Udah ada 3 harian Kak Yedam ga mengunjungi rumahnya atau pun gue. Iya jadi 3 hari yang lalu Kak Yedam, di paksa buat balik sama keluarganya karna Papa Yoon sakit jantung dan butuh perawatan intensif dirumah sakit. Dan Papa Yoon meninggalkan banyak pekerjaan yang harus di kerjakan jadi mau gamau Kak Yedam harus menggantikan posisi Papa Yoon sementara.
Kak Yedam ga di tugasin buat ngurusin perusahaannya yang di depan rumah itu. Jadi Papa Yoon masih ada urusan sama investor asing, dan itu di beda perusahaan. Alias di perusahaan kedua milik Papa Yoon.
Dan hari ini gue memutuskan buat antar makanan ke perusahaan kedua Papa Yoon. Alias mau kasih ke suami. Gue maksa Kak Asahi buat anterin gue kesana, karna sudah pasti Sekretaris Choi gabisa antar gue karna dia juga pasti sibuk bantu Kak Yedam.
"Ruangan Kak Yedam dimana?"tanya gue ke Sekretaris Choi ketika ia tak sengaja lewat didepan gue. Gue masuk ke gedung itu sendirian anjir. Kak Asahi milih nunggu didepan gedung, kan gue jadi kaya gembel gitu.
"Gongju-nim kenapa bisa disini?"Tanya Sekretaris Choi ke gue, dia terkejut melihat kehadiran gue disini.
"Kak, anter gue dong ke ruangannya Kak Yedam"pinta gue dengan nada memohon.
"Ta-tapi gongju-nim.."
"Ngapa?"
"Tuan Yedam lagi gabisa diganggu"sambungnya sambil menundukan kepalanya. "Ih orang gue ga ganggu kok,cuma mau ketemu sebentar ajaa"rayu gue dengan sedikit memberikan senyuman manja.
Sekretaris Choi menggaruk kepalanya yang tak gatal itu, ekspresinya menunjukan bahwa ia sedang diambang kebingungan. Saat ada karyawan lain yang lewat didepannya ia langsung memberikan dokumen-dokumen penting yang ia pegang pada karyawan itu.
"Tolong yaa sekejap doang kok!"Ujar gue dengan riang. Meski perasaan gue udah mengatakan setelah ini gue ga akan baik-baik aja.
"Yakin?"tanya nya lagi untuk meyakinkan gue. "Iya, kenapa sih?"
"Sebelumnya udah ada janji sama Tuan Yedam?"
"Gue datang karna mau kasih kejutan, yakali gue ngasih tau dia dulu"
"Yaudah,ikuti saya"ajaknya dengan sopan lalu mempersilahkan gue untuk mengikutinya dari belakang.
Lumayan agak jauh ya ruangannya Kak Yedam, harus naik ke beberapa lantai dulu agar sampai di ruangannya. Setelah dengan sabar serta di sambung dengan hati yang gembira gue ga ngerasa letih sama sekali dan akhirnya gue sampai didepan ruangan Kak Yedam. Memang si sedari awal gue yang ga sengaja bertemu dengan sekretaris Choi. Dia sama sekali ga mengajak gue berbincang lagi dan ia terlalu fokus menatap layar phonselnya.
Gue ga terlalu ambil pusing, kemungkinan dia memang lagi banyak yang harus di urusin. "Maaf banget ya kak, kayanya lo sibuk banget."ujar gue merasa tak enak pada Sekretaris Choi saat gue hendak masuk kedalam ruangan itu.
"Lebih baik gongju-nim siap kan mental, yaudah saya tinggal dulu"balasnya. Setelah itu ia pergi meninggalkan gue sendirian didepan pintu ini.
Saat gue hendak mendorong pintu tersebut, gue sedikit ragu. Dan ada perasaan ingin mengurungkan niat gue untuk membukanya, tapi bukan Dara namanya kalau ga maksa kehendak yang di mau. Iya itu gue.
Setelah sukses pintu itu gue dorong dan gue udah masuk kedalam ruangan itu, gue melihat seisi ruangan itu emang sepi banget. Dan gue lihat ada Kak Yedam yang lagi duduk di kursi kantornya. Ia menopang dagunya dengan kedua tangannya sambil fokus menatap monitor. Dia ngerasa ga sih kehadiran gue?
KAMU SEDANG MEMBACA
▪︎YEDAM | B A D √
Fanfic▪︎《COMPLETED》 ❝Meski kita selalu bersama, kenyataannya semesta telah mempersiapkan perpisahan kita❞ +AU [Saya harap kalian para readers mengerti cara menghargai karya penulis. Hehe kalo mampir jan lupa vote ya gass] Start : 17.03.20 End : 10.07.20