HAPPY READING✨
Your Playlist : Complicated - Olivia O'Brien
****
Waktu berlalu, Erlina dan Kezia kini tengah menikmati makan siang mereka dan tentu saja di temani kedua pria, yang tak lain adalah Melvin dan Alfaro--minus RexMereka berempat masih setia menikmati makan siang masing-masing. Hingga sebuah suara mengintruksi mereka "El, jadi jalan kan?" tanya Melvin
Erlina menatap Melvin, berfikir sebentar sebelum akhirnya menyetujui ajakan pria dengan mata abu-abunya. Sedangkan Alfaro rasanya benar-benar di bakar api cemburu--menatap sinis ke arah musuhunya, yang kini tengah menyinggungkan senyum kemenangan
"Sialan, liat aja gua pasti punya rencana" ucap Alfaro dalam hatinya tersenyum licik
Erlina kembali melanjutkan makanannya, sebelum kembali teringat pertanyaan yang sedari tadi ingin ia tanyakan "Kez, Rex kemana ya?" tanya Erlina
"Matilah gua" ucap Kezia dalam hati
Bibirnya terasa keluh, mulutnya terasa seperti kehabisan kata-kata. Bingung harus berbohong apa lagi "Emm, maybe dia ada urusan keluarga. Lu tau sendirikan, Keluarga dia, Keluarga terpandang" jelas Kezia
Erlina berfikir, setau dirinya Rex bukan tipekal orang yang terlalu suka dengan urusan-urusan keluarga dan dari kemarin Kezia juga bilang tentang urusan keluarga. Memangnya urusan keluara apa yang bisa memakan waktu 2 hari? Arisan kah? Tapi juga tak mungkin, mana mau Rex ikut acara seperti itu~~ah ralat, mungkin setiap laki-laki juga tak akan mau mengikuti acara seperti itu
"Dari kemarin masa acara keluarga mulu Kez" ujar Erlina tak mengerti
"E--em kan dia emang izininnya kaya gitu El. Udah tenang aja, dia juga nanti bakal balik lagi" ujar Kezia menenangkan "Sorry, mungkin ini emang yang terbaik buat lu El" ucap Kezia dalam hati
Flahback on
Rex diam termenung di sebuah Café. Tadi setelah ia mengantar Erlina pulang, ia memutuskan untuk pergi ke sebuah café. Yang mungkin bisa menenangkan fikirannya
Rex terus berfikir, apa yang akan ia lakukan kedepannya? Apakah ia selamanya harus menutupi semua kenyataan yang ia terima? Atau membiarkan Erlina perlahan-lahan merasa sakit? Ia bingung, di satu sisi ia tak ingin kehilangan mommynya. Walaupun ia bukan anak kandung Diana, namun 17 tahun ia Bersama-sama. Saling bahagia dengan semua yang ia punya. Namun ia juga menyayangi Erlina, ia tak suka jika harus melihat Erlina menderita. Apa yang bisa ia buat kali ini? Jika memberitahukan semuanya Erlina mungkin akan senang, namun tak dipungkiri juga gadis itu akan sedih jika mengetahui ibu kandungnya sendiri tak menginginkan dirinya "ARGHH" kesal Rex
Ia lalu mengambil benda pipih dengan sebuah Apple gigitan itu---lalu menelefon seseorang yang mungkin bisa membantunya
Selang beberapa lama, orang yang Rex tunggu akhirnya tiba. Tersenyum tipis, begitu melihat raut wajah tak bersahabat dari orang yang ia tunggu
"Aiss lu mau ngapain si manggil-manggil segala. Udah tau gua mau tidur" dumel Kezia
Rex hanya tersenyum, kemudian meminta maaf "Sorry, tapi gua bener-bener butuh lu banget" ujar Rex
Kezia memutar bola matanya malas "Yaudah apa?"
Rex menggigit bibirnya perlahan, lalu menjelaskan apa yang tengah terjadi Dari mulai ibu kandung Erlina hingga ia harus segera pergi
"WHATT?" tanya Kezia tak percaya
"Tapi gua mohon, jangan bilang ini semua ke Erlina. Gua gak mau di kecewa lagi" ujar Rex memohon
"Tapi kalua kita gak ngomong, Erlina bakal lebih sakit lagi nanti"
"Gua tau, cuman sekarang bukan waktu yang tepat Kez. Jadi gua mohon ikutin apa yang gua bilang, ok?" pinta Rex
Kezia dengan pasrah hanya mengangguk--sedih begitu tau masalah yang tengah Erlina alami "Jadi rencana lu apa?" tanya Kezia
"Gua akan tetap pergi dan gua minta lu untuk berbohong sama Erlina. Jika dia nanya gua kemana, lu jawab aja semasuk akal yang lu bisa dan sisanya biar gua yang urus. Cepat atau lambat Erlina harus tahu" Jelas Rex dalam rencannanya
"Tapi sampai kapan gua harus bohong?" tanya Kezia khawatir
"Sampai waktu dimana gua bisa bilang ke elu kalua semuanya udah bisa baik-baik aja" jelas Rex
Kezia akhirnya pasrah--ia hanya harus melakukan apa yang Rex suruh. Walaupun ia tahu itu bisa membuat Erlina terluka jika mengetahui selama ini ia berbohong
Flashback off
****
Hari menjelang sore, Erlina kini tengah menatap pantulan dirinya di cermin--tersenyum ketika menyadari bahwa dirinya tak jelek-jelek banget. Celana jeens dengan warna hitam, berpadu dengan kemeja crop berwarna biru dengan lengan Panjang, serta Sepatu sneekers simple dengan warna biru gelap indahnya
Ia tersenyum--dengan langkah gembiranya Erlina melangkahkan kakinya. Menuruni setiap anak tangga dengan perasaan bahagia
Matanya seketika membelak begitu melihat Alfaro Bersama Vivvian tengah menatapnya. Terkejut? tentu saja. Namun setelah itu ia menormalkan kembali raut keterkejutannya. Lalu berlalu begitu saja, meninggalkan Vivvian dengan perasaan dongkol, sedangkan Alfaro tersenyum senang
Setelah keluar dari rumah, Erlina kembali tersenyum melihat Melvin tengah bersandar di kap mobilnya. Staylenya terlihat begitu elegan walau hanya dengan Celana jeans biru gelap dipadu dengan kaos oblong putih lengan pendek. Membuat dirinya terlihat sangat mempesona
Erlina tersenyum--menghampiri Melvin yang tengah menatapnya "Hai" sapa Erlina
"Hai, udah siap?" tanya Melvin
Erlina mengangguk antusias, setelah itu masuk kedalam mobil di ikuti dengan Melvin
SEE YOU NEXT PART
*****
THANKS FOR READING✨❣️
DON'T FORGET TO LIKE AND COMMENT👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST (COMPLETED)
Teen FictionKetika kau terlahir dan menemukan dirimu sangat-sangat dibenci oleh keluargamu sendiri. Kau pasti akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku dibenci? Kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga mereka membenciku? Gadis dengan bola ma...