RASA BERSALAH 1.1 (32)

1.7K 68 4
                                    

HAPPY READING

Your Playlist : Jealous - Labrinth

****
Vivvian terus mondar-manidir di depan ruang oprasi. Ia terus menggigit kukunya, khawatir yang begitu dalam membuat ia tak peduli akan penampilannya saat ini. Wajah yang memerah, mata yang sembab serta rambut Panjang yang begitu berantakan tak ia pedulikan. Kini yang ada di kepalanya adalah keselamatan saudara tirinya

Ia sempat menelefon orang tuanya, namun ia hanya menyuruh mereka untuk datang ke rumah sakit tanpa memberitahukan apa yang terjadi. Ia tak punya banyak waktu untuk menjelaskan semuanya ditelefon

Selang beberapa menit, Alan dan Heny tiba. Tak dipungkiri raut khwatir dan tegang terpancar jelas diwajah mereka "Sayang kau tak apa? Ada apa?" tanya Heny khawatir---menangkap pipi putrinya, ia memeriksa apakah ada yang terluka atau tidak. Namun Heny tak menemukan apapun, tubuh serta wajah putrinya bersih tanpa luka sedikitpun

"Vi gak papa. Tap..." rasanya lidah Vivvian kelu untuk memberitahu apa yang terjadi

"Ada apa? Bicaralah" pinta Alan heran, melihat penampilan putrinya yang begitu kacau

"Dad, mom. Erlina---" belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Heny sudah lebih dahulu memotong ucapannya "Dia pasti membuat masalah bukan?" tuduh Heny

Vivvian menggelengkan kepalnya "El lah yang ada di dalam ruangan ini" ujar Vivvian

Heny dan Alan hanya memasang wajah datar mereka. Tak terkjetut atau sedih sedikitpun, mereka hanya diam menatap Vivvian aneh. Sejak kapan putri mereka peduli pada gadis sialan itu "Lalu masalahnya sama kita?" ujar Heny to the point

Mendengar penuturan ibunya, tentu saja membuat Vivvian naik darah dan terkejut. Tak menyadari bahwa selama ini keluarga begitu kejam. Tak ada perasaan iba sedikitpun di dalam hati mereka

"APA APAAN KALIAN INI?! ANAK KALIAN TENGAH BERADA DI UJUNG JURANG, NAMUN INI REAKSI KALIAN HUH?" ujar Vivvian tak mengerti lagi jalan fikir orang tuanya. Tak tahu seberapa banyak kebencian yang mereka pendam untuk Erlina. Dari kecil ia hanya tahu jika Erlina sempat menjadi perusak hubungan orang tuanya. Ia tak tahu apa yang benar-benar terjadi diantara orang tuanya dan Erlina. Hanya itulah yang mommynya beritahu kepada dirinya, bahwa Erlinalah perusak kebahagiaan mereka. Namun kini ia sadar, Erlinalah disini yang paling tersakiti. Orang tuanya kini sebenarnya sudah bahagia, namun karena rasa benci yang begitu dalam membuat mereka selalu menyiksa Erlina. Yang jelas-jelas tak pernah mendapatkan kebahagiaan di keluarga ini, hanya selalu ada siksaan yang ia terima

Tapi kenapa orang tuanya begitu menutup hati mereka? Sadarkah disini siapa yang paling tersakiti? Mungkin kesalahan yang Erlina perbuat dulu seharusnya sudah selesai, namun kenapa orang tuanya dan dirinya dengan tega menyakiti gadis itu selama hidupnya?

"VI APA-APAAN KAMU INI? KENAPA KAMU JADI BERANI MELAWAN KAMI KARENA ANAK SIALAN ITU?" Ujar Alan marah

"Berhentilah menyebut Erlina anak sialan. Anak yang selalu kalian sebut sialan, nyatanya adalah anak yang berhati begitu malaikat. Jadi kumohon berhentilah menyebutnya dengan kata menusuk itu dad. Lihatlah yang sebenarnya!" ujar Vivvian. Tubuhnya terasa begitu lemah. Membayangkan Erlina yang begitu tersiksa membuat Vivvian tak berdaya. Semua kesakitan yang orang tuanya dan dirinya beri kembali terlintas di fikirannya. Mengingat bagaimana dengan jelas Erlina yang memintanya untuk pergi, meninggalkannya seorang diri. Meninggalkan Erlian yang begitu menderita. Namun dengan baiknya, saudara tirinya malah menyuruhnya untuk pergi dan bodohnya lagi ia menuruti ucapan saudaranya. Pergi meninggalkan Erlina yang tengah merasakan sakit yang teramat

Alan dan Heny diam--tak mengerti apa yang merasuki putri mereka. Alan dan Heny menatap Vivvian yang begitu terlihat sayu, bahkan baru pertama kalinya Vivvian menangis begitu terisak dihadapan mereka

Hingga setelah beberapa menit terjadi keheningan, Vivvian kembali menatap sendu ke arah kedua orang tuanya. Rasanya lidahnya kelu untuk menceritakan kejadian yang menimpa saudaranya. Dengan suara yang sedikit tercekat, Vivvian menceritakan apa yang terjadi. Semuanya, sedetikpun tak ada yang Vivvian lewatkan. Dari dimana ia menyiksa Erllina hingga berujung seperti ini

Alan dan Heny diam membeku. Rasanya tubuh mereka begitu kelu ketika mendengar semua yang terjadi. Mendadak Alan terjatuh, kakinya terasa begitu tak kuat untuk sekedar berdiri. Fikirannya mulai berkecamuk dimana semua permasalahan ini bermula. Permasalahan yang sebenarnya adalah kesalahan dirinya sendiri dan dengan pengecutnya, ia membuang semua kesalahan itu untuk anaknya yang bahkan tak tahu apa-apa. Dengan bodohnya ia membiarkan tangan serta kakinya menyiksa anaknya yang tak bersalah. Menyiksanya tanpa ampun, seakan akan semua kesalahan yang ia buat patut dilampiaskan untuk putri kecilnya

Flashback on

Alan berjalan gontai memasuki sebuah night club ternama di Jakarta. Fikirannya begitu frustasi setiap memikirkan dirinya yang belum dikarunia seorang anak setelah pernikahannya yang sudah menginjak tiga tahun. Maka dari itu Alan memutuskan melampiaskan kekesalannya dengan memasuki tempat haram ini, ia juga sekalian ingin bertemu dengan sahabatnya. Mexime

"Hai bro" sapa Alan begitu sampai ditempat langganan sahabatnya

"Hai bro, gimana keadaan lu?" Tanya Mexime

"Biasa aja, gak ada yang special" Ujar Alan jujur

Merekapun mulai bercakap-cakap, hingga seorang gadis dengan paras yang begitu cantik masuk ke dalam ruangan itu. Alan begitu terpengah akan kecantikan wanita yang tengah tersenyum kearah sahabatnya. Hingga sebuah ide jahat terlintas begitu saja di otak tampannya

Ia mendekat--berbisik ke arah Mexime "Lepaskanlah wanita ini untukku, jika kau tak ingin perusahaanmu hancur" ancam Alan

Mengingat jabatan Alan yang begitu tingga dari Mexime, membuat Alan dengan mudahnya menjatuhkan sahabatnya yang satu ini. Koneksi serta kekuasaan yang ia punya, tak akan sebanding dengan kekuasaan yang Mexime punya

Alan sadar rencananya ini terlalu gila, namun karena saat ini ia benar-benar butuh pelampiasan. Ia jadi tak mempedulikan sekitarnya, tak mempedulikan perasaan sahabatnya

Hingga semuanya berakhir naas malam itu

Beberapa minggu kemudian, Alan hidup dengan begitu normalnya. Tak memikirkan Diana. Ia bahkan mungkin sudah lupa akan perbuatan bejatnya. Apalagi saat ini istrinya, Heny Tengah mengandung. Akhirnya setelah penantian yang lama, Alan berhasil mendapatkan seoarang anak. Hingga beberapa hari kemudian, Diana datang dengan meminta pertanggung jawabannya. Awalnya ia bertengkar hebat dengan istrinya, namun dengan pelan-pelan ia berhasil meluluhkan hati istrinya. Hingga sampai saat ini, Erlina tetap tinggal Bersama dengan Alan dan Heny

Flahback off

Alan bangkit—berdiri menatap putrinya dengan gusar. Matanya menatap sendu, hatinya terasa begitu hancur. Tak menyangka ia hanya akan sadar begitu merasa akan kehilangan. Betapa bodohnya dirinya, yang selalu menyiksa dan mencaci maki, padahal putrinya itu tak seperti apa yang ia bilang. Mengapa hatinya begitu bodoh? Mengapa dirinya bisa berubah menjadi sosok iblis yang tak berperasaan? Mengapa ia harus menghancurkan putrinya sendiri? Mengapa dan mengapa, hanya pertanyaan bodoh itu yang terus Alan fikirkan

SEE YOU NEXT PART

****THANKS FOR READING ✨❣️DON'T FORGET TO LIKE AND COMMENT 👍🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
THANKS FOR READING ✨❣️
DON'T FORGET TO LIKE AND COMMENT 👍🏻

ECCEDENTESIAST (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang