03.Senior?

2.7K 103 5
                                    


"Kamu...... "

"Tante..... "

Keheningan terjadi diantara keduanya berlangsung selama beberapa detik

"Kamu apa kabar?" tanya Ima menyalami tangan Angga

"Baik tante" jawab Angga kebingungan

"Kok muka kamu kayak yang bingung?"

"Iya, maaf sebelumnya kalo saya lancang, saya mau tanya tante,tante kenal sama saya?" tanya Angga dengan hati-hati tak ingin menyakiti mamanya Zara

"Ya enggak lah, baru aja ketemu masak langsung kenal" ucap Ima ketawa kecil

"Ohh" ucap Angga tersenyum kikuk

"Kenapa?, ya maaf kalo tante sok akrab, biar kamu gak canggung"

"Iya tante gak pa-pa"

"Oh iya silahkan duduk, sampek lupa"

"Iya tante"

"Nama kamu siapa?"

"Angga tante"

"Oohh, kalo tante Ima, kamu bisa panggil tante, tante Ima"

Angga pun duduk, jujur dia tambah grogi dengan sikap Ima yang bisa dibilang sok akrab, tapi itulah cara Ima agar teman-teman Zara tidak canggung terhadapnya

Ima menanyakan banyak hal kepada Angga mulai dari alamat, orang tua, anak keberapa, bahkan sampai pendidikan. Mendapati Ima yang seperti itu membuat Angga akhirnya bisa bersikap nyaman kembali

"Udah brapa lama kalian jadian?"

Pertanyaan Ima sontak membuat Angga kaget, jangankan pacaran pedekate aja enggak, gimana mau pedekate Zaranya kan sudah diembat si buaya darat itu si Bisma

"Maaf ya kak lama soalnya masih mandi tadi" ucap Zara tiba-tiba nongol

Keduanya kaget dengan kehadiran Zara, pasalnya tak ada hujan tak ada angin dia tiba-tiba nongol

"Iya Ra gak pa-pa"

"Zara kalian berdua udah lama pacarannya?" tanya Ima kepada anak semata wayangnya itu

"Hah kita gak pacaran ma"

"Pedekate aja enggak"

Zara menjelaskan kesalah pahaman yang terjadi

"Hah"

Pernyataan Zara membuat Ima terkejut dan sedikit kecewa

"Ooh yaudah" ucap Ima pasrah

"Yaudah ma, aku brangkat dulu"

Zara menyalami dan mencium tangan Ima, dia keluar tanpa menunggu Angga, Angga yang hendak menyalami Ima tangannya ditahan oleh Ima

"Tante dukung kamu" ucap Ima mengedipkan satu matanya

Mendengar pernyataan Ima, Angga serasa melayang mendapatkan satu suara pendukung, meskipun tak dekat dengan Zara setidaknya dia memiliki pendukung

"Kak tadi bicara apa aja?"

"Enggak cuma bicara yang biasa-biasa aja"

"Oohh maaf ya ucapan mama tadi"

"Yang mana?"

"Itu yang mama bilang kalo kita pacaran?"

"Emang kenapa kalo kita pacaran bener?"

Setangkai Surat Dari Bebek Karet (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang