•Bab 3•

378 34 0
                                    

Tak bosan mengingatkan, jangan lupa untuk memvote sebelum membaca karena itu membuat author semakin rajin update.

Hipi riding 😚

Lira membuka matanya perlahan, pandangannya berkunang-kunang. Dia terkejut merasakan badannya yang sulit digerakkan, tangannya terikat. Lira menggeliat mencoba menghilangkan rasa sakit yang memenuhi anggota badannya.
Pintu terbuka menampilkan sosok pria yang mengenakan pakaian serba hitamnya sedang melangkah kerah Lira.

“Sudah bangun nona?” tanya sang pria sembari menyunggingkan senyum mengerikan.

“Lepaskan aku! Apa yang kau ingin kan dariku hah?! Ayahku akan memberikan uang yang kalian inginkan, lalu apalagi yang kau inginkan berengsek?!” Maki Lira yang sedang mencoba melepaskan ikatan ditangannya.

Pria itu melangkah mendekati Lira merasa di remehkan oleh wanita yang berada tepat didepannya ini.

“Tenang saja nona, aku tak akan menyakitimu jika kau dian dan ikuti permainannya” Pria itu berjongkok menyejajarkan tingginya dengan Lira dan mengelus pelan pipinya.

***

“Bagaimana sudah kau siapkan uangnya Bram?" Tanya seseorang dari seberang sana melalu telepon genggam milik Brama.

“Akan aku bawakan sesuai keinginanmu, kirimkan saja lokasinya, dan jangan coba-coba menyentuhnya apalagi melukainya Jhohan” Tegas Braman dengan nada yang tak bisa terkontrol.

“Tenang saja putrimu ini sangat cantik Bram, dan juga cerewet.” Ucap Jhohan terkekeh. Namun tidak dengan Brama. Dia benci sebenci-bencinya pada lelaki yang sedang menelponnya itu.
“Jangan kau sentuh putriku brengsek! Dan segera kirimkan alamatmu” Geram Bram
“Baiklah akan aku kirimkan alamatku.” Ucap Jhohan dan mematikan teleponnya sepihak

Ting.

Brama melirik handphone sudah ada alamat yang dikirimkan Jhohan untuknya. Ia melangkah sembari menyeret satu koper. Menghampiri Zura dan menyuruhnya untuk segera mengikutinya.

“Sabarlah Lira ayah dan kakak akan menyelamatkanmu.” gumam Brama melangkahkan kakinya menuju mobil yang telah disiapkan.

***

"Julian, temui Brama di gudang pembakaran bata." Ujar Jhohan dibalas anggukan oleh Julian.

Sedangkan Brama dan Zura sudah sampai di lokasi yang sudah dikirimkan oleh penelpon tadi. Dia menelpon nomor tadi dan mengatakan bahwa dia sudah ada di lokasi.

"Dimana kamu brengsek? Aku sudah berada ditempat yang sudah  kau tentukan." Gertak Brama yang kesal. Dia melirik kesana-kemari untuk melihat keberadaan penculik itu.

"Letakkan koper itu kedepan pintu gerbang gudang, dan segera pergilah. Aku tak akan mengembalikkan putrimu karena kamu diam-diam membawa polisi dibelakangmu." Ucapan itu cukup membuat Brama tertegun, bagaimana dia tahu bahwa polisi sedang ada dibelakang?

"Jangan beri tahu polisi keberadaanku, jika tidak putrimu yang menanggungnya."

Dengan cepat Brama menyimpan koper berisi uang itu kedepan gerbang gudang.

"Aku sudah menyimpannya. Sekarang serahkan putriku brengsek!"

Tut... Tut...

"Ah, sial!" Rutuk Brama saat telponnya dimatikan sepihak oleh penculik sialan itu.

Bersambung

08 April 2020

Jangan lupa vote dan komen yorobun.

The Syndrom [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang