•Bab 9•

251 25 2
                                    

Pagipun datang Lira yang sudah bangun dari tidur nyenyaknya, mulai melakukan kegiatannya.

Lira tidak menyangka kalau Julian bisa bersikap baik dan romantis seperti tadi malam, sebenarnya Lira belum terlalu terlelap waktu Julian mengecup keningnya.

Sedikit demi sedikit pikiran Lira dipenuhi adegan saat Julian mencium keningnya.

"Pagi Lira sudah bangunkah " sapa Nick ramah

Tapi Lira tidak langsung menjawab dan tersenyum dengan lebarnya mengingat kejadian semalam, Nick yang tidak mengetahui arti senyuman Lira berjalan mendekatinya dan melambaikan tangannya di depan wajah Lira

Lira yang tersadar pun langsung terkejut mendapati Nick berada didepannya.

"Ehhh... pagi Nick, ada apa datang kemari? " sapanya setelah menguasai diri dari rasa terkejutnya

"Ini, Tuan Julian akan mengajakmu untuk berkencan, ehh maksudnya jalan-jalan." Goda Nick setelah tahu arti senyuman Lira

Tak mendengarkan balasan dari Lira, Nick langsung keluar dari kamar Lira.

Lira pun akhirnya bersiap-siap untuk berkencan sehari bersama pria yang ada dipikirannya, Lira berjalan menuju depan untuk mencari Julian dan melancarkan idenya yang ada dipikirannya saat ini.

"Julian apa hari ini kita akan pergi sebentar? Ahh bagaimana kalau setelah ini kita jalan-jalan ke Mall cari baju, nonton, dan makan malam romantis? " ucap Lira dengan kecerewetannya.

Julian tidak menjawab hanya kembali meminum kopinya, Lira yang tidak mendengarkan omongan Julian pun mencibikan bibirnya tanda dia kesal.

Akhirnya setelah ke terdiam yang lama, Lira kembali merengek kepada Julian agar apa yang dipikirkannya bisa terwujud.

Entah kenapa jika bersama Julian Lira bisa menjadi orang yang berbeda.

Julian berdiri dan berjalan, lira yang melihatnya pun mengikuti langkah kaki Julian yang panjang.

Lira mengikuti Julian kemana pun Julian pergi, Julian awalnya sedikit risih namun dia sadar Lira keras kepala.

Sengaja atau tidak Julian mengandeng tangan Lira, membawanya menuju bagasi mobilnya berada.

"Baiklah untuk kali ini aku turutin perintahmu" kata Julian dengan sedikit menahan emosi

Tetapi seketika emosi itu hilang begitu saja saat Lira tidak sengaja mengecup pipinya, Lira sangat senang bisa berkencan dengan Julian.

Julian membawa Lira ke salah satu Mall yang masih dalam lingkungan milik Jhohan, jika dia membawa Lira ke Mall miliknya bisa-bisa Lira akan pulang dan dia sendirian.

Julian tidak sadar bahwa dia selalu memikirkan Lira, ekspresi Lira yang selalu berubah-ubah. Wajah yang selalu Lira perlihatkan kepadanya sungguh mengemaskan baginya.

Julian sadar bahwa rencana licik Jhohan telah berhasil, tapi dia tahu itu karena dirinya sendiri yang tidak bisa menguasai bahasa tubuh seseorang saat jatuh.

"Julian, apa kita akan berjalan-jalan seperti seorang pasangan? Berakhir di makan yang romantis? " angan Lira

Julian hanya menganggukkan kepalanya tanpa sadar, Lira yang melihatnya pun kesenangan sambil matanya berbinar-binar.

Lira tersenyum lebar kepada Julian karena mau menerima ajakannya, Julian tidak tahu mengapa Lira tersenyum namun dia juga ikut tersenyum tipis.

Lira menceritakan banyak hal kepada Julian, sebagai pendengar yang baik Julian hanya diam saja tanpa mencela sedikitpun omongan Julian.

The Syndrom [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang