•Prolog•

1.1K 61 1
                                    

Semuanya berlalu begitu saja, membuat aku terlahir menjadi pecundang. Tak ada yang mengerti aku bahkan kedua orang yang mencampakkan aku hingga membuatku menjadi seorang pecundang yang brengsek.

Masa kecilku penuh dengan tekanan, cacian dan makian orang-orang. Dilempari batu, kotoran bahkan diludahi sudah pernah kualami. Katanya aku anak haram. Tapi aku mempunyai kedua orang tua. Bagaimana bisa aku disebut anak haram?

Saat aku pulang kerumah, semuanya menghilang bahkan kedua orang tuaku. Aku sendirian sekarang. Tak ada yang menemaniku bahkan bayanganku pun pergi meninggalkanku dikegelapan.

Saat hendak keluar, aku melihat seorang pria berjas mengulurkan tangannya mengisyaratkan bahwa aku harus menyambut uluran tangan itu. Dan saat itu aku tak kesepian lagi.

***

"Papa, Lira gak mau dipaksa. Lira mau cari jalan sendiri buat kehidupan Lira mendatang. Lira itu udah besar dan cukup umur untuk hidup sendiri." Ujar gadis berparas ayu dengan tinggi semampai dan rambut perak yang menawan.

"Terus kamu maunya gimana? Papa ngomong gini karena papa peduli dan gak mau kamu jadi orang yang gagal." Balas Ayahnya kekeh.

"Lira mau jalanin keinginan Lira sendiri tanpa ada campur tangan papa." Balas gadis bernama Lira itu.

"Jadi kamu gak mau lanjutin bisnis papa?"

"Papa, Lira udah pernah bilang bahwa Lira gak tertarik sama bisnis. Lira lebih suka interior. Untuk kali ini kabulin keinginan Lira pa." Ujarnya sambil memohon.

"Terserah Lo aja. Gue udah pusing dengerin debat kalian. Gue pusing beneran." Bentak anak tertua keluarga itu sambil menuruni tangga.

Lira buru-buru pergi keluar dari rumah itu dan memacu mobilnya agar tak diamuk oleh kedua lelaki yang menurutnya menyebalkan.

"Gue harus pergi jauh. Gue gak mau dipaksa dan disuruh sekarang. Gue udah 19 tahun hellow... bukan bocah lagi." Gerutunya disela-sela menyetir.

Saat mobilnya terpacu keras, tiba-tiba ada seseorang yang lewat dihadapannya membuatnya mendadak berhenti dan terbentur stir. Dan itulah hari terakhir dia melihat dunianya tanpa tahu bahwa sebentar lagi kegelapan akan menjemputnya untuk waktu yang lama.

"Saya sudah menemukannya, tuan."

Bersambung

5 April 2020

Hello readers ini adalah projek kolaborasi AP. Semoga cerita ini bisa dinikmati dan seru. Jangan lupa juga Vote dan komennya biar kita rajin update cerita.

Dibuat oleh grup Excellent People.

The Syndrom [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang