SAKIT UNTUK KESEKIAN KALINYA (7)

1.4K 66 5
                                    

HAPPY READING

Your Playlist : A Little Braver - New Empire

*****
Seluruh siswa Binus, satu per satu mulai berjalan keluar dari kelas masing-masing. Begitu pula dengan Erlina dan Kezia—berjalan ke arah gerbang sekolah

"Lu langsung pulang El?" Tanya Kezia saat mereka berhenti di depan garbang sekolah

"Lah iyalah, emang mau ngapain lagi gua? Mau nyikatin nih satu sekolahan?!" Sewot Erlina

Kezia meringis mendengar suara temannya itu—- menatap dengan mimik raut kesal "Ya siapa tau lu lagi kemasukan setan baik, kan kita gak ada yang tau" jelas Kezia yang membuat Erlina mengeluarkan asap-asap dikepalanya

"Pergi sekarang, sebelum usus lu gua jadiin sate!" Perintah Erlina tajam.

Mendengar penuturan temannya, Kezia tersenyum takut-takut. Tanpa mau menunggu pukulan maut Erlina ia segera pergi menuju mobil jemputannya

Erlina mendengus melihat Kezia lari dengan mimik menyebalkannya—- ia akhirnya berlalu ke arah sepedanya—mulai membuka gembok yang mengunci sepedanya, hingga sebuah suara membuatnya tercekat

"Lu yang jatuh tadi malem kan di Cafe?" Dengan tanpa banyak bacotnya, Erlina sudah bisa menebak siapa dalang yang sedang berbicara ini

Erlina berbalik—menatap lelaki tampan di depannya ini "Ah sorry maksud lu gimana? Gua rasa kemarin malam gua gak pergi ke Cafe deh" Alibi Erlina

Namun Melvin bukanlah sosok laki-laki bodoh yang tak mengingat dengan jelas apa yang semalam terjadi, ia ingat betul gadis itu terjatuh tepat di sampingnya. Apalagi sekarang melihat gelagat aneh gadis di depannya ini, membuat dirinya yakin ia tak salah "Ah mungkin dia malu" pikir Melvin geli

"Ah gitu ya, tapi lu mirip banget sama cewe yang ada di Cafe and Sorry ya" ucap Melvin

"A-ah iya" jawab Erlina gugup

"Kalau gitu gua pergi dulu" pamit Melvin—meninggalkan gadis tersebut dengan degub jantung yang tak terkontrol

****
Tiba di rumah Erlina sedikit heran melihat mobil orang tuanya terjajar di garasi mobil—ralat bahkan ada setidaknya mobil yang entah milik siapa. Ia bahkan bingung, karena tak biasanya orang tuanya pulang di jam segini

Melangkah masuk, ia melihat keluarganya sedang bercengkrama dengan orang lain— entahlah ia tak tahu mereka siapa

Semua orang perlahan mengalihkan pandangannya ketika mendengar derup langkah masuk dan betapa terkejutnya Erlina ketika melihat Laki-laki dengan kulit putihnya duduk di antara pria dan wanita parubaya yang Erlina yakini Mereka adalah Orang tua Alfaro

"Emm maaf Pak Allan, kalau boleh tau siapa gadis itu? Setau saya anda hanya punya 1 anak disini" ucap wanita paruhbaya itu

Alan a.k.a Deddynya dan Heny sedikit terkejut, mereka lupa menyuruh Erlina agar tidak pulang sampai waktu yang Alan tentukan "Oh perkenalkan, dia anak pembantu yang tinggal disini" penjelasan yang Erlina dengar begitu telak menghantam hatinya— tak menyangka daddynya akan berkara tanpa perasaan seperti itu

Erlina mencoba menahan air matanya keluar—menggigit bagian dalam bibirnya, hingga ia merasakan rasa asin bercampur anyir di dalam mulutnya "Maaf menggangu Tuan dan Nyonya" ucap Erlina terpaksa—menundukan badannya 90 derajat

ECCEDENTESIAST (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang