HAPPY READING ✨
Your Playlist - Dark Paradise - Lane Del Rey
****
Mobil dengan merek BMW itu berhenti tepat di pekarangan rumah dengan khas Eropa ituErlina menghela nafas—mengingat ia akhirnya kembali ke nerakanya. Menyadari helaan nafas Erlina, Rex segera bertanya "Ada apa?"
Erlina menoleh—tersenyum paksa ke arah Rex. Ia bersyukur setidaknya bisa menghabiskan waktu bersama Diana dan Rex—yang mampu membuatnya tertawa dan melupakan sedikit keluh kesahnya "Makasih" ucap Erlina tulus
Rex menyatukan alisnya bingung "For?"
"Everything" ucap Erlina—lalu berlalu keluar dari mobil
"Tunggu" tahan Rex memegang tangan Erlina yang akan akan membuka handle pintu
Erlina berbalik—menatap Rex dengan tatapan bertanya
"Emm, lu gak papa?" Tanya Rex spontan—Entahlah, ia tak terlalu bodoh hingga tak menyadari bahwa ada yang salah dengan Erlina. Mungkin bibirnya tersenyum, namaun jauh di lubuk matanya Rex bisa merasakan kepedihan yang begitu dalam, hanya saja Erlina mencoba menutupinya dengan senyum indahnya
Erlina terkekeh pelan "Apaansi Rex, gua gak papa lagi" bohong Erlina
Rex tersenyum lalu mengelus pelan rambut Erlina "Kalau ada masalah cerita aja ok?" Pinta Rex
Sedangkan Erlina hanya tertawa—mengangguk lalu turun dari mobil "Bye" ucap Erlina
Sedangkan Rex tersenyum, lalu melajukan mobilnya menjauh
Erlina menatap kepergian Rex—-mengusap pipinya ketika menyadari air matanya kembali turun. Ia menahan sesak di dada. Lalu berjalan masuk ke rumahnya
Erlina membuka pintu—terkejut melihat daddy dan ibu tirinya tengah menatap dirinya garang
"Sudah pernah saya bilang, jangan melanggar aturan rumah ini. Kamu ini bodoh atau memang tuli huh?!" Ucap Alan sarkas
"Maaf" hanya itu kata yang mampu Erlina ucapkan, dirinya tak bisa lagi membantah atau marah
"Maaf, maaf. Kamu kira ini Night Club yang bisa kamu kunjungi setiap saat huh?" Ucap Hany menekankan kata Night Club
Erlina menahan emosinya—entahlah setiap mendengar kata Night Club membuat sesuatu dalam dirinya bergejolak marah
"JAWAB, KAU PUNYA MULUT BUKAN?!" Bentak Hany sambil mendorong keras bahu Erlina hingga Erlina terjatuh dan menabrak Gucci kesayangan Heny hingga pecah
Pranggg
"Aww" ringsi Erlina menyadari beberapa pecahan-pecahan kaca itu menancap di tangan dan pundaknya
Sedangkan Heny terkejut bukan main—namun bukan terkejut dengan darah yang mengalir dari Erlina, melainkan terkejut melihat Gucci kesayangannya berserakan di lantai
"ERLINAAA!" Teriak Heny murka—lalu tanpa basa basi ia menarik Erlina berdiri. Menampar gadis itu berkali-kali, tanpa menghiraukan kesakitan Erlina
"A-aku mo-hon m-afkan aku" ucap Erlina terbata-bata—ia mendongak menatap Daddynya, mencoba meminta pertolongan. Namun daddynya hanya acuh tak acuh, bahkan ia hanya menatapnya dalam diam
"DASAR JALANG, KAU APAKAN GUCCI KESAYANGAN KU HA? LIHAT SEKARANG SUDAH HANCUR DAN ITU SEMUA KARENA JALANG KECIL SEPERTI MU. DASAR WANITA PEMBAWA SIAL" Heny benar-benar di kalap amarah melihat Gucci kesayangannya rusak. Ia benar-benar seperti kerasukan Iblis yang siap membunuh Erlina kapan saja
Erlina bahkan sudah merasa tulang-tulangnya remuk, kulitnya terasa sangat menyakitkan, sedangkan wajahnya terlihat banyak memar dan darah mengalir dari lengan gadis tersebut. Ia benar-benar merasa sudah siap jika di panggil bersama Tuhan. Hingga akhirnya kegelapan memenuhi indra pengelihatan Erlina
****
Erlina merasa terganggu begitu mendengar suara isak tangis seseorang. Dengan perlahan Erlina membuka matanya, walau rasanya berat sekali hanya sekedar membuka mataGadis itu meringis ketika merasa tubuhnya terasa sakit dan perih. Sedangkan bi Imah yang merasakan pergerakan gadis di sampingnya, langsung berhenti menangis—menatap pilu gadis yang sudah ia anggap anaknya
"Bi" ucap Erlina pelan—tak kuat membuka suaranya
"Bibi ambil minum dulu ya" ucap Bi Imah, lalu berlalu namun genggaman di tangannya mengurungkan niat bi Imah mengambil air
"B-bi di si-ni a-ja" ucap Erlina terbata-bata
Bi imah menangis meratapi nasib buruk yang menimpah gadis sebaik Erlina. Apa lagi saat dengan jelasnya Bi Imah melihat semua itu
Ya, Bi Imah disana—melihat dengan gurat kehancuran yang begitu dalam ketika matanya menatap sendu Erlina yang sedang di pukul, di tampar, bahkan saat gadis itu pingsan pun Ibu tirinya masih mencambuk Erlina dengan kuat beberapa kali. Hingga selesai itu, ia meninggalkan Erlina yang terkapar berlumur darah tak sadarkan diri
Bi imah tanpa basa-basi meminta pertolongan kepada satpam di rumah ini, untuk memindahkan Erlina menuju kamar gadis tersebut—setelah itu mengobati luka - luka yang terpati di Tubuh Erlina
"Bi, ja-ngan men-nangis" ucap Erlina sendu
Bi Imah tersenyum melihat bagaimana baik hatinya Erlina kepada orang lain. Disaat dirinya sendiri tengah mengalami masalah yang luar biasa, Erlina masih tetap mementingkan keadaan orang lain di sampingnya. Sungguh bi Imah merasa sesak mendapati gadis sebaik ini harus menanggung banyaknya beban yang bahkan ia sendiri tak tahu
"Kamu tidur ya sayang" ucap Bi Imah lembut—kemudian mengelus pelan rambut indah Erlina. Mencoba membuat Erlina terlelap. Hingga akhirnya Erlina perlahan mulai terlelap
"Tuhan selalu bersama mu nak" ucap Bi Imah pelan—lalu berlalu keluar meninggalkan Erlina yang terlelap
SEE YOU NEXT PART
****
THANKS FOR READING ✨❣️
DON'T FORGET TO LIKE AND COMMENT 👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
ECCEDENTESIAST (COMPLETED)
Teen FictionKetika kau terlahir dan menemukan dirimu sangat-sangat dibenci oleh keluargamu sendiri. Kau pasti akan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku dibenci? Kesalahan apa yang telah kuperbuat hingga mereka membenciku? Gadis dengan bola ma...