Asahi sedang termenung diatas ranjangnya ia memandangi langit-langit kamarnya. Pikiran dengan perasaan nya sedang tidak bisa bekerjasama dengan yang di inginkan otaknya. Asahi masih memikir kan kejadian beberapa jam yang lalu, dimana tadi ia tanpa kehendaknya sendiri mau untuk menemani Dara membeli ayam.
Ia menghela nafasnya panjang sembari menggaruk-garuk kepalanya dengan kasar, ia mengingat bagaimana perempuan—itu istri sah dari saudara kembarnya sendiri yang tak lain adalah Yedam. Tersenyum dengan manisnya, menatap kedua matanya dengan lekat.
Pikiran Asahi di penuhi oleh Dara, ia mencoba untuk menetralkan fikirannya.Namun tak bisa, semakin ia mencoba untuk melupakan malah ia semakin mengingatnya bahkan semakin detail. Ia teringat bagaimana Dara dengan beraninya menepuk bahu bidangnya, dan ia teringat pada saat tadi ia bersama Dara setelah keluar dari toko ayam tersebut. Dara berlari, lalu menemui seekor kucing kecil terlantar.
Asahi menatap Dara yang sedang berjongkok dengan malas karna kesal di buat gadis itu, "pulang!"ajaknya dengan kasar.
Sebelum Asahi membalikan badannya serta hendak melangkahkan kakinya sedikit lebih jauh. Dara menarik tangannya dengan paksa, dan ntah bagai tidak ada kekuatan dalam tubuhnya. Tubuh Asahi seperti dengan pasrah tertarik dan mengikuti apa yang di mau oleh Dara.
"Kak, bawa ini pulang ya. Kasian tau"ujar Dara dan kembali berjongkok,namun tangannya tak melepas sedetikpun dari tangan Asahi.
Menyadari itu, Asahi langsung menghempas tangan Dara dengan kasar. "Ga sopan"
"Iya iya maap, abisnya suka ninggalin mulu ish. Bener bener kembarannya Kak Yedam"balasnya dengan mengerucutkan bibirnya.
Biasanya Asahi selalu jijik menatap gadis-gadis yang berekspresi imut seperti itu, namun kali ini beda. Hatinya yang keras itu telah luluh. "Kalo dibawa pulang, sapa yang mau rawat hah?"
Asahi masih berusaha menjadi diri sejatinya yaitu berkata dengan logat yang kasar dan dingin. Ia mencoba untuk tidak merubah apapun didepan Dara.
"Kita lah"ujarnya dengan tersenyum manis.
Melihat senyuman yang ditampilkan oleh Dara membuat tubuhnya sedikit bersuhu dan berkeringat. "Gua sokin aja. Tapi bunda alergi bulu kucing"
Asahi ikut berjongkok di samping Dara, "gapapa, kita sembunyiin kucing ini"saran Dara padanya.
"Yaudah bawa"balas Asahi dengan ekspresi datarnya dan langsung berdiri meninggalkan Dara untuk menuju ke arah mobilnya berada.
Setelah itu Dara masuk kedalam mobil sambil meletakkan kucing itu diatas pangkuannya. Saat Dara sedang mengelus bulu kucing itu dengan lembut, ia menyadari bahwa perutnya sedikit membuncit dan paha nya semakin berisi.
"Ga ada yang nyuruh lo duduk depan btw"ujar Asahi dengan dinginnya tanpa menatap Dara yang berada di sampingnya.
"Kak, gue gendut ya?"pertanyaan yang di lontarkan Dara barusan mampu membuat Asahi terdiam dengan seribu bahasa ditempatnya.
"Bener berarti ya,"Dara sedikit melengos pasrah. "Wajar, lo kan lagi hamil."balas Asahi dengan sedikit merendahkan volume suaranya.
"Iya ya"Dara mengangguk-angguk paham.
"Yakali lo bunting badan lo krempeng kaya gagang sapu"sambung Asahi lagi. Dan itu membuat Dara tertawa dengan lepasnya.
Tanpa Asahi sadari bibirnya sedikit tersenyum karna mendengar tawaan Dara yang sangat sederhana mendengar ucapannya. "Kak sahi, mau dikasih nama apa nih kucingnya?"
"Anjing"pekik Asahi dengan geli.
"Heh, mulutnya! Jelas-jelas ini kucing bukan anjing."
"Ngapain ngasih nama, berasa kaya ortunya aja"ucap Asahi dengan fokus menyetir mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
▪︎YEDAM | B A D √
Fanfic▪︎《COMPLETED》 ❝Meski kita selalu bersama, kenyataannya semesta telah mempersiapkan perpisahan kita❞ +AU [Saya harap kalian para readers mengerti cara menghargai karya penulis. Hehe kalo mampir jan lupa vote ya gass] Start : 17.03.20 End : 10.07.20