Part 22.

9 2 0
                                        

Jeber membawa Riko ketempat yang benar-benar jauh dari orang-orang, agar perkelahian mereka berdua tidak terlalu terdengar.

Setelah dirasa cukup jauh Jeber berhenti dan mulai beraksi.

Mula-mula Jeber menarik kerah kemeja putih polos yang dikenakan oleh Riko.

Riko menepis tangan Jeber.

"Ada urusan apa..??"

Tanya Riko tidak sabar.

Jeber hanya tersenyum mengejek kearah Riko.

"Gue ingetin Lo , jangan pernah dekat-dekat dengan Willi ,paham..??"

Suara Jeber menusuk ke telinga Riko dengan tajam.

"Lo hanya salah paham"

Riko berusaha membela diri sendiri.

"Gue gak bisa percaya begitu saja Rik,gue benci sama Lo"

Setelah mengucapkan kata-kata yang membuat Riko tercengang ,Jeber memukul Riko dengan membabi buta.

Riko hanya diam saja tidak membalas pukulan yang dilayangkan Jeber.

Sesekali Riko hanya meringis memegang sudut bibirnya, yang terasa sakit.

Riko tidak membalas bukan berarti dia takut,tetapi Riko tidak mau membuat kacau di acara ulang tahun pacar sahabatnya.

"Lawan gue"

Ujar Jeber dengan nafas yang terengah-engah.

Riko hanya menggeleng.

"Ahght..."

Jeber berteriak keras ketika tidak mendapatkan perlawanan sedikitpun dari Riko.

Karena kesal Jeber melenggang pergi meninggalkan Riko yang sudah tergeletak di tanah dengan tubuh yang sudah babak belur.

"Adoh sakit juga ya??"

Riko memegang lukanya dengan hati-hati.

🍃🍃🍃🍃

Willa masih saja tidak mau diam.
Nafasnya pun tersenggal-senggal.

Willa benar-benar menangisi laki-laki yang masih sangat dicintainya.

"Non itu ada non Willi udah jangan nangis dong"

Bujuk Banyu agar Willa berhenti menangis.

'Apa Willi,gawat dong nanti dia bakalan nanya-nanya ke gue, sampai gue Jawab dengan Jujur oh gak,gue gak mau'

Willa segera bangkit dari duduknya.

"Mau kemana non..??"

Tanya Langit penuh selidik.

"Kamar mandi,oh..iya nanti kalian kalau mau pulang,pulang aja gak usah nungguin gue, ini kuncinya..,dan ingat jangan bilang ke Willi apa yang baru saja terjadi!!"

Willa segera berlari-lari kecil tanpa tau tujuannya.

"Willa mana..??"

Tanya Willi yang baru sampai ke tempat Banyu dan Langit.

"Mau ke kamar mandi non"

Jawab Banyu dengan sopan.

"Willi.."

Panggil seseorang yang membuat Willi menoleh dan tersenyum.

"Gue pergi dulu ya..??"

Pamit Willi sambil menahan senyumnya.

Banyu dan Langit hanya mengangguk kecil.

Willi mendatangi Jeber yang sedang memegang dua gelas minuman khusus untuk Willi.

Imam Pilihan HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang