27. Nasib

2.4K 171 42
                                    

Terlihat jelas dikepala Angga mengeluarkan darah segar akibat terbentur di aspal, dokter dan tim medis menangani Angga semaksimal mungkin

Sedangkan luar sana terlihat Zara dengan orang tua Angga dan Orang tua Zara terlihat sangat cemas memunggu hasil dari dokter

Dokter keluar dengan keadaan tak enak, dimana dia harus mengungkapkan yang sebenarnya, Zara orang tua Zara dan keluarga Angga yang sedari tadi duduk segera berdiri menghampiri dokter tersebut

"Dok gimana keadaan anak saya?" tanya Ami yang sedikit menahan emosi

"Buk pak"

"Dok katakan yang jelas saya gak mau bertele-tele" ucap Ami mulai meluapkan emosinya

"Anak ibu masih belum sadarkan diri"

Ami tak melanjutkan pembicaraannya dengan dokter dia segera masuk menatap Anaknya terbaring lemah dengan infus di tangan kirinya, nasa kanula yang dipasang dihidungnya dan patient monitor disamping tempat tidurnya itu

"Siapa yang tega sama kamu nak... Kenapa kamu harus berada disini..."

"Apa dia gak punya hati sampai harus nabrak kamu seperti ini"

Tangis Ami pecah melihat keadaan anaknya itu, mengelus lembut puncak kepala Angga sesekali mencium kening Angga

"Kamu harus kuat, kamu harus segera sadar, mama rindu manja kamu, mama rindu sikap cuek kamu kalo mama lagi ngoceh gak jelas, mana anak mama yang katanya jagoan, jangan tidur terus ini bukan tempat tidur kamu, kamu itu penakut disini banyak hantunya cepet sembuh terus kita pulang yaa" ucap Ami tersenyum kecut menatap anaknya yang tak sadarkan diri itu

Tiga hari berlalu namun tak ada tanda-tanda kalo Angga bakal sadar membuat orang tersayangnya cemas dan panik

"Slamat siang pak!" ucap salah satu polisi yang menghampiri Abri yang berada diluar ruangan itu

"Siang!"

"Begini pak kami sudah mendapatkan informasi terkait kecelakaan anak bapak, menurut cctv di tempat lokasi tersebut ternyata yang menabrak itu dua preman yang memang dengan sengaja menabrak anak bapak karna jalanan waktu itu terlihat sangat sepi jadi gak ada alasan preman itu ngebut di tepi jalan" jelas polisi yang lain

"Trus gimana pak apa premannya itu sudah ketemu?"

"Belum pak, tapi kami akan terus melacaknya"

"Iya trima kasih informasinya"

"Kalo begitu kami permisi dulu"

Kedua polisi itu meninggalkan Abri di luar ruangan, yang kemudian dihampiri Ami yang datang dari dalam ruangan

"Pa" sapa Ami yang kemudian duduk disamping suaminya itu

"Kakak tau gak disini itu banyak hantunya, aku aja gak mau disini kalo gak demi kakak"

"Kakak ingat gak pas waktu masuk rumah sakit, aku mohon-mohon sama semuanya agar cepat pulang, kakak gak mau pulang ya? Betah amat sih" lanjut Zara yang duduk disamping Angga

"Broo bangun donk, katanya mau rayain hari kemenangan kita" ucap Roy mencolek lengan Angga

"Kak jangan gitu ah" ucap Indri mencubit pinggang Roy

"Ahh iya iya" ucap Roy memegang pingggangnya yang sakit itu

"Katanya mau nraktir gue, ah payah bangun donk" ucap Ervan dengan nada pura-pura kesal

"Broo besok liburan nih jalan yuk, bosen gue dirumah mulu, lo gak bosen apa disini? Iiihhh banyak hantunya" Roy melihat seluruh ruangan sambil membayangkan hantu akan menerkamnya

Setangkai Surat Dari Bebek Karet (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang