Malam bertabur bintang, Keyra membuka jendela, menangkupkan kedua tangannya dan menopang dagu. Bintang-bintang itu terlihat indah, menenangkan pikirannya yang kalut. Tentang kecurigaannya pada Zaky, juga di mana keberadaan ibunya. Haruskah ia bertanya? Tidakkah itu hanya membuat masalah?
'Aku cemburu, aku takut. Kalau misalnya Kak Zaky ... nggak, dia cuma cinta sama aku.'
Tiba-tiba, tangan kekar itu melingkar di leher Keyra. Wanita itu tersentak, lalu tak lama kemudian ia tersenyum manis. Zaky menemaninya melihat bintang malam ini.
"Kamu suka bintang?" tanya Zaky.
"Dari kecil. Mereka cantik," jawab Keyra tak berhenti menatap langit.
"Aku juga suka," ucap Zaky. "Bintang tercantik itu adalah kamu," lanjutnya. Keyra senyam-senyum menahan malu. Zaky selalu saja menggodanya.
Keyra menghela napas. Senyum di bibirnya mendadak hilang. Berganti dengan wajah murung dan suram. Ini kesempatan bagus untuk bertanya, apa yang disembunyikan Zaky selama ini? Di sisi lain, ia takut. Hatinya akan hancur jika mendengar fakta menyakitkan.
"Mmm, Kak ...," panggil Keyra.
Cup!
"Kenapa?"
Usai mengecup rambut Keyra, Zaky menarik kursi di samping dan duduk bersamanya.
Keyra terus menatap suaminya, mendadak lidahnya kelu.
"Kenapa?" tanya Zaky sekali lagi. Setetes air mata jatuh, membuat suaminya khawatir. Ada apa? Keyra yang biasanya ceria dan suka tertawa, kini terlihat pasrah dan lemah.
"Mas ada salah? Kamu haid, 'kan? Perutnya sakit? Ada yang bikin kesel?" tanya Zaky beruntun. Keyra hanya menatapnya lekat.
Ia menggeleng pelan, bukan karena itu. Sungguh.
"Terus kenapa? Atau Mama jahil ke kamu?"
Keyra menggeleng lagi, Zaky menghela napas. Makhluk ciptaan bernama wanita ini memang susah dimengerti. Keyra sesenggukan, menutup wajahnya dengan kedua tangan. Zaky yang bingung perlahan mendekati, meraih tangan kanannya.
Namun, Zaky tidak pernah menduga, Keyra menepis tangan itu. Meski tidak kasar, tetap saja Zaky merasa bersalah.
"Kak, bilang kalau ada yang lain. Aku yang ngalah, aku yang pergi," ucap Keyra langsung ke inti. Zaky yang mendengar itu mengepal tangan, wajahnya merah padam. Mengapa tiba-tiba istrinya bertanya seperti itu?
"Maksudmu apa? Kamu istriku, gak mungkin aku suka sama cewek lain, Keyra! Siapa yang sudah hasut pikiranmu!" bentak Zaky. Ia bangkit dan mencengkram bahu Keyra. Hingga wanita itu meringis, meronta-ronta agar dilepaskan. Keyra berdiri, melihat tatapan Zaky yang berubah ganas.
"Pikiranku sendiri," jawab Keyra singkat. "Siapa kontak cewek lain di HP Kakak? Keyra gak pernah larang chat sama cewek lain, tapi apa harus pakai emot love segala, Kak!" lanjut Keyra lalu menangis.
Zaky terdiam, dia sudah tahu penyebab sifat dingin Keyra belakangan.
***
"Kalian ada masalah?" tanya Sela.
Zaky mengerutkan dahi dan menggeleng. "Nggak ada, Ma. Aman, kayaknya emang dia yang lagi sensi," jawab Zaky santai dan meminum kopinya.
'Mungkin karena dia lihat kontak cewek itu kemarin,' batin Zaky.
Sela pergi ke dapur, Zaky masih fokus dengan koran. Ia teringat kemarin Keyra sempat ingin melihat ponselnya. Mungkin saja Keyra tak sengaja membaca kontak itu, lalu cemburu. Zaky meraih benda pipih itu dan membuka aplikasi hijau tersebut.
'Mana mungkin aku hapus, arsipkan aja,' gumam Zaky.
***
"Kak, jawab! Aku sadar emang gak pantes! Kalau memang ada yang lain, aku yang pergi!" bentak Keyra sembari berusaha melepaskan cengkraman Zaky. Namun, tenaga suaminya lebih besar, ia terkurung di dalam sana. Sedangkan Zaky terus-terusan menatapnya.
Air mata terus jatuh membasahi pipi mungil itu. Zaky semakin kuat mencengkram bahu Keyra. Wanita itu meng-aduh kesakitan.
"Lepasin, Kak! Sakit!" bentak Keyra.
"Terus kalau mas lepasin kamu ambil silet gitu?" Keyra terdiam, kebiasaannya yang suka menyakiti diri sendiri jika sedang marah.
"Iya, kenapa! Emang Kakak peduli?"
Keyra berhenti menangis. Seluruh tubuhnya kaku. Ia berhenti memberontak, cara ini efektif membuat Keyra terdiam cukup lama. Zaky mencium bibir tipis itu dengan lembut, penuh cinta. Keyra rindu, tapi rasa kesalnya lebih tinggi dari apa pun.
Usai mencium istrinya, Zaky menarik Keyra dalam pelukan. Ia paham bagaimana perasaan Keyra. Cemburu itu membutakan. Ia takut Keyra akan melakukan hal nekat.
"Kamu salah lihat. Cek HP mas nanti, gak ada cewek lain. Mungkin dia yang pakai emot itu, tapi mas gak pernah balas. Kamu salah paham, Sayang," jelas Zaky sambil mengelus pipi Keyra yang basah karena air mata.
Wanita itu masih sesenggukan, ia menunduk. Enggan menatap wajah suaminya.
"Lihat mataku," titah Zaky sembari mengangkat dagu Keyra. "Apa mataku berbicara? Apa mataku berbohong?" tanya Zaky. Keyra menggeleng pelan, ia tidak menemukan kebohongan apa-apa di mata suaminya. Benar, ia hanya salah paham.
"Kamu ceria, kamu lucu, kekanakan. Sejak hari mas mengucap janji pernikahan, saat itu juga mas memutuskan. Seluruh hati dan raga mas cuma buat kamu. Selama ini mas perhatian, masih gak percaya?"
"Pe-percaya, Kak. Tapi ...."
"Tapi cemburu?"
"Keyra cuma takut kehilangan," jawab Keyra yang membuat Zaky tertawa.
"Apa yang lucu!"
Zaky memeluknya lagi, mengelus puncak kepala istrinya. "Ulululu, si bayi," ucapnya. Keyra melepas pelukan. Bibirnya monyong lima senti. Ia berbalik badan dan keluar kamar. Meninggalkan Zaky yang tersenyum melihat tingkah lucunya.
Wajah pria itu mendadak sendu.
"Maafkan aku, Key. Untuk saat ini kamu benar. Di hatiku, belum ada tempat untukmu," gumam Zaky.
***
"Halo, assalamu'alaikum, Kak! Tau ibu di mana?"
[Wa'alaikumsalam. Gak tau, Ra. Aku di luar kota, masih kuliah.]
Pupus harapan, anak macam apa yang tega melupakan orang tuanya sendiri. Kedua kakak Keyra tidak tahu di mana ibunya. Siapa lagi yang harus ditanya?
[Mungkin ibu lagi nginep di rumah orang. Santai aja.]
Iya, dia bisa santai, tapi tidak dengan Keyra. Sebagai anak bungsu, ia yang paling lama menemani ibunya. Malas sudah mengobrol, rasanya sia-sia. Ia melempar ponsel ke atas sofa dan berjongkok. Kepalanya pusing tiba-tiba.
Sela yang ingin keluar terkejut melihat menantunya seperti itu.
"Key, kenapa? Sakit?" tanya Sela.
Sela ikut berjongkok dan memegangi bahu Keyra. Wanita itu tidak merespon. Ia mengangkat dagu Keyra, seketika menantunya itu ambruk di depannya.
"Keyra!"
....
"Cieee, yang bentar lagi mau jadi ayah," goda Sela.
"Cieee, yang bentar lagi jadi nenek-nenek!" balas Zaky. Keduanya tertawa bahagia mengetahui fakta bahwa Keyra sedang mengandung.
"Jaga istrimu, dia mengandung benih yang kamu tanam. Jangan sakiti hatinya, perempuan itu lemah," kata Sela memberi nasehat. Zaky manggut-manggut lalu menghampiri Keyra yang masih terbaring lemas.
'Bagaimana gak kusakiti? Semalam aku bisa memberi alasan dan bohong. Tapi, jika terulang lagi, kenyataan itulah yang menyakitkan. Keyra, maafkan mas,' batin Zaky.
Ia mencium punggung tangan istrinya. Mata itu terpejam, tak terasa air mata jatuh, mengenai lengan Keyra.
🌹🌹🌹
BERSAMBUNG
Duh, kasihan Keyra :'(
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendiang [END]
RomantikTELAH TERBIT || Part Masih Lengkap! Plagiator Harap Menjauh! Pelajari undang-undang hak cipta agar Anda tidak dikenai sanksi. *** "Aku mencintaimu, tapi maaf. Keberadaan dia di hati untuk pertama kali belum bisa tersisih. Aku menyayangimu, tapi cint...