Bab 14

2.6K 522 279
                                    

Sering melintasi awan, aku tahu ada kalanya aku akan sangat dekat denganmu. Tinggal menunggu waktunya kapan, aku akan terbang menembus awan-awan itu, seperti aku ingin menembus hatimu.

Untung ada Aiz.

Kalimat itu yang berulang kali terucap oleh hatinya. Disaat dia sendiri, disaat dia terpuruk, lagi-lagi Aiz yang datang. Memeluknya erat. Mengubah rasa sedihnya menjadi tawa yang menjijikan. Namun entah mengapa rasanya Syahla sangat bersyukur.

Seperti malam ini, Aiz mengajaknya untuk makan keluar. Laki-laki itu berkata, hadiah Syahla tidak sesuai harapannya. Sehingga Aiz meminta ditraktir untuk makan di luar.

Syahla paham semua ini hanya akal-akalan Aiz saja. Tapi rasanya Syahla tak masalah dengan semua akal bulus Aiz. Dia menikmatinya. Karena Syahla tahu Aiz tidak akan mungkin menyakiti hatinya ini.

"Jangan lihat grup, Mbak." Kata Aiz ketika dia selesai memesan makanan di resto siap saji ini.

"Maksudnya?"

"Iya. Lo jangan lihat grup keluarga. Lagi rame."

"Lo kan udah dikeluarin kemarin?" tanya Syahla curiga.

Aiz dihadapannya tersenyum lebar. "Kan gue punya dua akun WA. Dan keduanya ada di dalam grup itu. Masa gue yang punya grup, gue yang enggak ada di sana."

Syahla mencibir. Namun rasa penasarannya tidak kunjung hilang. Semakin dilarang oleh Aiz, Syahla semakin penasaran. Dia mengeluarkan ponsel dari saku celana pendeknya, lalu tersenyum miris saat Aesha mengirimkan gambar di grup keluarga Al Kahfi cimit-cimit itu.

Aesha kayaknya ada yang kepergok jemput nih.

Foto Abi dan Syahla yang berdiri cukup dekat ternyata berhasil diabadikan oleh seseorang. Dan dengan bangganya Aesha mengirimkan ke dalam grup keluarga. Karena gadis itu pikir, semua kembali seperti dulu lagi. Dimana Abi menjalani kisah cintanya dengan Syahla, yang keduanya adalah sepupu Aesha.

Namun faktanya dibalik foto itu ada luka besar yang tercipta. Bagi orang yang tidak tahu kondisi aslinya, semua akan bersorak bahagia. Hubungan Abi dan Syahla yang sering dikatakan sangat cocok oleh para sepupu, memang diharapkan dapat bersatu. Tapi sayangnya semua hanya berakhir seperti mimpi buruk.

Shafa buruan, La. Kapan susul gue? Anak gue udah hampir 2 tahun, masa lo masih gitu-gitu aja.

Aesha Tuh mbak Lala. Mbak Shafa aja yang ditinggal suaminya tugas ke rawa-rawa udah punya anak. Malah udah dua tahun. Ayo buruan susul. Nanti Aesha kan juga mau nyusul.

Aiz yang melihat dengan mata kepala sendiri kondisi Syahla saat ini langsung mengirimkan sesuatu di grup itu.

®~ siapa yang mau nyusul? Kamu? Doa qunut aja masih enggak hafal, malah mau nyusul nikah. Hafalin dulu doa itu baru ngomong nikah.

Aesha idih, muncul juga akun WA lainnya. Katanya akun itu cuma buat mantau isi di dalam sini doang. Tapi ikutan komen juga lo. Wuuu..

®~ berisik. Anak kecil tahu apa sih? Hafalin dulu tuh doa qunut, baru ngomongin nikah.

Aesha alah, Abang juga baru hafal dua tahun ini kan. Ngaku coba? Sebelum-sebelumnya bacaan tahiyat akhir aja kebalik-balik, sok-sok'an ceramahin orang. Bersyukur Bang, bang Zhafir mau nolongin. Kalau enggak, mau jadi apa?

Shafa udah-udah. Kalian berdua ribut terus. Sama-sama lagi belajar jangan saling menghina.

Adskhan dengar enggak lo pada. Mbak gue ngomong apa?

Flying With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang