9 November 2020
Yang artinya besok Cho Dohyun anak paling kecil dari keluarga Cho berulang tahun yang ke 4, Dohyun akan menyusul kedua teman bayinya yang sudah berumur 4 tahun.
Dan sekarang mami Hangyul dan papi Seungyoun sedang mempersiapkan segala bingkisan untuk teman teman Dohyun nanti.
Berbagai jenis makanan sudah masuk kedalam tas tas bergambar Tayo dan Tsum Tsum.
"Ini bingkisannya jadi berapa, yang?" Tanya Seungyoun kepada istrinya yang sedang sibuk mempersiapkan ulang tahun Dohyun besok.
"Bentar bentar, ini total seharusnya bakal 12 bingkisan."
Seungyoun yang memiliki otak setengah binggung, bukannya teman Dohyun hanya 10?
"Kok 12? Bukannya 10?"
Wajah Hangyul berubah datar.
"Uyon, sekarang lo mikir nih ya, kalo misalkan cuma 10, nanti anak lo yang dua iri sama temen temennya. Apalagi Wonjin, nangis meraung raung gak dapet bingkisan."
Seungyoun mengganguk dan memasang tampang bodohnya.
Btw, dimana Wonjin dan Dohyun?
Mereka sedang membagikan undangan untuk besok.
Bayangkan saja, bocah bocah itu berjalan membawa satu keranjang berisi undangan.
Sedikit penjelasan, rumah keluarga Yoon dan Lee berada di blok yang sama dengan keluarga Cho, blok h.
Sedangkan keluarga Han dan Song terletak di belakang blok mereka, blok i.
🌺
"La la la! Aku sayang sekali, doraemooonn~"
Wonjin kecil sedang bernyanyi dan melompat lompat senang, dibelakangnya ada Dohyun yang ia jadikan babu.
Dohyun membawa keranjang berisi 6 undangan lagi, tinggal undangan milik keluarga Lee dan Yoon yang berada satu blok dengan keluarga cho.
Entah kenapa Wonjin memilih membagikan undangan ke blok belakang lebih dulu.
Dan sekarang Wonjin kecil dengan Dohyun sang adik yang merangkap menjadi babu telah sampai dirumah keluarga Lee,
"Kembar, Jinu main yuuk!" Teriak Wonjin.
Wooseok keluar untuk menghampiri Wonjin, dibelakangnya Eunsang dan Jinwoo sedang mengikuti Wooseok sambil memakan sebuah ice cream.
"Dodo!" Panggil Jinwoo.
"Jinu!" Sahut Dohyun.
"Esa!" Teriak Eunsang.
Wooseok hanya terkekeh pelan melihat pemandangan didepannya.
"Wonjin, kenapa? Masuk dulu yuk.."
Wonjin hanya menggeleng pelan sementara Dohyun sudah meletakan keranjangnya didepan rumah keluarga Lee dan membuka sendalnya bersiap siap untuk masuk kedalam.
"Onjin mau kasih undangan ulang taun dodo." Kata Wonjin sambil menyerahkan 3 undangan yang diambilnya acak.
Wooseok menyamakan tingginya dengan Wonjin yang pendek dan menggambil undangan itu.
Wooseok membaca undangan yang diberikan oleh Wonjin, tiga undangan itu harusnya diberikan untuk Dongpyo, Hyeongjun dan Yunseong.
Wooseok terkekeh, anak yang belum lancar baca disuruh nebar undangan. Hangyul dan Seungyoun sudah tidak waras.
Wonjin kembali membuka suara,
"Terus onjin mau ke rumah Minkyu dulu, ma! Onjin pergi ya!"
Sesuai kesepakatan mereka, biar akrab panggilanya bukan om, tante. Tapi mami papi, ayah bunda dan papa mama.
Wojin kecil berlalu dari rumah Wooseok, membawa keranjang undangan dan meninggalkan Dohyun yang sedang memakan ice cream yang sama dengan Eunsang dan Jinwoo.
Wonjin sudah tiba dirumah Midam yang letaknya 15 langkah dari rumah Wooseok,
"Minkyu main yuuk!"
Beberapa detik berlalu, tidak ada yang keluar. Wonjin kembali berteriak,
"MINKYUU OO MINKYU!"
Bukan Midam yang keluar, melainkan Minkyu yang muncul. Wonjin kecil menggoceh,
"Minkyu lama banget sih!"
Minkyu menghampiri Wonjin menuju pagar rumahnya,
"Maaf, tadi Minkyu lagi bantu bunda Midam masak kue."
Mata Wonjin berbinar,
"Onjin masuk ya? Onjin mau kue juga!" Masih dengan tangan yang membawa keranjang, Wonjin ingin beranjak memasuki rumah Midam.
Tapi sayangnya, Minkyu menghalangi pagar rumahnya, tidak membiarkan Wonjin masuk.
"Gaboleh! Onjin gendut nanti kuenya abis dimakan Onjin!"
Wonjin kecil berkaca kaca, ia meletakan keranjang undangannya di dekat kaki Minkyu,
"Yaudah! Nanti Onjin minta mama bikiin! Minkyu jangan minta! Itu juga undangan ulang tahun dodo ambil aja sama keranjangnya! Onjin pergi!"
Wonjin berusaha tidak menangis tapi air matanya tetap turun, ketika Wonjin berkata ia akan pergi ia tetap berada disana, tak melangkahkan kaki sama sekali.
"Yaudah Wonjin masuk aja." Kata Minkyu.
Wonjin kecil masih tak beranjak dari tempatnya.
Minkyu yang kesal menarik tangan Wonjin, membuat Wonjin sedikit oleng dan akan jatuh jika Minkyu tidak menarik tangan Wonjin yang masih ia gengam,
Wonjin kembali menggoceh,
"Tapi tadi katanya Onjin gak boleh masuk! Gimana sih?!"
Minkyu hanya mendengarkan mau narik tangan Wonjin, takut jatoh terus nimpa Minkyu, kan gak lucu.
Tapi tidak perduli, Minkyu menarik Wonjin lagi. Sayangnya Wonjin tak bergerak,
"Kenapa sih mbul? Katanya mau kue bunda Midam?"
Wonjin malah menoleh kebelakang dan berkata,
"Itu keranjangnya masih diluar! Keranjang kesayangan Onjin itu!"
Wonjin melepas tangan Minkyu dan berlari menuju luar untuk menggambil keranjangnya dan kembali lagi kesamping Minkyu,
"Ayo jin! Nanti kuenya abis sama kak Yunseong"
Minkyu kembali menarik tangan Wonjin dan masuk kedalam rumahnya.
Cuma mau ke dapur bunda Midam minta kue pake drama segala. Kenapa sih?
TBC or END?
Haii..
Pertama, maaf lama gak up..
Kedua, aku rencana mau tamatin ini di chap ini juga..
Abisnya gak ada respon dari kalian para readers, gimana kalo tamat aja disini?
Kalian juga gak bakal kangen cerita gaje ini kan?
Ketiga, ada yang nungguin gak sih?
Kadang aku tuh suka bandingin ceritaku sama cerita lain. Entah buat apa, dan aku merasa minder :)
Cerita ini tuh kurangnya banyak, aku gak tau mau lanjut atau enggak.
Kalo lanjut berarti nextnya ultah dohyun, karna ini baru pt.1 nya.
Tapi terima kaseh 1k readers dengan 100 vote lebihnya :) tanpa kalian aku hanyalah butiran debu.
Btw, Hangyul Dohyun mau debut, kemungkinan X1 unit gak sih? Kalo misal unit dan gak lengkap, sepertu udah bukan X1 lagi :( udah beda rasanya..
So, gimana lanjutnya book ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Pete.
Teen Fiction"Onjin gak temen Minkyu ah!" "Yaudah maaf, Minkyu yang salah." bxb, produce x 101.