Bab 17

2.8K 601 327
                                    

Vote dulu.. Sebelum baca. Biasakan itu!!

Yang mau gabung di grupku, bisa.. Kirim nomor sama namanya aja. Aku invite langsung..
Di dalam grup itu kita bahas hal santuy aja.. Aku sih pengen tanya pendapat kalian tentang ide2 yang bakalan aku tulis ke depannya.

Btw.. Gak boleh gondoookk..
Kalo udah terasa gondok, buruan makan gareeemmm!!

Terkadang diam-diam semesta mempunyai cara terbaik untuk menuntaskan rindu atau memberikan kepastian bagi orang yang percaya dengan keajaiban Pencipta.

"Bali.... Kami datang!!" Aiz bergumam sambil menghirup udara Bali hari ini. Masih menunggu Syahla dan Aesha selesai dengan tugasnya, mereka berdiri di depan bandara Ngurah Rai, Bali, menikmati udara pagi ini.

Matahari pagi yang baru muncul, mulai memancarkan sinarnya yang terasa hangat. Dengan kaca mata hitamnya Aiz memandang sinar matahari itu sambil menjemur kulit mulusnya.

"Buruan sini woi. Ngeri gue, waktu pulang nanti lo enggak dikenalin sama ibu bapak lo karena gosong." Kata Adskhan penuh godaan.

"Sorry, kulit gue enggak mungkin hitam. " Kata Aiz bangga. "Paling merah aja karena kebakar." Sambungnya sambil tertawa.

Tidak lama mereka menunggu, Aesha dan Syahla terlihat berjalan bersama awak kabin lainnya. Semuanya berseragam dan terlihat keren di mata Zhafir.

Akan tetapi yang menjadi fokus Zhafir, ada seorang laki-laki berseragam pilot terlihat berjalan santai di samping Syahla yang terus tertawa sambil berbincang-bincang layaknya sahabat lama. Keduanya terlihat sangat serasi hingga Zhafir curiga ada kedekatan lain di antara keduanya.

"Yuk....." Teriak Aesha.

Aiz mencibir kelakuan adiknya. Tapi kemudian mendekati, merangkul Aesha dengan sayang.

Sedangkan Syahla sendiri terlihat pamit dengan awak kabin lainnya, karena niatnya malam ini dia dan Aesha tidak menginap bersama-sama tim terbang.

"Ayuk." Kata Syahla sambil tersenyum mendekati para sepupunya.

"Sayang ya kita jarang banget punya waktu kayak gini." Ungkap Aesha sedih.

"Makanya buruan resign biar gampang atur jadwal." Kata Aiz dengan kejam.

"Ih, orang lagi merintis karir disuruh resign. Abang macam apa ini!!"

"Ya abang macam ini. Yang jelas seburuk apapun gue, tetap aja gue abang lo." Aiz berkata dengan mantap sambil melirik ke arah Syahla.

"Udah-udah. Naik apaan kita ke sana?"

"Oh tenang aja, mbak Syahla. Aiz ganteng udah siapin semuanya."

Sambil menghubungi seseorang dengan ponselnya, tidak begitu lama sebuah mobil berhenti di depan mereka.

Aiz langsung mempersilakan semuanya masuk. Karena barang bawaan mereka tidak banyak, semuanya dengan mudah duduk sesuai kursi dalam mobil tersebut.

Seorang supir berpakaian rapi memang sudah Aiz sewa demi menyiapkan liburan dadakan ini.

"Mau ke mana sekarang, Bli?"

"Kita ke pantai langsung, Pak!!"

"Yeeee.... " Aesha berteriak dengan semangat. Kali ini kebahagiaan benar-benar dia rasakan.

***

Abi membunyikan klakson mobilnya ketika menjemput Inka di pinggir jalan. Padahal dari awal Abi sudah menawarkan untuk menjemput di rumah saudara Inka, di daerah Jakarta Barat, namun di tolak oleh gadis itu.

Flying With(out) YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang