•Bab 21•

140 15 0
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen agar author rajin update cerita baru.

Hipi riding 😚

Setelah Lira dijemput paksa oleh Zura—kakak Lira. Julian sedikit takut jika saja Jhohan mengetahui keberadaan Lira, sudah tidak ada di dekatnya lagi.

Nick yang melihat kekhawatiran Julian menenangkan Julian agar tidak khwatir, Nick pasti akan sama berada diposisi Julian saat ini.

Tanpa mereka sadari Jhohan sudah mengetahui bahwa kakak Lira membawanya melarikan diri, dari rumah Julian.

"Julian untuk kali ini saja tidak ada maaf untukmu, kau sudah menghilangkan penghasilanku yang cukup besar itu." kata Jhohan dibalik dinding rumah Julian

Tanpa kata Julian memasuki rumah itu dengan diikuti pengawal setianya, Julian yang mengetahui bahwa Jhohan sedang ada di dekat dirinya.

***

"Julian dimana Lira, aku ingin mengajaknya kerumah ku.. Untuk bermain-main sebentar" basa-basi Jhohan yang mengetahui dimana Lira berada

"L..i....r....a ehh..." sebelum selesai Julian berbicara Jhohan sudah terlebih dahulu memotong pembicaraannya "aku tahu kau membiarkannya untuk ikut bersama, dengan kakaknya itu kan Julian?" tanya Jhohan

"Bukan seperti itu Ayah.." belum juga Julian menjelaskan kepada Jhohan, Jhohan sudah terlebih dahulu menampar pipi Julian.

"SUDAH AKU KATAKAN PADAMU, JANGAN BERIKAN LIRA KEPADA KELUARGANYA. KAU TAHU DIA SATU-SATUNYA UANG YANG BISA AKU MILIKI" kemarahan Jhohan dengan memukuli Julian bertubi-tubi.

Julian yang belum siap menerima hanya pasrah, dipukuli oleh sang Ayah.

Jhohan tidak puas hanya memukul Julian, dia menampar mencaci maki Julian. Jhohan benar-benar tidak menyukai Julian yang terlalu dekat dengan Lira, meskipun itu semua rencananya.

"SUDAH KU KATAKAN PADAMU JULIAN, JANGAN HILANGKAN DIA, JANGAN BERIKAN DIA KEPADA KELUARGA. SEBELUM AKU MENYIKSANYA ATAU KAU YANG AKAN AKU SIKSA LEBIH DARI INI" setelah mengatakan itu Jhohan menginjak Julian dengan sepatunya

Julian meringis merasakan kesakitan dan kenangan buruk dalam hidupnya selama ini.

Jhohan tidak memperdulikan teriakan Nick Jhohan masih menyiksa Julian tanpa ampun, stelah dirasa cukup Jhohan pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Nick yang dari tadi harus melawan Jack, berhasil membawa Julian untuk kekamarnya.

***

"Antar aku ke kamar Lira saja." Lirih Julian yang masih didengarkan oleh Nick

Nick mengantarkan Julian ketempat biasanya Lira tempati, Nick membaringkan tubuh Julian dan meninggalkan sebentar untuk mengambil keperluan guna merawat Julian.

Sepeninggal Nick Julian sungguh terpukul, orang yang selalu Julian hormati dan selalu menjaganya. Merawatnya harus mengingatkannya pada masa kelamnya, Julian tidak pernah mendapati Jhohan sang Ayah angkat semarah itu dengannya.

Ini pertama kalinya, selama dia hidup dengan Jhohan dengan berani menyiksanya tanpa mendengarkan penjelasannya.

Julian masih ingat kenangan demi kenangan bersama Jhohan, dialah orang selain Nick dan Lira yang dia percaya.

***

Flashback

Seorang remaja yang hidup sebatang kara,hidupnya penuh dengan tantangan yang seiring waktu berjalan.

Suatu ketika dia harus bertemu dengan beberapa orang yang selalu menindasnya, selalu membuat hidupnya makin lama makin penuh dengan luka.

Pukulan demi pukulan selalu dia terima tanpa tahu penyebabnya, Rey namanya orang-orang yang selalu berpapasan dengannya pasti selalu memandangnya dengan jijik.

"Wih mau kemana nih Cupu? Kita main-mainlah dulu, udah lama kan kita gak main-main" kata salah satu anak muda yang lagi berkumpul.

Tanpa mendengarkan perkataan mereka Rey mempercepat jalannya, namun siapa sangka kaki salah satu anak mudah itu menjeglang kaki Ray. Alhasil Ray pun terjatuh ke tanah yang basah, bekas hujan turun siang itu.

Bukan menolong tapi banyak anak-anak mudah yang tertawa lepas, anak yang tadi berniat menolong Rey. Tapi Ray tahu itu hanya kamu flash saja.

***

Anak itu membawa Rey kedalam gudang tua dibelakang sekolah, gudang yang sudah lama tidak terpakai lagi. "Rey, elo jahat sekali ya kan kita ini teman-teman elo masa ditinggal begitu saja, elo kan tahu kita harus main-main dulu baru beristirahat bersama. Ah Rey lupa deh" kata anak itu panjang lebar dengan senyuman mautnya.

"Maaf kalau aku lupa, aku hanya ingin pergi ke uks sebentar saja. Badanku sedikit tidak enak" jawab Rey santai.

Tanpa menunggu lagi, mereka yang mengaku berteman sama Rey akhirnya melepaskan baju atas Rey dan memukul Rey. Tidak hanya memukul dan menampar Rey saja mereka juga bermain-main dengan pisau yang mereka bahwa.

Rey tidak bisa berontak, karena tangan dan kakinya sudah mereka ikat dengan tali yang mereka bawah setiap kali bermain dengan Rey.

Salah satu dari anak itu yang sedang merokok pun membuang kedalam telapak tangan Rey, Rey sungguh lelah dengan mereka semua. Saat Rey akan berontak mereka malah menyiram Rey dengan air kotor yang selalu mereka dapatkan entah Rey tidak tahu darimana.

Setelah puas mereka akan meninggalkan Rey,tanpa melepaskan ikatannya tertawa puas selalu Rey dengar setiap kali mereka selesai menyelesaikan permainannya.

***

Dengan berjalan terlatih Rey pergi dari gudang itu menuju tempat yang Rey sukai, Rey tidak bisa kembali kekelas karena dia lupa tidak membawa baju ganti. Sudah terlalu lama Ray menyendiri disini.

"Hay jangan bunuh diri, hidupmu masih panjang" teriak seseorang dari jauh, Rey yang takutpun berlari begitu saja.

***

Entah karena siyal atau apa Rey bertemu dengan beberapa preman di jalan buntu yang Rey lalui, preman-preman itu mendekati Ray seakan tahu Rey pun mundur.

Tanpa banyak kata beberapa preman itu mengepung Rey, Rey yang dikepung pun bingung Rey tidak bisa berkelahi dan luka yang dia dapatkan belum sembuh sepenuhnya.

Tanpa Rey sadari ketua dari preman itu langsung menyuruh semua anak buahnya untuk menghajar Rey, Rey yang tidak siap pun seketika tumbang begitu saja.

Para preman itu tanpa menunggu waktu lagi begitu saja memukuli Rey dengan apapun, balok kayu, dan beberapa senjata lainnya.

Tak lama dari itu sang Malaikat datang menyelamatkan Rey dari para preman itu, orang baik yang mengobati Rey dan mengangkat Rey menjadi anaknya dan orang kepercayaannya.

****

Julian tak sadar bahwa dia telah menangis, mengingat semuanya Julian tahu bahwa sang Ayah angkat tidak pernah sekalipun memukulnya. Dan pukulannya kini membawanya kedalam masalah lalu Julian yang kelam.

Masa lalu yang selalu disembunyikannya dibalik topeng wajahnya yang selalu dingin, Julian tidak pernah lupa bagaimana Jhohan mendidiknya dan mengubahnya seperti sekarang ini.

Nick datang membawa es batu dan kotak P3K, tanpa Julian sadari Nick tahu air mata yang keluar dari matanya.

"Apa segituh sakitnya, hingga laki-laki yang kejam seperti mu menangis?" canda Nick untuk menyairkan suasana yang sedikit kaku

Julian tidak menjawab pertanyaan Nick, Nick memulai merawat luka Julian yang banyak sekali mengobatinya dengan telaten sekali.

Bersambung

30 April 2020

The Syndrom [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang