______________________________
________________________________________Sebuah ide yang menjadi karya menarik dan di nikmati banyak orang. Jadi untuk membuat si penulis merasa dihargai tolong vote⭐!
_________________________________________
______________________________Mature contect!
Happy reading
🍷
Jimin sudah berada di depan pintu apartemen milik Haera, menunggu wanita itu untuk keluar dari sana. "Ah Tuan Seo.. Sudah menunggu lama?" tanya Haera. Jimin tertegun melihat penampilan Haera yang menurutnya terlalu cantik dengan wewangian mawar menyebar di tubuhnya.
Haera memakai dress sepaha berwarna hitam dengan serta riasan natural seperti biasanya, Cantik. Cantik sekali memang. "Kau cantik" puji Jimin. Haera hanya tersenyum senang.
"Dia memang cantik.." sahut pria yang ada di belakang Haera. Jungkook bersendekap dengan bathrope tengah menghampiri keduanya. Jimin tidak tahu jika ada seseorang di dalam sana.
"Kenalkan aku saudaranya...." Bohong Jungkook. "Sudah pergi sana.. Jangan larut-larut malam tidak baik untuk adik kecilku" kata Jungkook sembari mengancak pelan surai Haera.
Haera tertawa geli ketika pria itu berbohong hanya untuk seorang darah manis. "Jangan lama-lama aku menunggumu..." bisik Jungkook. Haera hanya menangguk dan pergi begitu saja dengan direkturnya untuk sebuah, kencan buta.
🍷
Haera tahu jika Jungkook cemburu, bagaimanapun dirinya harus mengisi energinya dengan darah manis. Sebenarnya Haera sangat ingin dirinya yang tidak bergantung pada manusia berdarah manis. Namun jika seperti itu, Haera tidak akan mendapatkan pasokan energi.
"Haera... Ada apa? Apa masakan restorannya tidak enak?" tanya Jimin. Pria itu khawatir kala melihat Haera yang mendadak terdiam seperti ini.
Haera menghalau pemikiran yang sedang memenuhi pikirannya. "Tidak.. Ini sungguh enak... Terimakasih"
Jimin mengerutkan dahinya sebentar, berpikir sesuatu. "Apa pria tadi kakakmu?" tanya Jimin ingin tahu. Haera tercekat, hampir saja dirinya tersendak.
"I-iya kenapa?"
"Wajahnya lucu tapi juga tampan.. Apa dia juga sepertimu? Model maksudku"
Haera menggerjabkan matanya. "Bukan... Bukan model, dia sepertimu bekerja di kantor induk, di Busan" bohong Haera.
"Oh dia CEO? Tapi kenapa kau tidak menjadi brand ambasador perusahaan keluargamu?" Jimin mulai bertanya panjang lebar, pria itu ingin sekali mengetahui seluk-beluk kehidupan Ko Haera.
"Aku tidak suka bekerja di keluargaku, aku hanya ingin sesuatu yang lain" kata Haera lalu menyentuh telapak Jimin dan menempatkannya pada sebelah tangannya yang lain. Menggenggamnya. Merasakan aliran hangat memasuki tubuhnya. Manis sekali.
"Haera... Kau-"
"Ssstt.. Diamlah aku hanya ingin menggengam tanganmu, apa itu tidak boleh?" tanya Haera sembari melepaskan genggaman tangan mereka. Padahal dirinya sedang terfokus dalam penyerapan energi.
Mendengar hal tersebut membuat Jimin juga meraih sebelah tangan Haera, tersenyum kearahnya. "Boleh, kau boleh memegang tanganku kapanpun jika kau suka.." katanya.
Haera menyeringai kecil sebelum benar-benar tersenyum. "Tangan direktur halus.." Kata Haera sembari kembali mengenggam tangan Jimin untuk menghisap sebagian energi dari si pemilik darah manis.
🍷
Jimin mengantarkan Haera tepat di depan pintu apartement milik
Haera. "Hati-hati di jalan tuan Seo" katanya sebelum memasuki apartementnya. Jimin menangguk dan menyuruh Haera untuk segera masuk.
Haera hanya tersenyum dan segera dirinya masuk kedalam. Tapi setibanya di dalam dirinya diserang begitu saja dengan kecupan lembut di tengkuknya. "Jung geli..." Haera tahu sekali gelagat pria di belakangnya itu. Membalikkan badannya untuk berhadapan dengan Jungkook.
"Aku tidak suka kau berdekatan dengan pria lain Hera. Kau sudah cukup memiliki energi dariku" bisik Jungkook saat Haera mengalungkan lengannya di leher kokoh kekasihnya.
"Kalau begitu nikahi aku, maka aku akan berhenti" pinta Haera semberi mengecup bibir milik Jungkook.
🍷
"Engh... Jung aku... Ahh" cairan lubrikasi yang meledak hebat membanjiri penyatuan keduanya. Jungkook mencium seluruh wajah Haera lembut sebelum meletakkan bibirnya pada leher Haera, menyesapnya lembut hingga menimbulkan bercak merah disana. Haera dapat merasakan jika taring Joo hampir menyayat kulitnya.
"Junh.... Ahh.."
Tubuh Haera mendadak melemah, karena kegiatan panas yang mereka lakukan. Jungkook yang menyadarinya segera menyudahi aktifitasnya lalu menyayat pergelangannya dengan pisau di atas nakas guna memberikan sebagian darahnya untuk Haera.
Jungkook tersenyum dan mengusap rambut panjang Haera lembut kala melihat Haera yang menghisap darah yang keluar dari pergelangan tangannya yang tersayat. "Bagus Haera hisap semaumu, dan jangan lagi menghisap darah manis pria itu. Aku bisa membagi energi denganmu" pinta Jungkook. Haera menghentikan hisapannya.
Jungkook melihat setetes darahnya mengalir di sudut bibir wanita itu, memajukan mukanya guna menjilat darahnya sendiri. Luka sayatan di pergelanganpun juga sudah hilang. "Manis sekali jika dibibirmu" godanya.
Haera mengerjapkan matanya yang mulai memberat, "Jung, Aku ingin tidur" ucapnya sebelum dirinya benar-benar tertidur.
"Tidurlah..." bisik Jungkook sembari menarik selimut untuk tubuh keduanya.
🍷
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐇𝐎𝐑𝐓𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘 | Edition 04 On Going
ФанфикPlease baca dulu rulersnya sebelum di baca ceritanya.. Rulers: (1). Cerita sewaktu-waktu ditambah dengan cover dan judul berbeda. Cerita lama tidak akan di hapus, jadi please look a Table of contents! (2). Baca dengan tenang jangan tegang, karen...