira mengernyit, tak mengerti. "Jadi kamu mau saya kelihatan kaya singa baru bangun tidur dikesan pertama ketemu keluarga kamu, gitu?"

"Ya gak gitu. Saya gak nyangka aja. Untuk orang yang dipaksa ikut, kamu mau repot terlihat sempurna di depan keluarga saya."

Sempurna? Mira sendiri merasa penampilannya biasa saja. Kenapa Sean menilai terlalu berlebihan?

"Oh, jadi saya kelihatan sempurna?!" Untuk pertama kalinya Mira menggoda pria itu. Dan berhasil. Sean berdecak dan membuang muka.

"Seenggaknya, kalau nanti gak mau saya gandeng, kamu jangan jauh-jauh dari saya."

"Maksudnya? Kamu bilang ini cuma makan malem keluarga, kan? Kenapa saya harus jauh-jauh?"

Namun, Mira tak mendapati jawaban. Si menyebalkan Sean melajukan mobilnya dengan tenang. Wajahnya nampak kesal, entah karena apa. Padahal harusnya Mira yang kesal karena tak diladeni. Tunggu, apa karena ia berdandan si Sean jadi kesal? Pria aneh ini sungguh sangat ajaib. Tahu begitu Mira datang memakai daster tidurnya saja sekalian.

OseanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang