HAMPA

590 79 15
                                    

Siang itu menjadi siang yang membuat badan sangat gerah meskipun langit berawan. Nuca tak dapat melanjutkan tugasnya. Ia pun meninggalkan kantornya tanpa memberitahu siapa pun. Luka bak sayatan dihatinya seolah harus ia tanggung sendiri. Langkahnya lebar menerjang orang - orang yang ia lewati di sepanjang jalan menuju mobilnya.
Pasti rasanya sungguh menyesak... harapan kebahagiaannya berubah menjadi sebuah musibah menurutnya.
Dengan mata yang berkaca dan tanpa kata ia menggerakkan mobilnya dari garasi rumah sakit sampai garasi rumahnya, dan membuat orang - orang yang ada di rumah bertanya dalam hatinya.

" den.... den..." panggil mbok siti sambil membuka pintu kamarnya.
Mbok siti : " ya Allah den... kenapa nangis?". Sapa mbok siti melihat nuca yang sedang berbaring menangis.
Mbok siti duduk di kasurnya dan membelai rambut nuca yang acak - acakan.
Nuca tidak bisa menjawab, matanya tetap mengeluarkan buliran - buliran sehingga membuat mbok siti ikut sedih melihatnya.
Mbok siti terus membelainya, mencoba menenangkan meskipun ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan apa yang sedang dirasakan majikannya itu. Hingga nuca pun tertidur dalam kepiluannya.
----------

Adapun di rumah sakit..
Masih terlihat bayang - bayang peristiwa tadi di kantor tiara. Inginnya ia pulang akan tetapi waktu belum mengijinkannya. Hati tiara hancur karena merasa nuca tidak ada perasaan apapun untuknya. Setelah sekian kali tiara mendapat harapan dari perhatian - perhatiannya, kini semua telah terungkap jika kedekatan mereka berdua hanya nuca anggap sebatas teman saja.

Berbeda halnya dengan dr galih yang tidak mengetahui kedekatan nuca dan tiara. Justru ia merasa mendapat semangat baru dari nuca karena pertemuan tadi. Ia berencana mendatangi orang tua tiara pada malam harinya.
-----------

Hari semakin sore,
matahari mulai menepi ke arah barat dan udara pun mulai dingin. Sepulang dari rumah sakit tiara masih duduk berselimut mukenanya. Sambil menyandarkan badannya ke dinding, ia masih membuka lembaran ayat - ayat untuk mengobati hatinya.
Tiara menunggu nuca datang ke rumahnya, sesuai dengan ucapan nuca tadi pagi, meski sebenarnya ia tahu nuca pasti tidak akan datang. ia masih tetap di atas sajadahnya hingga matahari hampir tenggelam dan terdengar suara bunda memanggilnya dan memasuki kamarnya.
Bunda : " tiara.... kamu sehat kan?" Tanya bundanya yang melihat mata tiara bengkak dan masih sembab.
Tiara : " iya bun tiara nggak papa ... tadi cuma agak kesel aja karena beberapa hal di kantor "
Bunda : " kalo ada masalah cerita aja ke bunda biar kamu lega"
Tiara : " mungkin nanti ya bun tiara mau istirahat dulu"
Bunda mengangguk dan tersenyum lalu meninggalkan tiara di kamarnya agar bisa beristirahat.

Waktu sudah hampir pukul delapan malam, bunda tiara belum melihat tiara keluar dari kamarnya sejak tadi.
Saat bunda mau melihat ke kamarnya, tiba - tiba bel rumahnya berbunyi. Adik tiara yang mendengar segera membukakan pintu dan mempersilakan masuk. Malam itu dr galih datang ke rumah tiara. Tak lama kemudian bunda tiara pun menyambutnya.
Bunda : " eh dr galih... sendiri aja ?"
Dr galih : " iya bu... tadi sudah bilang ke dr tiara kalo mau ke sini malam ini. "
Bunda : " oo gitu... ibu panggilkan dulu ya?"
Dr galih : " makasih bu..."

Bunda mengetuk pintu kamar tiara akan tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya bunda langsung masuk dan kaget karena badan tiara masih di atas sajadahnya terbaring...
Bunda : " tiara... tiara... he..."
Tiara terbangun dan membuat bundanya lega.
Bunda : " ya Allah tiaraa.. bunda kira kamu pingsan..."," itu ada dr galih "
Tiara : " hahhhh dr galih bun?"
Bunda : " iya... katanya tadi dah janjian mau kesini.."
Tiara : " dia pasti minta jawaban tiara bun.."
Bunda : " tiara... nggak baik kalo kamu bikin orang berharap terus sama kamu.. sebaiknya segera kamu buat keputusan... iya ato enggak.. kalo kamu minta waktu terus kasihan dia...nggantung kan?"
Tiara : " tiara nggak tahu bun.. tiara bingung.... "
Bunda : " sekarang coba kamu jujur sama bunda.... yang kamu rasakan apa?"
Tiara : " tiara kagum dr galih itu dokter yang baik bun... tapi tiara suka sama orang lain ".
Bunda : " ya berarti jelas kan ... ya udah tinggal sampein ke dr galih kalo tiara belum bisa menerima "
Tiara : " masalahnya.... tiara nggak tahu orang itu suka sama tiara ato enggak?"
Bunda : " memang siapa?"
Tiara : " anak dr ardian "
Bunda tiara terdiam sebentar mendengar jawaban tiara.
Tiara pun mulai menceritakan peristiwa siang tadi di kantornya.
Tiara : " ya kan nggak mungkin kan tiara bilang tiara tunggu lamarannya, kan malu bun ".
Bunda : " atau gini aja.. selesaikan urusanmu dengan dr galih , masalah betikutnya nanti bunda coba cari jalan keluarnya dulu."
Tiara : " nanti kalo dr galih sakit hati gimana bun?", aku juga nggak tega ".
Bunda : " tiara.. tiara... sesuatu yang pahit tapi benar itu lebih baik daripada kebohongan... yang ujungnya akan pahit juga kan?"

Cukup lama tiara berdiskusi dengan bundanya membuat dr galih menunggu dengan bosan.
" dr tiara... " sapa dr galih melihat tiara keluar ke ruang tamunya.
Tiara : " selamat malam dok assalamualaikum "
Dr galih : " waalikumsalam "
Kemudian tiara duduk di kursi didampingi bundanya.
Dr galih : " eh... gini bu...seperti yang sudah saya sampaikan ke dr tiara tentang niat saya untuk serius dengan putri ibu, saya rasa sudah sangat lama saya menunggu dr tiara siap untuk menerima saya. Kira - kira bagaimana bu?"
Bunda : " kalo ibu terserah tiaranya saja mau bagaimana"
Bunda : " gimana tiara?
Tiara menatap bundanya tanpa berani menatap dr galih.
Tiara : " dr galih sebelumnya tiara mau minta maaf sudah membuat dokter mengorbankan waktu untuk menunggu tiara..
Tiara juga mau mengucapkan banyak terima kasih karea dokter selalu membimbing tiara dengan sabar dan sangat perhatian dengan tiara maupun bunda. Tiara sebetulnya berat mengatakan ini tapi tiara nggak ingin membuat dokter berharap terus... tiara mohon maaf jika ada yang tidak baik dari tiara.. tiara belum siap untuk menikah"
Dr galih : " maksudnya ... mau minta waktu lagi ?"
Tiara  : " bukan dok... tiara belum bisa... mungkin di luar sana ada wanita yang lebih baik dari tiara "
Dr galih : " oh... gitu...".
Wajah dr galih mulai sendu membuat tiara dan bundanya nggak tega melihatnya.
Bunda : " maafin tiara ya dok "
Dr galih : " saya rasa sudah ridak ada kepwrluan lagi di sini, saya pamit pulang ya bu.., permisi"

Dr galih segera pulang tanpa banyak berkata. Hatinya sakit meski tidak ia tampakkan. Rasa kekecewaannya terhadap tiara amatlah dalam. Pengorbanannya menunggu tiara dalam waktu yang tidak singkat bahkan sampai menolak beberapa gadis pilihan orang tuanya, kini tlah lenyap tanpa membuahkan hasil. Tubuhnya lemas, tidak siap menerima semuanya.

Tiara : " maafin tiara ya dok.."
Ucap tiara sambil mengantar dr galih memasuki mobilnya.
Dr galih pun tetap diam dan segera menjalankan mobilnya tanpa menatap tiara dan bundanya.

Kemudian tiara memeluk bundanya, berharap semua keputusan yang diambilnya adalah yang terbaik.
Bunda : " sabar ya... semua kita hadapi bersama - sama "
--------------

Di kamar nuca....
Ia terbangun dari tidurnya semenjak sore hari. Mbok siti hanya keluar masuk kamarnya saja dan tidak berani membangunkannya.
Nuca : " mbook..."
Si mbok : " iyaaa den bentar.."
Lima menit kemudian...
Si mbok : " dah bangun ya den?, maaf ya tadi nggak si mbok bangunin "
Nuca : " mama belum pulang ya?"
Si mbok : " bapak sama ibu lagi pergi den .. tadi sih udah pulang trus pergi lagi".
Si mbok : " mandi dulu den... ntar si mbok ambilin makan "
Nuca : " jam berapa ini mbok?"
Si mbok : " tuh den dah malem". Sambil menunjuk jam dinding yang jarum pendeknya ada di angka delapan.
Dalam hati nuca : " harusnya sore tadi gue melamar tiara..., besok... mungkin gue yang lihat dia dilamar galih... kuat nggak ya... aduh nuc...nuc.... lu terlalu cemen... harusnya kan lu bilang kalo lu juga suka tiara. Gimana sih..... ya gimana ya... galih kan juga sahabat gue... lagian dia dah suka tiara lebih dulu dari gue. Rasanya nggak sanggup kalo harus lihat tiara sama galih.... huuuuhh( menghela nafasnya )...ya Allah tolongin nuca ...."

Sepertinya hari itu menjadi hari yang kurang menyenangkan, baik untuk nuca , tiara maupun dr galih.
Ternyata hidup memang kenyataannya demikian, tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan yang kita inginkan.

Nuca baru bisa menceritakan kepada papa mamanya tentang kegagalannya melamar tiara pada esok harinya.
----------

Setelah kejadian itu..
Beberapa kantor di rumah sakit terasa sepi. Masing - masing menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Tidak ada sapaan kecuali sedikit .
Jika nuca bertemu tiara, yang ada hanya saling salam dan menatap saja tanpa ada obrolan lain. Begitu juga galih dan tiara hanya membicarakan tentang pekerjaan dan pasien saja.
Seakan - akan nuca , tiara , dan galih hanya membawa tubuhnya ada di rumah sakit akan tetapi hati dan pikiran mereka dirundung kegundahan.

MUTIARA DARI SURGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang