Change

7.4K 392 15
                                    

Vote sebelum baca.!!
Komen sesudah baca!!

~Happy reading~

Akhirnya air infus Ruby sudah habis dan saat ini aku sedang membereskan baju-baju Ruby yg ada di lemari dan memasukannya kedalam Tas. Sedangkan Ruby seperti biasa dia selalu memperhatikan ku sambil duduk di tepian ranjang. Karena aku yg menyuruhnya duduk di sana di karenakan kaki Ruby masih memakai gips. Dan dia harus menggunakan kursi roda atau tongkat jalan.

Setelah selesai membereskan bajunya aku menghampiri Ruby dan langsung mengangkat tubuhnya untuk berpindah ke kursi roda, jujur aku tidak kuat menahan senyumku saat mengangkat tubuhnya.
Aku hanya tidak menyangka saja jika aku bisa sekuat itu mengangkat tubuh Ruby, aku bahkan tidak pernah menggendong Cilla (adik Clarke) saat dia beranjak remaja. setelah hampir 14 hari di rumah sakit berat badan Ruby menurun dan itu menyebabakan tubuhnya semakin ringan dari pertama kali aku menggendongnya saat kejadian itu.

×

Aku mendorong kursi roda Ruby di lorong rumah sakit, tadi aku juga sudah menelpon supir perusahaan untuk mengantar kami pulang, karena Ruby bilang dia pindah ke apartemen dan tidak menggunakan supir dan bodyguard lagi. Dia menggunakan bodyguard saat pertama masuk kerja karena keinginan ayahnya saja agar dia aman.

Tapi setelahnya dia menolak untuk di temani bodyguard lagi dan lebih memilih tinggal di apartemen saja,.

"Pak tolong gendong Ms. Ruby ke dalam mobil"- ujarku pada supir karena tidak mungkin aku mengendong nya sekarang di sini banyak orang bisa-bisa mereka berpikiran aneh tentang aku dan Ruby.

Ya walaupun aku tau jika mereka tidak akan perduli akan hal itu tapi tetap saja aku tidak nyaman. Saat supir itu mendekat untuk menggendong Ruby.

Tiba-tiba Ruby meremas Coat yg aku pakai, dengan tangan yg bergetar,

"Eh ngga jadi deh pak tolong masukan ini saja ke bagasi"- ujarku dan langsung berjongkok di depan kursi roda Ruby.

"Maaf"- ujarku berbisik, dan langsung berdiri kembali untuk membantunya berdiri, agar bisa duduk di kursi mobil.

Sebenarnya aku tidak tega saat dia meringis sakit pada kakinya karena menahan berat badannya supaya bisa duduk, aku sangat ingin menggendongnya, tapi seperti yg aku katakan tadi di sini banyak orang.

Setelah Ruby duduk dengan nyaman aku langsung memakaikannya seat belt, dan setelahnya aku langsung memutari mobil untuk duduk di samping supir, setelah aku duduk dan akan memakai seat belt tiba-tiba Ruby membuka suaranya.

"Bisakah kamu duduk di belakang bersama ku"

"Tapi-"

"Kau menolak permintaanku!!!"- karena mendengar nada bicara Ruby meninggi aku pun menuruti kemauannya.

"Baiklah saya akan pindah"- ujarku dan langsung keluar memutari mobil tersebut sambil mengumpat, "ck sifat kasarnya keluar lagi kan!!!"- gumamku sebelum membuka pintu mobil dan langsung duduk di samping Ruby.

×

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam lebih akhiranya kami sampai di apartemen yg Ruby tempati, apartemen Ruby sangat mewah apartemen nya bertingkat di lantai atas terdapat satu kamar dan 1 kamar mandi, di bawah terdapat ruang tamu yg lumayan luas, dapur, dan ruang makan serta toilet. Dan gudang atau ruang kerjanya mungkin. Dia bilang aku tidak boleh membuka pintu itu. Ya sudah aku juga tidak perduli,

"Tapi jika kamarnya di atas pasti dia akan kesulitan bergerak, kan kakinya masih memakai gips"-batinku.

"Saya sudah bereskan semuanya, baju sudah saya susun juga di lemari, dan nanti saya akan Carikan seseorang untuk membantu mempermudah anda beraktifitas di dalam apartemen, untuk sementara waktu mungkin anda tidak perlu masuk sampai kaki anda sembuh, saya akan hendle semua pekerjaan anda untuk sementara"- lihatlah dia mengabaikan aku lagi, padahal aku sudah berbicara panjang lebar, apa dia harus sakit dulu baru bisa memperhatikan ku.

BETWEEN USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang