DUA PULUH

470 44 1
                                    


Lima hari berlalu begitu cepat, lima hari itu pula Bia berjuang mati-matian berperang melawan soal-soal ujian tengah semester. Selama lima hari itu nyaris waktu Bia tersita untuk belajar dan mengerjakan tugas kelompok. Rasanya sudah lama Bia tidak berselancar ke dunia maya.

"I'm free..."

Bia melempar tasnya ke sembarang arah, membaringkan tubuh mungilnya di atas kasur. Bia memandangi ponselnya, apa lagi yang dilakukan kalau bukan untuk stalking instagram gebetan abadinya. Hanya ini yang bisa Bia lakukan, menjadi pemuja rahasia.

Puas menjelajah semua postingan Mas Ganteng dari yang terlama sampai paling baru, Bia mengecek semua notifikasi yang masuk. Entah sudah berapa lama Bia tidak membalas komentar pada tiap postingannya. Hingga pandangannya terhenti pada sebuah nama.

Bash_Yudha menyebut anda pada sebuah komentar

Dengan lincah jemarinya membuka kembali postingan yang sudah diunggahnya dua minggu lalu. Bia langsung terduduk begitu sadar jika ia sudah menggugah fotonya bersama Mas Ganteng saat di kafe keva. Bia terdiam, membaca dengan saksama satu bersatu komentar dari teman-temannya.

Dari: Lita_Elita: Eh pokoknya hutang cerita, titik!

Dari: Andini Nafaya: Uhuiii, sapa tu.

Dari: Cecilia: Pacar baru, say?

Dari: Deril Agung: Oppa...

Bia mendesis pelan, kedua sudut bibirnya terangkat. Ia tak bisa menyembunyikan tawanya. Entah karena geli atau hatinya yang merasa senang. Bia melanjutkan membaca komentar lain, sampai akhirnya ia menemukan si empunya foto ikut berkomentar.

Dari: Pramana Adji: cakep

Satu tangan Bia bergerak memegangi dadanya sendiri. Bia merasakan jantungnya berdetak cukup cepat.

"Argh...!!!"

Bia mendengus kesal, ia terlambat tahu jika ada komentar yang begitu dinantikannya. Bagaimana mungkin Bia bisa melewatkan momen langka semacam ini. Bia kembali menatap layar ponselnya untuk melanjutkan membaca dua komentar yang tersisa.

Dari: Candra Wardana: Oh jadi ini toh, senggol @Anggun Cantya, @Lita_Elita. Komentar tersebut berbalas. Dan lagi-lagi Bia histeris, ia berteriak kencang untuk meluapkan ekspresi kegembiraannya.

Dari: Pramana Adji: May...maybe yes..maybe no,wkwkwkw

Bia melonjak kegirangan, ia hampir dibuat gila karena seseorang bernama Pram. Siapa sangka di balik sikapnya yang cool selama ini, ternyata Mas Ganteng bisa melakukan hal selucu itu.

Drtt...Drtt...

Ponsel Bia berdering nyaring, Bia menatap layar ponselnya. Sebuah nomor yang tidak dikenal menghubunginya. Bia mengernyitkan kening, siapa pemilik nomor ini? Cukup lama Bia membiarkannya, hingga tak berselang lama ponselnya kembali berdering. Kali ini Bia tak pakai pikir panjang, ia memilih menerima panggilan tersebut, siapa tahu memang penting.

"Halo..."

"Halo, Bia."

Bia terdiam sebentar, cukup mudah baginya mengenali suara melengking itu.

"Hai, Nya.."

"Bi, sabtu ini ada acara nggak?"

"Hah? Eng-"

"Pengen maen ke kosan kamu boleh, Bi?"

"Eng, sabtu ini ya?" jawab Bia ragu.

"Apa mau sekalian jalan? Aku jemput gimana?

"Belum tahu, Nya. Aku kabarin deh secepatnya."

"Eh, tapi kalo kamunya nggak bisa nggak usah dipaksain lho, Bi. Sebisanya kamu aja."

"Iya, Nya. Aku nunggu info dari teman kos aku ya."

"Orait, kabar-kabar ya say..."

Sambungan terputus. Bia menatap layar ponselnya dengan pertanyaan yang masih menggantung. Kanya? Kenapa Kanya tiba-tiba ngajak ketemuan. Jangan-jangan Kanya tahu kalau Bia suka Pram. Atau mungkin Kanya akan meminta Bia untuk menjauhi Pram? Bia terus berandai-andai dengan berbagai kemungkinan.

"Auk ah," gerutunya. Bia kembali menghempaskan tubuhnya ke kasur dan melanjutkan menatap layar ponsel. Posisinya masih membuka postingan foto dirinya dan Mas Ganteng yang diuanggahnya beberapa waktu lalu. Tersisa satu komentar yang belum terbaca.

Dari: Bash_Yudha: Cie..ciee...

Bucin Kasta TertinggiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang