Part 23.

3 2 0
                                    

Secercah cahaya rembulan menghiasi langit malam dipantai selatan.

Gemerlap bintang kecil menghiasi langit biru.

Deburan ombak menyambut kedatangan mereka berdua.

Angin malam pun tak luput menerpa tubuh mereka dengan begitu lembut.

Willa menggosok lengan atasnya dengan pelan.

Ya Riko mengajak Willa kesebuah pantai.

Willa duduk termenung di sebelah Riko.

"Masih galau Lo...??".

Tanya Riko yang membuat Willa menoleh.

"He..em"

Willa mengangguk dengan pasti.

Hatinya benar-benar hancur berkeping-keping, hatinya terasa sakit seperti tertusuk duri, tersayat pisau dll.

Willa menatap langit dengan lesu padahal dia selalu tersenyum kala melihat bulan,tapi sekarang dia bahkan  tak berniat sama sekali untuk tersenyum walaupun hanya senyum tipis.

Dengan sudut bibir yang membiru Riko bangkit dari duduknya.

Entah mengapa ingin sekali dia menghibur Willa.

Riko mendekati bibir pantai.

Riko memasang kedua tangannya disamping kanan dan kiri mulutnya.

"Bulan sahabat gue lagi galau abis di putusin sama pacarnya, gimana cara biar dia gak galau lagi...??"

Riko berteriak keras sesekali menoleh ke arah Willa.

Willa hanya menatap datar kerah Riko.

'apa ,sahabat?? berarti Riko nganggep gue sahabat,tapi tetep aja gue kesel sama apa yang barusan diucapin sama Riko'

Willa bergelut dengan batinnya yang tak sejalan sama sekali dengan pikirannya.

Riko sama sekali tidak mengerti jika ucapannya malah membuat Willa merasa terejek.

Willa pun menyusul Riko.

Willa menarik nafasnya panjang.

Entah kesal atau gimana tapi dia berniat ingin membalas ucapan Riko yang menurut nya itu suatu ejekan.

"Bulan lihat gak kalau sahabat gue yang sok jagoan ini bonyok loh"

"Itu mukanya biru-biru"

Willa ikut berteriak tapi masih dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Dia merasa bahwa Riko memang sengaja mengejek nya.

Riko mengernyitkan dahinya.

Dia benar-benar bingung kenapa Willa malah mengatakan hal yang sama sekali tak menguntungkan,malah terkesan Willa sedang mengejek nya.

Tapi Riko tidak perduli dengan hal itu dia masih tetap fokus melihat kearah deburan ombak yang mondar-mandir menghampirinya.

"La..serahkan semua pada sang pemilik hati yang sesungguhnya, jangan sedih apa lagi sampai nangis, jangan buang air mata Lo untuk sesuatu yang tidak berguna"

Bibir Riko tiba-tiba bergerak tanpa menunggu tanggapan dari orang yang tengah di ceramahinya.

Hati Willa tiba-tiba mencelos merasa apa yang sudah Riko katakan itu memang benar.

"Apa tadi Lo berusaha ngehibur gue..??"

Pertanyaan konyol pun keluar dari bibir ranum milik Willa.

Riko tersenyum hambar.

"May be"

Detak jantung Willa tiba-tiba naik drastis.

Imam Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang