ADA DIA

569 65 2
                                    

Sepulang dari rumah sakit, nuca menerima telepon dari teman - temannya yang mengajaknya pergi nongkrong di cafe biasanya. Tanpa pikir panjang nuca hanya meletakkan tas dan jasnya kemudian memakai jaket dan mengambil gitarnya. Menuruni tangga dan menuju garasi untuk mengambil motornya. Mama yang melihatnya dari dalam mobil tidak bisa membiarkannya begitu saja. ( kebetulan mama nuca baru pulang dari belanja )
Mama : " nucaaa...". Sambil keluar dari mobil.
Nuca yang sudah bersiap - siap di atas motornya pun melepas kembali helmnya.
Nuca : " nuca diajak jalan sama temen - temen ma, boleh ya"
Mama : " ini sudah sore dan kamu sudah seharian di rumah sakit.... mama nggak mau kamu kecapekan apalagi sakit ".
Nuca :" nuca dah janji mau datang ma, nggak enak kalo tiba - tiba nggak jadi datang "
Mama : " jangan deh mama kuatir"
" biarin saja ma... biarin nuca pergi ". Suara papa dari atas tangga garasi.
Mama : " lho pa???"
Papa : " ga papa ... asal besok nuca mau ikut pertemuan ".
Nuca : " pertemuan??.. oh iya pa nuca mau... makasih ya nuca pergi dulu ".
Mama : " pa"
Papa : " sudah ma.. ayo kita masuk saja"
Nuca memakai kembali helmnya, dan mengemudikan motornya dengan rasa senang yang belum ia rasakan sebelumnya. Ia yakin papa tidak akan melarangnya lagi.
Kebahagiaannya itu ia rayakan bersama teman - temannya. Ia mentraktir semua teman - teman yang datang ke cafe.
--------

Langit pagi itu membiru indah..
Nuca dengan jas barunya terlihat menawan dan berdedikasi. Ia sudah siap memikul tugas berat dari papanya.
Nuca : " ma doain nuca ya semoga semua lancar "
Mama : " iya... buruan berangkat jangan sampai terlambat "
Koper silver menjadi teman pergi nuca kali ini. Dengan menaiki mobil sport nya ia menerjang jalanan yang lumayan padat. Meski hati masih agak berat tapi paling tidak papa sudah tidak melarangnya lagi untuk bermusik.
---------

Pukul 08.00 wib
Pengumuman di rumah sakit itu dapat didengar semua dokter, perawat dan seluruh staf rumah sakit. Hari ini dokter ardian kembali mengumpulkan semua tenaga rumah sakitnya untuk evaluasi dan pengarahan.
Setelah semua berkumpul di aula, acara pun dimulai dengan sambutan dari dr ardian, kemudian pengarahan dari kepala tim medis, evaluasi dan studi kasus.
Sebelum menutup pertemuan, dr ardian meminta nuca untuk maju kedepan podium. Orang - orang yang hadir saling berbisik... yang mereka perbincangkan di hari sebelumnya ternyata akan diketahui hari ini. Predikat paling tampan di rumah sakit kini juga menjadi milik nuca, tidak hanya dr galih saja.
" sebelum saya tutup acara ini, saya mau memperkenalkan anak saya nuca ardian perwira yang nanti akan menggantikan saya untuk memanage rumah sakit ini.
Dr ardian mempersilakan nuca untuk memberi sambutan.
Nuca : " terima kasih atas waktunya.... seperti yang sudah disampaikan oleh papa saya dr ardian, mulai hari ini saya akan mencoba membantu memajukan dan meningkatkan kualitas serta pelayanan rumah sakit ini supaya lebih banyak lagi nyawa yang terselamatkan dan untuk memotivasi masyarakat agar mau berobat. Jujur sebelumnya saya tidak pernah tertarik dengan dunia medis. Akan tetapi sejak peristiwa yang saya alami, motivasi dari keluarga dan juga berkat seorang dokter yang sudah menginspirasi saya, maka akan saya coba sekuat tenaga saya untuk mengelolanya. Tentunya juga akan banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mohon saran dan masukannya. Terima kasih.
Selesai dari sambutannya, papa memperkenalkan bagian - bagian yang ada di rumah sakit. Mulai dari dokter ahli, dokter umum, perawat, staff, cleaning service dll hingga saat menunjuk ke arah orang2 yang ada di bagian kanan dr ardian..
" yang ini tim dokter pilihan di rumah sakit ini "
Nuca menoleh ke arah mereka sambil tersenyum dan memberikan tepuk tangannya. Ia semakin bangga dengan dokter galih karena ternyata ia ada di barisan dokter tim yang papanya sebutkan tadi.
Sesaat,
Baru nuca sadari, dengan tanpa diduga ia melihat gadis berhijab yang merawat lukanya itu duduk di belakang dokter galih... ya dia tiara.
Nuca sama sekali tidak menyangka jika orang yang menolongnya sekarang ada di depannya, dengan senyuman indahnya tiara menatap nuca.
" hhh... gadis itu ada disini". Dalam hati nuca. Nuca hanya bengong seolah tidak percaya.

Tiara memang sudah ada di kursi itu dari sebelum acara. Awalnya ia juga kaget melihat  nuca maju ke panggung. Tidak percaya jika ia masih bisa bertemu dengannya. Tiara pun menyimak apa yang disampaikan nuca sejak tadi.

Acara pertemuan seluruh pegawai pun telah usai.
Para ketua staff menjabat tangan nuca sebagai penghormatan. Dr galih tak lupa mengucapkan selamat atas jabatan yang diberikan dr adrian kepada nuca.
Galih : " selamat ya nuc... seneng bisa kerja bareng kamu "
Nuca : " iya makasih ".

Orang - orang yang mengucapkan selamat sudah mulai menipis. Nuca teringat tadi ia ingin menyapa tiara. Ia memandangi tempat tiara akan tetapi kursi itu sudah kosong. Sambil melihat ke kanan dan ke kirinya :
Nuca " dimana ya?" .ucap lirih nuca yang terdengar dr galih.
Galih : " siapa?"
Nuca : " ehm ... oya tadi yang duduk di belakang kamu siapa "
Galih : " yang duduk dimana "
Nuca : " tadi di kursi itu, pake kerudung "
Galih : " siapa ya? Apa vita?"
Nuca : " vita itu?"
Galih : " dia dokter... dulu pernah satu tim sama aku tapi dah dipindah ikut bayu, memang kenapa?
Nuca : " gapapa kok".
Nuca : " bentar ya.." pamit nuca meninggalkan galih dan yang lain. Nuca berlari keluar aula dan mencari tiara.
Dalam hati nuca : " kemana ya?cepet banget perginya... kok dia nggak ngomong apa - apa... harusnya ngucapin selamat kek..., ah udah lah...lagian kalo dia memang kerja disini bagus dong gue nggak usah susah nyari, tapi gimana tahu ruangannya".
Ide Nuca muncul seketika, ia menuju ruangan papanya dan meminta semua data pegawai ke asistennya.
----------

Tiara yang sudah keluar dari aula, sekarang ia ada di ruangannya.
" ternyata laki - laki itu sekarang ada disini... alhamdulillah keadaannya baik - baik saja,  pantes dia kabur... untuk mengambil jabatan setinggi itu tentunya akan mengurangi usahanya mewujudkan cita - citanya. Kalo papanya memaksa ya wajar lah daripada posisinya diambil orang lain. Heran... berhari - hari bersamanya sedikit sekali ucapannya, baru pertama aku mendengar dia ngomong sepanjang itu... berwibawa banget. Yah mata siapa yang nggak akan tertuju padanya. Hhh... aku pengen nanya kabarnya... mungkin nggak ya". Batin tiara sambil melanjutkan pekerjaannya.


MUTIARA DARI SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang