HAPPY READING ✨
Your Playlist : Rise Up - Morissette Amon
*****
Terik mentari mulai merambat masuk—membuat gadis yang sedang meringkuk itu meregangkan badannya— rasa sakit seketika menjalar di sekujur tubuhnya. Meringis sedikit sebelum bangkit dari tempatnya"Aiss kebiasaan banget si gua" kesel Erlina— ya begitulah kebiasaan buruknya, ia akan selalu meringkuk bagai janin di lantai yang dingin Jika ia sedang merasa buruk, cara seperti itulah yang dapat menenangkan dirinya
Terdengar gila memang, namun itulah yang Erlina rasa. Ia merasa berada dalam pelukan sang Mommy. Merasa hangat jika meringkuk seperti bayi, walaupun akhirnya kembali berakhir menyakitkan
Berdiri dari tempatnya—Erlina melihat jam. Wajahnya terkejut ketika menyadari jam sudah menunjukan pukul 07.15— sedangkan waktu sekolah akan di mulai pukul 07.30 dan ia hanya memiliki waktu sekitar 15 menit
Erlina lalu bergegas ke kamar mandi— sekitar 5 menit berlalu ia sudah selesai mengenakan seragamnya. Semasa bodo dengan mandi bebek—Ia lalu Berbalik ke meja rias, meringis melihat wajahnya yang jauh dari kata baik-baik saja. Ia pun mengambil masker, kemudian berlalu ke sekolah
****
Namun segalanya terasa sia-sia, sekeras apapun ia berusaha— ia akhirnya tetap berada di depan pagar sekolah yang tertutup. Memandang pagar tersebut dengan diam—-menghela napas lelah, ia akhirnya memutuskan untuk membolos, lagi pula moodnya saat ini dalam keadaan downMenghela nafas lelah—Erlina mulai malajukan sepeda dengan perlahan meninggalkan pekarangan sekolah. Berkendara tanpa arah— hanya mengikuti kemana jalan ini membawanya
Hingga tanpa sadar, sepeda itu berjalan ke arah danau yang indah, danau yang terbilang cukup sepi namun indah. Letaknya yang jauh dari keramaian membuat Erlina melangkahkan kakinya menuju pohon rindang di dekat danau itu
Entah ia sedang beruntung atau tidak, tapi Erlina menyukai tempat ini. Tenang, damai, indah dan yang pasti jauh dari keramaian. Tempat di mana Erlina bisa membagi kisah-kisah asli hidupnya tanpa ada lagi kata Fake
Memati dayakan handphonenya. Ia Termenung—-menatap danau yang dipenuhi tumbuhan-tumbuhan hijau. Tak terasa kilas balik saat ia terluka oleh Keluarga kembali terputar. Moment dimana ia berusaha melupakan semua kejadian itu
Erlina benci, saat dimana ia mencoba untuk membenci daddynya namun hanya selalu ada kata maaf di hatinya. Sebenci apapun ia sama daddynya, ia akan kembali menemukan kata Maaf jika menyangkut orang yang ia sayang
Kejadian itu membuat Erlina mengerti seberapa benci Keluarganya saat ini kepada Mommy dan dirinya. Hanya saja entah apa alasan yang membuat mereka membenci dirinya juga. Sampai saat ini hanya itu pertanyaan yang ingin ia sampaikan kepada Daddynya. Erlina hanya ingin tahu jawabannya, hanya ingin tahu apa kesalahan yang ia perbuat. Bukannya malah mendapat bentakan dan kekerasan
"Mom aku gak tau mom masih di sini atau sudah bersama Tuhan di kerajaannya. Namun aku berharap mom selalu bahagia. Tapi mom....Erlina pengen banget nanya sesuatu ke mom. Kenapa daddy begitu membenci kita? Apa mommy membuat kesalahan yang sangat fatal sampai dad begitu membenci mom dan aku?" Tanya Erlina seorang diri— entah kapan pertanyaan itu akan terjawab. Sekarang semuanya membuat ia harus sabar—menunggu jalannya takdir. Tak kala ia tahu ia akan berakhir di mana
"Langit akan bersedih, menurunkan rintikan air matanya kepada bumi. Menghapus segala kesedihan alam, mencoba menghiburnya dengan sang Pelangi" ucap Erlina
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST (COMPLETED)
Teen FictionKetika kau terlahir dan menemukan dirimu sangat-sangat dibenci oleh keluargamu sendiri. Kau pasti akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku dibenci? Kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga mereka membenciku? Gadis dengan bola ma...