Part 7 | Cemburu?

1.6K 102 2
                                    

"Ma, kenapa ke rumah sakit?" tanya Zaky sembari membolak-balik isi berkas. Sela menaruh cangkir teh itu dan menatapnya nanar.

"Keyra mau cek darah. Dia takut ke bidan katanya. Mending ke rumah sakit tinggal minta resep terus pulang," jawab Sela.

Zaky membuang napas lega. Bersyukur sang istri baik-baik saja. Apa yang harus dilakukan sekarang? Ketika Keyra mengandung, harusnya Zaky memberi perhatian lebih. Namun, bagaimana? Jika Keyra saja masih belum memaafkan kesalahan suaminya. Hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjelaskan siapa Luna.

"Kamu sudah hapus chat terakhir dari Luna, Ky?" tanya Sela menatapnya tajam. Zaky menghentikan aktifitasnya. Ia menyandarkan diri di sofa.

"Belum, Ma. Masih ada di arsip chat."

Sela yang geram mendekatkan tubuhnya ke arah Zaky. Tatapan wanita itu tajam, anaknya langsung gelagapan. Bagaimana bisa tetap mempertahankan isi chat itu sedangkan Keyra sudah marah besar?

"Iya, Ma, iya, ini salah. Percuma juga mau ngelakuin apa-apa, Ma. Keyra gak bakal luluh."

"Apanya gak bakal luluh, Ky? Perempuan itu sensitif. Cuma karena masalah chat dia sampe begini, 'kan?"

Zaky mengacak rambutnya kesal. Sudah pusing urusan kantor, ditambah lagi Keyra yang sudah marah hampir tiga hari. Ia lelah meminta maaf. Ia lelah menunggu Keyra membukakan pintu untuknya. Ia rindu sikap manja sang istri yang membuatnya gemas sendiri. Ke mana Keyra yang dulu?

Cklek!

Zaky dan Sela menoleh bersamaan. Keyra sudah siap dengan gamis hijau dan jilbab panjangnya. Terlihat anggun, manis, istimewa di mata Zaky. Ingin rasanya ia bangkit dan memeluk sang istri. Namun, lagi-lagi senyumnya memudar, kala ia melihat jarak nyata yang tercipta di antara mereka.

Zaky mulai terpikirkan sesuatu. Ya, semoga saja cara ini berhasil meluluhkan hati Keyra.

***

Sebelum menikah, Keyra suka sekali dengan bunga mawar merah. Sebagai tanda cinta katanya. Demi memperbaiki hubungan yang terlanjur rusak, Zaky pergi ke toko bunga dan mengabaikan tugas kantornya. Berharap kali ini Keyra mau memaafkan dan hubungan mereka kembali harmonis.

Perjalanan pulang ke rumah cukup jauh. Belum lagi kondisi jalanan kota yang padat, gerah, dan menyesakkan. Di tengah hiruk-pikuk aktifitas kota, manik mata Zaky tak sengaja melihat Keyra berjalan bersama lelaki lain. Tangannya mencengkram kemudi mobil dengan kuat. Berbagai prasangka buruk menguasai pikirannya. Ia buta, ia marah.

Piiip, piiip!

"Woy, cepat! Aaarrgh!"

Setelah mobil di depannya bergerak maju, Zaky langsung tancap gas menyalip mobil putih tersebut. Ia tak ingin kehilangan jejak Keyra. Siapa pria yang bersamanya? Mengapa ia tega berselingkuh di belakang? Benar-benar menyakitkan.

'Inikah balasanmu, Key? Padahal mas gak pernah selingkuh, tapi kamu tega main di belakang,' gumamnya.

Ternyata Keyra membeli sesuatu di kedai kopi bersama pria tersebut. Pria asing yang belum pernah dilihat Zaky. Dari penampilannya terlihat sebagai orang penting, pengusaha mungkin. Zaky tak peduli, ia mengepal geram dan masuk ke kedai tersebut. Mengabaikan tatapan-tatapan aneh yang mengarah kepadanya.

"Keyra!" bentak Zaky. Keyra dan pria yang bersamanya terkejut dan menoleh. Sulit diduga, Keyra sama sekali tidak panik atau takut. Ia malah tersenyum manis, bangkit dan menyambut Zaky yang datang penuh amarah.

"Kenapa ke sini, Kak? Mau beli kopi juga?" tanya Keyra santai. Zaky menggeleng pelan sambil terus menatap mata istrinya. Ia tak percaya.

Tatapan Zaky beralih ke pria asing tersebut. "Anda siapa?" tanya Zaky.

Mendiang [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang