Part 7.

16 1 0
                                        

Sesampainya di toko buku Jeber segera berpamitan untuk pergi.

Sedangkan Willa segera berlari mendekati motor kesayangan nya.

Willa berjongkok dan memegang ban motornya.

"Lho..lho..lho..kok udah di isi angin sih??"

Willa celingak-celinguk bingung.

"Terimakasih ya Allah ,kau telah turunkan malaikat untuk membantu ku"

Ujar Willa sembari menengadahkan kedua tangannya.

"Sekarang lebih baik gue pulang ,dari pada tambah dimarahin"

Tiba-tiba mata Willa tertuju kearah sebuah gelang berwarna hitam pekat yang ada di bawah roda motor nya.

"Eh..gelang siapa ini..??"

Ucap Willa sambil mengambil gelang itu , dan melihat ke sekeliling nya siapa tahu ada pemiliknya.

Namun sepertinya gelang itu tidak ada pemiliknya akhirnya Willa pun mengklaim bahwa gelang itu miliknya.

Kruyuk kruyuk...

Terdengar suara perut Willa yang meronta -ronta karena lapar.

"Adoh.. gue laper"

Willa mengusap perutnya yang masih saja berbunyi, bagaimana tidak lapar,sejak kemarin sore Willa belum makan .

"Ke cafe terdekat dulu ah"

Kemudian Willa melajukan motornya menuju cafe LESTARI.

🍃🍃🍃🍃

"Mba ...saya pesan ayam goreng kremes dan minumannya chocholathe vanila milk!!."

Tunjuk Riko pada menu yang telah disiapkan.

Beberapa menit kemudian pesanan Riko datang.

"Emmm..makasih ya mba.."

Ujar Riko dengan pelayan perempuan yang cantik itu dengan senyum sumringah.

"Iya..sama -sama mas, selamat menikmati"

Jawab pelayan itu sambil tersenyum malu kearah Riko .

Kemudian pelayan itu pergi, kembali untuk melakukan aktivitasnya.

Brakkkk

Tanpa malu Willa mendorong pintu cafe LESTARI itu dengan tenaga penuh, hingga menimbulkan suara keras.

Riko yang sedang asyik menikmati makanannya pun teralih melihat kearah Willa.

"Hah.."

Riko melongo tak percaya.

Riko segera menutup wajahnya dengan buku menu yang masih tergeletak di meja.

Sesekali Riko melirik ke arah gadis itu berjalan.

Kemudian Riko kembali mengumpat.

Willa tertawa kecil saat mendapati Riko duduk di meja no 15.

"Mumpung ketemu Riko,gue cari tau rumah nya ah nanti gue harus ikuti si Riko."

Willa berjalan mendekati Riko yang tengah bertutupan dengan buku menu.

"Ngapain tutupan kayak gitu..??"
Tanya Willa tanpa salam.

Willa pun menarik kursi yang ada di depan Riko.

Riko pun tampak gelagapan.

"Enggak papa..,kalau ketemu orang itu ucapkan salam.."

Tegur Riko lagi.

"Iya..pak ustadz.. assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh"

Salam Willa sambil di buat buat nada yang melengking membuat Riko harus menahan sakit telinganya.

Imam Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang