HAPPY READING ✨
Your Playlist : Lose You To Love Me - Selena Gomes
*****
Dorr
Dorr
DorrErlina menggebrak-gebrak pintu dengan kencang—meminta pertolongan, berharap ada seseorang yang mendengarnya
Namun semuanya terasa sia-sia. Erlina menangis—menekuk lututnya di pojok samping pintu. Trauma yang mendalam membuat Erlina merasa sesak nafas
Sedangkan diluar gudang, Angel tersenyum menang—begitu pula dengan teman-temannya yang merasa senang "Rasain tuh" ucap Angel lalu berlalu pergi meninggalkan Erlina yang terkunci
"Tolong..hiks..tolong" ucap Erlina parau—tenaganya seperti terkuras habis setelah bermenit-menit ia berteriak dan menggedor pintu namun tak kunjung ada yang menolongnya
Semuanya terasa sangat lama bagi Erlina—ia benar-benar sudah tak mengerti harus apa lagi selain menangis
Sesak yang Erlina rasakan membuat gadis itu menggigit bibirnya dalam-dalam. Mencoba meredakan sesak yang kian menyakitkan
Memori itu kembali terputar dengan setiap adegan demi adegan. Sempitnya ruangan dengan banyaknya barang-barang bekas serta gelap memenuhi fikirannya. Pukulan dari kayu rotan terpampang jelas dalam memorinya—memori yang kini membuatnya trauma akan tempat sempit dan sesak
"TOLONGGG!!" Teriak Erlina sebelum akhirnya kegelapan memenuhi indra pengelihatannya
****
Erlina menyipitkan matanya ketika sorot cahaya lampu membuat matanya sedikit sakit— memegang kepalanya yang terasa pusing. Meringis—lalu mengingat kejadian yang ia alami. Heran ketika mendapati dirinya berada di ruang yang ia yakini adalaha UKS"Udah baikan?"
Suara itu begitu Erlina kenal, suara yang saat ini menjadi familliar di telinganya—mendongak menatap suara yang berhasil membutnya senang
Erlina menatap manik mata Melvin—tersenyum mengangguk senang
"Baguslah" ucap Melvin lalu duduk di bangku samping ranjang Erlina
Erlina ingin bertanya, apakah Melvin yang membawanya. Namun ia urungkan— takut di anggap kepedean
Menyadari raut wajah Erlina, Melvin tersenyum tipis "Gua yang bawa lu kesini" ucapan Melvin spontan membuat Erlina tersenyum bahagia
"Terima kasih" ucap Erlina bersemu merah. Sedangkan Melvin sedari tadi menahan kekehannya melihat wajah Erlina yang terlihat begitu merah padam
Keheningan terjadi cukup lama, hingga Erlina melirik Melvin yang ternyata sedang meliriknya juga. Melihat itu membuat Erlina menjadi salah tingkah—ia merutuki perasaanya yang tak bisa ia kontrol
"Emm, hand—" belum sempat menyelesaikan ucapannya. Melvin sudah memberikan handphone itu ke Erlina
"Sekali lagi makasih banyak ya" ucap Erlina
Melvin hanya mengangguk "Mau keluar gak? Udah jam istirahat" Tanya Melvin yang membuat Erlina sontak terkejut
"What? Istirahat?" Tanya Erlina tak percaya, mengingat ia terjebak di dalam sana saat jam masih menunjukan pukul 8 pagi
Melvin tersenyum tipis "Lu pingsannya kelamaan" jelas Melvin
"Omg, jadi gua pingsan 2 jam" pikir Erlina
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST (COMPLETED)
Teen FictionKetika kau terlahir dan menemukan dirimu sangat-sangat dibenci oleh keluargamu sendiri. Kau pasti akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku dibenci? Kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga mereka membenciku? Gadis dengan bola ma...