AIR MATA

8 1 0
                                    

"Keira wijaya sahabat Reno Putra Arifin lo harus bahagia tanpa gue!!" sahut Reno dari bawah sambil berlalu melambaikan tangannya dan berlalu pergi yang hanya menampakkan punggungnya.

Keira hanya bisa diam dan tersenyum getir melihat kepergian Reno dari atas rumah pohon itu.

"Kebahagiaan gue ada pada lo Ren, gue bahagia sama lo, tapi ini yang lo mau bahagia tanpa lo akan seperti apa nantinya" air mata Keira menetes setelah begitu lama ia tahan karna tidak ingin menampakkan bagaimana hatinya.

Keira berjalan sendiri, ditemani dengan derasnya hujan yang tiba-tiba, seolah hujan mengerti dengan perasaannya saat itu.

"Keira" sahut seorang laki-laki yang sangat menyukainya.

Keira tidak menghiraukan panggilan itu ia terus berjalan sambil menangis kencang ditengah derasnya hujan. Ilham kemudian turun dari mobilnya dan mengejar Keira. Sampai Keira berhenti karna tangannya dicegat oleh Ilham.

"Kei kamu kenapa ha? " tanya Ilham khawatir

Keira hanya diam dan terus menangis

"Kei, jawab saya kamu kenapa? apa yang terjadi?" Ilham memegang pipi Keira dan menatapnya dengan penuh kekhawatiran.

"Reno" hanya itu kata yang dikeluarkan Keira pada Ilham

"Kenapa dengan Reno?"

"Reno udah gak mau sahabatan lagi sama gue kak, dia udah memutuskan persahabatan kita kak, dia udah gak mau lagi sahabatan sama gue kak, dia ninggalin gue" Keira menangis tersedu dan langsung dipeluk Ilham, dia tidak mengucapkan sepatah katapun dia hanya memeluk Keira, mungkin itu yang diinginkan Keira saat ini.

***...***

"Kei, lo kenapa si? sampai kapan lo bakal kek gini terus, kemarin katanya janji bakal jadi Keira dulu lagi, tapi sekarang liat lo jadi begini hujan-hujan kayak anak kecil" omel Dita yang sudah tidak tahan lagi melihat keadaan Keira yang menyedihkan karna ulah laki-laki brengsek seperti Reno.

Keira hanya diam mendengar omelan Dita dan hanya menyeruput minuman hangat yang ada ditangannya.

"Kei kayaknya kamu harus istirahat dulu, nanti kamu demam, saya mau pamit pulang dulu ganti baju udah basah banget, Dit saya titip Keira ya" pamit Ilham dia berlalu pergi dengan keadaan yang basah dan sudah mulai menggigil

"Maafin gue ya kak, udah ngerepotin lo" sahut Keira tiba-tiba menghentikan langkah Ilham

"santai Kei, ya sudah saya pamit ya bye" pamit Ilham.

"Kei, mulai sekarang please jangan liat Reno terus sesekali liat pengorbana kak Ilham napa? " ucap Dita mulai kesal lagi sama Keira.

"Gue capek Dit, gue mau istirahat dulu"

Keira berlalu pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan ucapan dari Dita tersebut.

Sepulang Dita dari rumah Keira, Keira kembali memikirkan apa yang dikatakan Reno terakhir kali pada dirinya dia mengambil ponselnya dan melihat galeri yang ada di ponselnya tersebut, galeri itu berisi penuh dengan foto-foto bersama dengan Reno, kejahilan Reno, omongan Reno, tingkahnya Reno yang menggelikan kembali dikenang oleh Keira tanpa tersadar dia meneteskan air matanya kembali karna Reno. Dia sangat merindukan sosok Reno yang begitu menghibur walaupun jahil Keira selalu nyaman berada di sisi Reno.

Sadar akan lamunannya Keira teringat kembali kata-kata yang menyedihkan itu kata yang tak ingin di dengar dan dihadapi oleh dirinya.
Dengan keadaan sadar Keira kembali teringat dengan omongan Dita perkara Ilham. Pengorbanan Ilham terhadapnya tapi hatinya masih saja seperti batu yang tidak bisa dibongkar begitu saja. Hatinya tetap kembali kepada Reno, sahabat sedari kecil yang disukainya.

***...***

Semester akan berakhir bulan depan, saat ini anak-anak kelas satu dan dua sibuk menyiapkan dirinya menghadapi ujian kenaikan kelas. Sedangkan kelas tiga sudah mulai libur sebulan yang lalu karena telah selesai melaksanakan ujian nasional dan saat ini disibukkan perkara kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi yang di sukai masing-masing siswa.

Begitupun dengan Ilham, pertemuannya dengan Keira saat ini sudah tidak se intens dulu, saat ini Ilham disibukkan dengan berkas-berkas yang harus disiapkannya untuk kepergiannya kuliah ke Jerman.
Saat itu Ilham pergi kesekolah bukan karna ingin bertemu dengan Keira melainkan meminta tanda tangan kepala sekolah yang dibutuhkannya.

"Kak Ilham" sapa Keira yang melihat Ilham dari jauh berada di depan pintu ruangan kepala sekolah, lalu Keira menghampirinya dan menyapanya.

"Hai Kei, apa kabar udah lama gak ketemu" sapa Ilham balik dengan kikuk

"Iya kak, lo si kak UN udah selesai gak kesekolah lagi dan lo juga gak main kerumah gue lagi, sibuk banget kak" sambil melirik barang yang ada ditangan Ilham

"Haha nggak juga, lagian disekolah juga nggak ngapa-ngapain"

"By the way kak, lo ngapain disini terus yang ditangan lo itu apa? "

"Ah? ini? ini berkas-berkas yang harus dipersiapkan untuk masuk perguruan tinggi, butuh tanda tangan kepala sekolah" jawab Ilham yang agak ragu

"Oooh mau masuk kemana kak? UI? ITB? atau yang lainnya? " tanya Keira penasaran

"Hmm nanti kamu juga bakal tau Kei, oiya saya pamit ya, itu kelas udah mau mulai kamu masuk sana" jawab Ilham mengalihkan pertanyaan dari Keira yang semakin kepo

Mereka pergi ke tujuan masing-masing, Keira ke kelas dan Ilham menuju ke tempat yang antah berantah.

Suasana dikelas begitu mencekik, mata pelajaran kali ini adalah fisika yang membuat otak serasa mau pecah.

"Tadi gue ketemu kak Ilham di depan ruangan kepala sekolah" Keira memulai obrolan dengan Dita karena bosan dengan soal-soal fisika yang diberikan.

"Serius? ngapain?" tanya Dita penasaran

"Katanya butuh tanda tangan kepala sekolah buat berkas-berkas ke perguruan tinggi" jawab Keira enteng

"Ooh" hanya itu kata yang dapat digubris oleh Dita, dia sangat tahu mengenai apa yang terjadi pada Ilham

"Dit, menurut lo kak Ilham mau masuk kemana ya? tadi gue tanyain dia gak jawab cuma jawab nanti kamu juga bakal tau itu doang"

"Gak tau juga gue, lo liat aja ntar kan itu katanya tadi"

"Iih sama aja lo kayak kak Ilham padahal gue nanya" Keira mulai kesal dengan jawaban yang gak masuk akal aja baginya.

Mereka terus mengobrol hingga akhirnya guru fisika sudah berada di depan mereka.

"Kalian kalau tidak berniat dengan mata pelajaran saya, silahkan keluar!!" kata guru fisika itu.

Mereka langsung keluar dengan senang hati karena memang itu yang sangat diinginkan mereka.

"Kei gue ke toilet dulu ya, lo tunggu gue di kantin aja"

"Okay" Keira berlalu pergi, sedangkan Dita tidak ke toilet dia pergi mencari Ilham yang entah berada dimana, beberapa menit mengelilingi sekolah Dita akhirnya menemukan Ilham diparkiran.

"Kak Ilham tunggu" sahut Dita pada Ilham.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KEIRA (Felix stray kids) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang