•Bab 13•

199 21 0
                                    

Julian memeluk Lira hangat membuat Lira menangis tersedu-sedu, dia sangat menyesal karena telah memukulnya dan menamparnya dengan keras. Seharusnya dia tidak semarah itu tapi amarahnya tak bisa dikendalikan meskipun dia tak mau melakukan itu.

Melihat pemandangan didepannya, Jhohan semakin ingat masa lalunya yang indah bersama Kalista dan Brama.

Flashback on

"Jhohan, Brama! Hari ini perayaan ulang tahunku ke 17 tahun. Kalian mau temenin aku ke mall?" tanya gadis berparas imut namun petakilan itu.

Jhohan dan Brama tersenyum senang. Dua lelaki yang menaruh perasaan yang sama pada gadis yang sama. Dan buruknya mereka berdua bersahabat. Tidak ada yang mau mengalah dalam hubungan rumit ini, tapi kita juga tidak tahu siapa yang akan menang akhirnya.

"Baju ini bagus dikenakan oleh Brama! Kamu tampak tampan dan mempesona saat memakai ini." Perkataan yang spontan membuat hati Jhohan terasa sakit. Kalista tidak menyadari bahwa Jhohan menaruh hati padanya.

"Kalista, pilihkan aku juga." Titah Jhohan dengan nada sedikit kasar.

"Ini. Kamu tampak keren seperti biasanya." Hanya pujian sederhana yang disampaikan Kalista membuat Jhohan menatap kearah Brama dengan tajam tanpa Brama sadari.

Memang patut diakui, bahwa Brama sangat tampan dan mempesona tapi Jhohan juga tidak buruk. Dia hanya beraura arogan tidak seperti Brama yang maskulin dan cenderung kalem. Mungkin tipe Kalista seperti Brama.

"Jhohan bisa bawakan barang ini? Aku ingin membeli es krim dengan Brama," untuk kesekian kalinya Jhohan diacuhkan dan dianggap hanya suruhan mereka berdua. Jhohan sangat kesal tapi dia masih memikirkan perasaan dan persahabatan mereka.

***

Hari ini dimana hari kelulusan mereka. Kalista diberi banyak bunga oleh semua pria karena dia memang gadis idaman kaum pria. Begitupun Brama dan Jhohan yang membawa bucket untuk Kalista.

Jhohan sudah siap ditempat untuk memberikan ini pada Kalista, namun sebelum dia menghampiri Kalista, dia melihat Brama menghampiri dan memberi bucket yang indah.

"Ini untuk gadis tercantik yang pernah kutemui. Happy graduation day Kalista." Dengan cepat Kalista memeluk Brama seraya berterima kasih kepada Brama.

Jhohan yang melihat itu hanya bisa tersenyum pasrah dengan keadaan sekarang. Dia sudah kalah. Brama sudah memiliki hati Kalista sekarang. Yang bisa dia lakukan adalah mendukung sebagaimana peran pendukung dalam suatu cerita. Menyedihkan. Namun, ini jalan satu-satunya.

***

Kalista dan Brama berkencan dan berpacaran. Mereka menghabiskan waktu bersama, hingga suatu hari Kalista diajak makan malam disuatu restoran dengan Brama. Namun naasnya, Brama tak datang dan itu membuat Kalista sedih. Lalu dia menelpon Jhohan untuk datang menemaninya. Jhohan pun datang dan menghibur Kalista dengan mengajaknya ke bioskop dan jajan dipedagang kaki lima.

"Terima kasih Jhohan telah mengajakku jalan-jalan dan makan. Malam yang indah," ucap Kalista membuat Jhohan tersipu malu. Dia rasa dia masih memiliki peluang untuk menjadi seseorang yang dicintai oleh Kalista. Yang dia harus lakukan adalah memberikan kasih sayang yang belum pernah dilakukan oleh Brama.

***

"Jhohan..." teriak Kalista sambil menghampiri Jhohan yang sedang duduk di bangku taman. Jhohan menyadari dari dekat bahwa Kalista sedang menangis.

The Syndrom [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang