24. Tifus

2.2K 142 9
                                    


"Gak tau" jawabnya

"Ah dari tadi kek"

Angga segera berlari menuju ke kantin ingin menemui Roy dan Indri

"Loh lo ngapain kesini? Bukannya tadi mau ke Zara?" tanya Roy

"Zaranya gak ada"

"Masa sih kak? Prasaan tadi Zara lagi dikelas lagi baca novel"

"Gak ada"

"Trus Zara kemana yaa?" tanya Indri pada diri sendiri

Indri mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan pada Zara

Untuk: Zara

Raa kamu dimana?
Kak Angga nyariin nih

"Gimana?" tanya Angga

"Gak dibaca kak"

"Ya sama, semalem gue kirim pesan juga sama Zara gak di bales, jangan kan dibales dibaca aja kagak"

"Waaah kayaknya dia beneran marah deh sama lo bro"

"Eeh lo jangan gitu donk"

"In nanti pas pulang sekolah, lo tahan aja Zara bentar biar gue antar pulang Zara oke" lanjut Angga

"Siip tapi kalo Zaranya mau yaa, kalo Zaranya gak mau aku gak bisa maksa, Zara itu orangnya gak suka dipaksa"

"Yaa usahain yaa pliss bentar doank, kalo gue udah ketemu Zara lo boleh pulang deh"

"Iya iyaaa

****

"Indriii!" panggil Angga

Roy dan Angga yang baru keluar dari kelasnya segera berlari menghampiri Indri yang menuju ke parkiran

"Kenapa?"

"Zara mana kok elo sendiri?" tanya Angga dengan napas yang tak beraturan

"Duh iya maaf kak aku lupa ngabarin, tadi pas aku masuk kelas aku ketemu sama Zara tapi mukanya pucet gitu pas aku tanya dari mana dia dari UKS trus dia ambil tasnya dia pulang duluan karna udah dijemput sama tante Ima" jelas Indri

"Haaaa yaudah deh aku kerumah Zara, gue duluan" pamit Angga pada Roy dan Indri

"Yok" jawab Roy asal

"Emang bener Zara pulang duluan?"

"Iya kak, mukanya pucet banget tapi pas ambil tas kayak orang mau pingsan gitu, ya untung dijemput sama tante Ima"

"Oooh, kasian Angga dari kemaren dia kayak orang frustasi, padahal bentar lagi ada turnamen, kalo Angga terus-terusan kek gini bisa ganggu ke turnamennya"

"Yaa moga aja mereka cepat akur ya kak"

"Iya"

****

"Maa aku pusing"

"Iya sayang, ayo turun"

Ima menuntun Zara namun hanya beberapa langkah Zara pingsan hingga tergeletak di depan rumahnya

"Zaraaaa"

"Toloooooonngggggg"

"Tolooooonng"

Ima berteriak untunglah ada tetangganya yang melintas didepan rumah Zara, dia pun menghampiri Ima bersama tetangga yang lain yang sedang berlalu lalang didepan rumah Zara

"Pak Buk bawakan anak saya ke mobil"

"Iya bu"

Ima akhirnya membawa Zara kerumah sakit terdekat

Setangkai Surat Dari Bebek Karet (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang