HAPPY READING✨
Your Playlist : Jar Of Hearts - Christina Perri
****
Kezia melangkahkan kakinya menuju taman rumah sakit. Cucanya begitu dingin, sepi, serta cahaya lampu yang remang-remang membuat Kezia sedikit merinding dibuatnya. Dengan berani, kakinya melangkah menuju bangku taman--duduk. Matanya tiba-tiba menatap kearah langit. Indah, hanya satu kata itu yang bisa menggambarkan apa yang ia lihat. Indahnya bintang yang bertaburan membuat ketakutan yang ia rasakan sedikit menghilang"Mengapa langit begitu indah sedangkan keadaan sahabatku begitu kecau?" ujar Kezia sedih. Setiap kali mengingat Erlina yang terbaring koma membuat hati bagaikan ditusuk beribu jarum tak kasat mata. Kata-kata di pagi hari yang Erlina lontarkan, nyatanya masih membuat dirinya gelisah bukan main. Tak mengerti cara bermain takdir. Terlalu menjengkelkan untuknya yang IQ hanya di atas rata-rata
Menepis segala fikiran buruk yang menjelajai otaknya--Kezia memilih mengambil ponselnya, Entah kenapa ia bisa melupakan seseorang yang menyuruhnya untuk memantau Erlina
Tut...Tut...Tut
Masih belum ada tanda-tanda seseorang disebrang sana akan menjawabnya. Menunggu dan menunggu, hingga seorang disebrang sana menjawab "Rex kembalilah" ujar Kezia begitu Rex membuka suaranya
"...."
"Erlina sedang tidak baik-baik saja" ujar Kezia parau. Entah kenapa hari ini ia terlihat begitu cengeng, setiap ia mengeluarkan nama sahabatnya hatinya berubah menjadi emosional
"...."
"Di-dia koma" ujar Kezia
Rex disebrang sana hanya mengucapkan kata perpisahan, setelah itu sambungan dimatikan secara sepihak
Kezia melepaskan ponselnya lemah. Seluruh tubuhnya terasa begitu tak berdaya. Kilasan-kilasan ia Bersama Erlina kembali memenuhi seisi kepalanya. Kilasan ketika Erlina menolongnya dari gangguan teman prianya di sekolah menengah pertamanya dan itulah asal mula mereka menjadi teman
Masih banyak kilasan-kilasan ia Bersama dengan Erlina. Kilasan yang bahagia ataupun kilasan yang menyakitkan. Erlina selalu membantunya saat ia mengalami kesulitan, namun Erlina tak pernah sekalipun minta pertolongan kepada dirinya. Ia selalu bersikap bahwa dirinya baik-baik saja, bersikap bahwa dirinya selalu bahagia, seperti dirinyalah makhluk yang tak mempunyai masalah hidup sedikitpun. Namun nyatanya semua itu hanya sebuah topeng belugu yang Erlina pasang
"El bertahanlah" ujar Kezia
****
Alan terus memandang putrinya yang terbaring koma. Entah sudah berapa kali tetesan air mata menetes, hingga akhirnya hanya tinggal sebuah isakan yang menghiasi "Sayang bangunlah, agar kamu bisa menghukum daddy. Bangunlah dan hukum daddy. Tapi daddy mohon, jangan hukum daddy dengan penyesalan ini. Jadi daddy mohon, bangunlah dan siksa daddy seperti apa yang daddy lakukan sama kamu. Kalau kamu mau, kamu bisa membunuh daddy. Tak apa, asalkan semua penyesalan yang dad rasakan hilang. Maaf El" ucap Alan---menatap putrinya sendu
Sudah 16 tahun Alan menyiksanya, namun Erlina tetap memilih bertahan dengan keluarganya. Ia hanya selalu berharap bahwa suatu saat keajaiban akan datang kepadanya. Namun sepertinya, keajaiban itu datang dengan cara mengakhiri semuanya
Ketika rasa benci yang teramat dalam memenuhi hatimu, kelak itu semua akan berubah menjadi sebuah penyesalan yang tak akan pernah bisa dilupakan. Suatu saat penyesalan itu akan datang, namun saat kau sadar penyesalan itu sudah terlambat. Kau tak akan pernah bisa menghilangkannya dan hanya terus berada di dalam penyesalan itu
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST (COMPLETED)
Teen FictionKetika kau terlahir dan menemukan dirimu sangat-sangat dibenci oleh keluargamu sendiri. Kau pasti akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku dibenci? Kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga mereka membenciku? Gadis dengan bola ma...