Part 22 | Remuk

1.9K 146 20
                                    

Mungkin, ini akhir pertemuan kita.

***

"Kamu .... Selingkuh?"

Bagai tertusuk sembilu, lukanya begitu dalam dan membekas. Kata 'selingkuh' langsung terbayang di pikiran Zaky. Setega ini? Bahkan mereka belum bercerai tapi Keyra sudah berani main di belakang. Rey ... bisakah disebut perebut istri orang?

"Selama ini 'kan aku gak dianggap. Gak ada cinta di antara kita. Kalau aku berhubungan sama orang lain, apa itu disebut selingkuh? Hm?" tanya Keyra menyindir.

"Apa kabar sama Kakak yang diam-diam selingkuh sama wanita yang sudah meninggal? Kurang sakit apa lagi aku, Kak? Setahun lebih berhasil dikelabui?"

"Kok kamu mikirnya gini, sih? Aku yakin kamu cinta sama aku, Key, jangan bohong!"

Keyra tertawa miris mendengar itu. Memang, Keyra masih sayang dan cinta. Namun, apa harus mempertahankan hubungan jika hanya salah satu pihak yang berjuang? Itu hanya menyakitkan hati Keyra. Ia memilih mengalah dan pergi. Membawa semua luka dan memulai hidup baru lagi.

Tidak ada yang bisa menghalanginya saat ini, termasuk Sela. Wanita itu tertunduk lesu ketika tahu betapa hancurnya rumah tangga sang anak.

"Rey, kamu ...?"

Bugh!

Satu tinjuan lolos mengenai bibir Rey. Lelaki itu hanya berdecih kesal menahan perih. Darah menetes, tapi Zaky tak kunjung mengasihani. Keyra berdiri di tengah-tengah mereka, mencegah Zaky melakukan hal buruk pada dokter itu. Sontak, amarah Zaky meluap-lupa. Keyra seolah-olah membela Rey—tambatan hatinya yang baru.

"Minggir! Kamu mau kena pukulan, hah!" bentak Zaky. Keyra memejamkan mata. Siwi dan Sela hanya menggigit jari, tak berani melerai.

"Zaky ...! Kendalikan emosimu, Nak! Di depanmu ada Keyra!"

Keyra jatuh tersungkur bersimbah darah, tapi bukan karena pukulan Zaky. Rey berteriak panik, ia melirik ke belakang Zaky. Bayangan hitam melesat cepat di balik jendela luar. Zaky mendekati tubuh istrinya yang sudah terbaring lemas. Ya, peluru itu tepat mengenai dadanya.

"Key, Key! Astaga, bajingan! Siapa yang melakukan ini, hah!"

Zaky menggeram, ia menggendong Keyra ke mobil, sedangkan Rey menelepon polisi. Ya, harus diselidiki siapa yang menembak Keyra seperti ini. Anehnya, mengapa hanya Keyra yang tertembak? Bukankah ada Zaky dulu baru Keyra?

Zaky merasa gagal untuk yang kedua kalinya. Rey menyelidiki siapa pelaku di balik penembakan ini. Jendela tidak dikunci, tentu saja orang asing bisa melihat apa yang terjadi. Ia memanfaatkan situasi genting untuk membunuh korban. Satu pertanyaan, mengapa harus Keyra?

"Keyra lebih pendek dari Zaky. Otomatis, ketika Zaky mau memukul, lengannya terangkat ke atas. Di situ ada celah bagi penembak untuk membidik sasaran tepat di jantung Keyra," jelas Rey, "pintar juga."

Siwi dan Sela yang melihat kejadian itu hanya tergugu. Masih enggan membuka suara. Bagi mereka, kejadian itu berlalu begitu cepat.

***

Pria itu buru-buru pulang ke rumah untuk menemui Alan. Di tengah perjalanan, Rey menelepon dan mengatakan telah menemukan petunjuk. Zaky tak menggubris, ia memilih mengatasi hal ini tanpa bantuan orang lain. Apalagi oleh Rey yang merupakan kekasih baru Key

"Tunggu dulu, baju serba hitam? Apa kamu ingat ketika Keyra hampir diperkosa waktu itu? Salah satu pelakunya, bos mungkin, melarikan diri."

***

Mendiang [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang