Part 28.

2 2 0
                                    

"apa itu..???"

Tunjuk salah satu peserta dalam klub pecinta alam.

"Ini kayaknya tulang-tulang  deh"

Jawab teman yang satunya,mereka berdua saling pandang namun setelah itu mereka berlari terbirit-birit sebelum mengecek yang sebenernya.

Bruk...

Mereka berdua menabrak Alam yang sedang berjalan santai menuju tepi jurang.

"Kak Alam..maaf kak"

Mohon seorang gadis dengan rambut yang berkucir kuda.

"Iya gak apa-apa,kalian kenapa kok lari-larian ,Hem??"

"Ah anu kak kita..kita lihat tumpukan tulang-tulang yang udah melapuk kak"

Terpaksa gadis berjilbab biru itu menjawab pertanyaan Alam dengan perasaan was-was.

Alam tiba-tiba merasa gelisah, dan menyermati ucapan demi ucapan yang di lontarkan gadis di hadapannya itu.

"Gue gak boleh buat mereka ketakutan"

Batin Alam, telinganya masih mendengar kan ucapan gadis itu,namun pikiran nya melayang-layang berharap berhasil menemukan jalan keluarnya.

"Hem,kalian gak usah takut ,itu mungkin cuma tulang belulang bekas hewan buas"

"Hah hewan buas ,ah...takut.."

Gadis berkucir kuda itu berlari terbirit-birit meninggalkan Alam dan gadis berjilbab biru.

"Menurut kakak gimana..?"

"Kakak bakal larang semua peserta untuk tidak pergi ke sembarang tempat tanpa ijin sama panitia"

Alam segera meninggalkan gadis itu tanpa mengajaknya untuk kembali bersama.

Gadis itu hanya bisa membuang nafas nya dengan rasa kesal yang bertubi-tubi.

" Nyindir aja kak"

                🍃🍃🍃🍃

Alam yang sudah sampai ke empat peristirahatan langsung mengumpulkan para panitia.

Ada rapat mendadak,dan ada berita penting  yang harus mereka bahas.

Semua panitia telah berkumpul di bawah pohon yang sangat rindang dan sejuk.

Angin sepoi-sepoi menghantam kulit mereka dengan pelan- pelan.

"Ada apa sih kenapa Lo tiba-tiba nyuruh kita semua kumpul, padahal ini baru juga peristirahatan pertama,udah di kumpul aja??"

Gerutu Syaref sambil mencibikkan bibirnya.

Baru saja Alam ingin angkat suara teriakan seseorang menggema membuat semua orang yang ada di bawah pohon mengalihkan perhatian nya sejenak untuk memfokuskan diri pada suara itu.

" Kenapa Sya Kok Lo teriak??"

Tanya Basya pada gadis yang sedang mengatur nafasnya dengan pelan.

"Anu..itu..anu"

Napas Nasya masih tersengal-sengal
Dia menggerakkan kepalanya naik turun dengan agak cepat.

"Gue mau pinjem ponsel Lo Sya"

Mendengar ucapan Nasya semua orang menampilkan wajah kesalnya, yang tidak bisa mereka kondisi kan dengan baik.

"Dasar ya Lo, Lo udah bikin kita semua tegang tau gak??"

Teriak Lubi sambil bergaya mengelus dadanya.

" Ye maap"

Nasya malah meringis menunjukkan gigi nya pada semua orang.

Imam Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang