Ciee.. Masih nungguin cerita ini..
Hahahaa.. Aku abis buat part termewek2 cerita ini.. 😆😆😆
Nantikan aja part itu..Btw..
Malam ini ada VCS di youtubeku..
Apa sih VCS?
Cek yaa..Jangan malu atas pencapaian yang bisa kamu raih hingga saat ini. Karena orang sukses dalam kehidupan pasti dimulai dari orang kecil yang mau berusaha.
Ditemani oleh Safira, akhirnya Syahla berhasil membuat janji dengan Inka dan menemui perempuan itu di salah satu mall daerah Selatan Jakarta. Ketika keduanya saling pandang saat Syahla menjejakan kedua kakinya ke dalam sebuah restoran di mall tersebut, Inka sudah menyambutnya. Gadis itu langsung mengenali siapa Syahla, dan bagaimana rupanya. Terakhir ketika Abi menjemputnya di bandara tempo hari, dia sempat mengenali sosok pramugari cantik itu yang berhasil membuat Abi diam seribu bahasa.
"Assalamu'alaikum." Sapa Inka.
"Wa... wa'alaikumsalam." Jawab Syahla agak sedikit tersendat. Bukan dia tidak mampu menjawab salam itu, melainkan karena sambutan Inka begitu hangat kepadanya dan juga Safira.
"Kenalin, adikku. Namanya Safira."
"Halo, Safira."
"Inka."
"Pada mau pesan minum dulu?" tanya Inka kepada dua perempuan kakak beradik ini.
Tatapan Syahla dan Safira tertuju kepada pakaian rapat yang dipakai Inka. Bahkan kedua adik kakak itu tidak mampu melihat telapak tangan Inka yang tertutup handsock.
Khimar lebar hingga menutupi bagian belakang tubuh perempuan itu mengingatkan Syahla dan Safira pada sosok neneknya, Sendi, yang selalu tampil seperti ini.
"Kok pada diam? Mau pesan minum apa?"
"Ah.... " Sentak Syahla kaget. Dia melirik Safira yang juga baru sadar dari lamunannya. "Apa aja deh. Yang dingin-dingin boleh." Sambung Syahla.
Inka langsung tersenyum, memanggil pelayan untuk dibawakan beberapa minuman dingin untuk Syahla dan Safira.
Kemudian dia tersenyum kembali ke arah Syahla dan Safira secara bergantian. Dia ragu untuk bicara lebih dulu, karena dia yakin Syahla ada yang mau dibicarakan sampai mengajaknya bertemu hari ini.
"Maaf... sebelum kamu bercerita ada kendala apa sampai mengundangku hari ini untuk bertemu, aku ingin bertanya lebih dulu. Kamu dapat nomorku dari Abi?"
Syahla tertawa malu. Dapat nomor dari Abi? Batinnya berteriak penuh ejekan. Dia mengambil nomor Inka dari ponsel Abi. Bukan karena laki-laki itu yang memberikannya.
"Kayaknya iya deh." Jawab Inka sendirian.
"Gue save nomor lo dari ponsel Abi."
"O...."
Karena terjadi waktu kosong dalam percakapan ini, Safira mulai mengambil alih layaknya moderator. Dia harus berusaha untuk adil meskipun disatu sisi Syahla adalah kakak kandungnya sendiri.
"Begini Inka. Ya, harusnya aku panggil Inka aja. Secara pasti tuaan aku. Kalau kamu seusia sama Abi." Kata Safira tanpa banyak basa basi. "Sebenarnya ada niat khusus kenapa kakakku, Syahla, mengajak kamu bertemu hari ini. Tapi kamu tenang aja kok, kita cuma ingin saling bicara baik-baik. Jadi. Jangan pikir kalau kita.... "
"Kalian ini sepupu-sepupunya Abi, kan?" potong Inka cepat. "Lebih baik aku langsung jelaskan saja awal mula kenapa aku bisa mengenal Abi, dan hingga kini pastinya kalian melihat kami terlalu dekat."
Setelah yakin maksud undangan Syahla hari ini, Inka mulai menjelaskan satu persatu alasannya kenapa dia bisa sedekat ini sama Abi.
"Aku kenal Abi dari mulai kami sama-sama satu kampus. Sama-sama ambil jurusan ekonomi bisnis. Sama-sama dari Indonesia. Apalagi suasana di Jepang itu sangat berbeda dengan Indonesia. Semuanya individual. Tidak seperti di negara ini. Yang menjunjung tinggi tingkat sosial sesama masyarakat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flying With(out) You
SpiritualTabu. Kata itu yang akan muncul ketika masyarakat mendengar ada seorang perempuan yang menyerahkan dirinya kepada seorang laki-laki untuk dinikahi. Padahal sudah sejak zaman Nabi Muhammad dulu, hal ini pernah terjadi, atau bahkan sering terjadi pada...