"Daraaaaa kangen banget gue sama lo!!"Teriak Lia secara spontan, ketika gue baru saja membuka pintu kamar hotel gue.
"Ihhh Lia congor lo buset"Pekik Kak Clara sembari menggosok telinganya,akibat teriakan Lia yang melengking itu.
"Sianjirr ayok masuk-masuk"ajak gue keduanya.
Kak Clara dan Lia pun masuk dengan memopong barang barang yang mereka bawa. Melihat nya yang keliatan sangat kesulitan itu, gue mencoba untuk membantu. Namun sebelum itu terjadi, Sekretaris Choi telah mendahului gue.
"Uwahhh terimakasih"Sahut Lia dengan ramah.
"Dih goblok teu, dia kan orang korea mana ngarti bahasa kita" balas Kak Clara sambil menyenggol bahu Lia. Gue hanya terkekeh melihat tingkah laku mereka berdua.
"Sama-sama"Sekretaris Choi menjawab ucapan dari Lia tadi.
"Kata siapa ga bisa bahasa kita?"cibir Lia terhadap Kak Clara dan langsung berjalan tanpa dosa mendekati gue. Kak Clara terplongo di tempat.
"Tuh minum pasti klen pada haus kan?"ujar gue menawarkan minuman yang sudah tersedia diatas meja dekat ranjang tidur gue.
"Gilaa, Dar yang ganteng tadi siapa?"tanya Kak Clara sambil meminum minuman tersebut. "Oh itu? Sekretarisnya Kak Yedam"
"Ga kaget sih"balas Lia.
"Udah nikah dan lo masih manggil Yedam,kakak?" Gue menolehkan kepala gue kearah Kak Clara. Ia menatap gue dengan tatapan aneh.
"Trus mo manggil apa?"balas gue.
"Bajingan kek anjing kek apa kek"ujarnya tanpa dosa ke gue. Dan itu menarik gue buat untuk tertawa. "Kalo ada doyoung mulut lo udah di mutilasi,Kak"Lia mengomel.
"Hah ada apa ini doyoung doyoungan,bau bau hm apa ini ya. Gue di Korea baru mau seminggu tapi suasana rumah bau bau official apa ini ya"oceh gue dengan ratapan wajah pura pura tidak tahu menahu.
"Menuju ofc si ini Dar"
"Diem ga lo lia,"pekik Kak Clara yang sontak membuat gue terkejut.
"Ngapa sih"balas Lia dengan tatapan sewotnya.
"Mulut lo bau adzab"sambung Kak Clara.
"Anjing"pekik Lia dengan mendengus kesal.
Gue tertawa lepas, hanya bertemu dengan mereka beban yang gue pikul terasa sedikit ringan. Rasa sakit yang gue peroleh seperti lenyap begitu saja. Hanya bertemu dengan mereka, gue masih gabisa bayangin. Jika gue menetap disini dengan kesendirian gue. Karna tanpa adanya teman teman yang selalu ngehibur gue di dalam kondisi apapun. Dan gue pasti bakal rindu banget sama mereka. Lalu gue disini akan tercekik oleh rasa kebahagian gue dengan di hantui dengan seribu kerinduan?
"Trus kalian cuma berdua kesini?"tanya gue dengan raut wajah yang gue buat sedemikian mungkin untuk terlihat sedikit bahagia.
"Nggak, bareng Kak Junkyu sama Doyoung"jawab Lia,tangannya sedang mengotak atik isi tasnya. Sepertinya sedang mencari sesuatu.
"Bentar ya gue chat dulu, tadi si katanya mereka mau ketempat Kak Yedam dulu"sambung nya. Ternyata tangannya tadi sibuk untuk mencari keberadaan hp nya.
"Oh.." gue hanya ber-Oh ria.
Tak lama ada seseorang yang masuk tanpa ada salam ataupun ijin sedikit pun dari gue atau Sekretaris Choi.
"Haruto?!"Gue terkejut bukan main, pasalnya Haruto ga ada kata bilang ke gue kalau dia bakal main kesini ngunjungin gue. Memang sih beberapa hari yang lalu gue sempet telfon dia minta ketemuan karna gue pada waktu itu butuh teman untuk gue ajak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
▪︎YEDAM | B A D √
Fiksi Penggemar▪︎《COMPLETED》 ❝Meski kita selalu bersama, kenyataannya semesta telah mempersiapkan perpisahan kita❞ +AU [Saya harap kalian para readers mengerti cara menghargai karya penulis. Hehe kalo mampir jan lupa vote ya gass] Start : 17.03.20 End : 10.07.20