Bagian 8

7.7K 633 15
                                    

Hari ini Jin dan Jungkook pindah dari apartement lama mereka ke apartement yg baru. Tak banyak barang mereka, satu mobil box cukup membawa semua barang mereka termasuk pakaian mereka dan Jimin tentunya.

"Jin hyung, kita pindah kemana? Apa kita diusir? Padahal tiap bulan aku rajin bayar, dan ini lagi, kau senyum-senyum terus dari kemarin Jungkook?" keluh Jimin saat membereskan barang-barangnya.

"Kita akan pindah ke apertement Jin hyung, hyung. Apartement atas nama Kim Seokjin, dan tentunya tempat yg sangat strategis dekat dengan supermarket, taman, sekolah, dan jangan lupa kawasan itu kawasan mahal." ucap Jungkook sombong.

Jin yg mendengar itu hanya diam dan membereskan barang-barangnya dengan rapi. Ia tak mau ikut campur dengan kesombongan Jungkook, yg punya apartement siapa yg sombong siapa.

"Akh.....sshhhh sakit sekali." lirih Jin tiba-tiba saat mendudukkan pantatnya di lantai.

Jungkook dan Jimin menoleh kearah Jin dan menghampirinya. "Kau tidak apa-apa Jin hyung?" tanya Jimin.

Jungkook yg melihat gelagat Jin hanya diam, karena ia sebetulnya juga merasakan sedikit sakit di pantatnya namun ia masih bisa menahan.

"Aku tak apa-apa, hanya pantatku saja yg sedikit sakit, sepertinya daddy ku terlalu kuat semalam menggempurku." ucap Jin santai sambil meringis.

Jimin yg mendengar itu membulatkan matanya kaget. "Daddy? Apa maksudmu Jin hyung? Dan apa tadi, pantat mu sakit? Jangan-jangan......"

"Apa sih kau hyung? Itu wajar saja, aku juga sakit, tapi biasa saja tuh. Memangnya kau belum 'melakukannya' dengan Minjae hyung?" tanya Jungkook sinis.

Jimin menggeleng dengan pipi merona. "Aku selama berpacaran belum pernah 'begitu', dan lagi pula itu kan hak yg harus diberikan pada pasangan kita nanti." ucap Jimin.

"Kau itu namja polos yg berkedok plyaboy Park. Pantas saja kau belum mendapatkan apa-apa dari Minjae Minjae mu itu. Kau lihat aku dan Jungkook, aku punya apartement dan mobil baru atas namaku, Jungkook punya barang-barang mewah. Kau fikir kami dapatkan itu dari mana hah? Jatuh dari langit?" cerca Jin pada Jimin.

"Kami mendapatkan semua itu dari sugar daddy kami Jimin hyung. Para sahabat kita juga sama, hanya kau saja yg masih pakai sepatu, tas dan jam tangan butut mu itu. Kau tak malu apa berpacaran dengan namja populer dan kaya tapi kehidupanmu begitu-begitu saja?" timpal Jungkook menyudutkan Jimin.

Jimin yg mendengar itu hanya terdiam, ia sadar bahwa ia tak bisa memeras Minjae terlalu dalam. Alasannya Minjae masih berstatus pelajar, dan walaupun Minjae itu anak tunggal di keluarganya tetap saja ia tak bisa menguras kantong Minjae lebih dalam. Ia hanya bisa meminta barang baru, itu pun dengan rayuan yg sangat menguras tenaganya karena Minjae yg tak memegang banyak uang.

"Aku mencintai Minjae, bahkan sekarang aku tak memikirkan lagi yg namanya niat awal ku untuk menjadikannya 'ATM berjalan'. Aku ingin berkencan layaknya orang berkencan pada umumnya, aku ingin menghilangkan kebiasaan burukku yg suka berganti-ganti pasangan." lirih Jimin.

Jin dan Jungkook yg mendengar itu hanya tersenyum miring. "Jika itu yg kau ucapkan pada orang yg baru kau kenal mungkin ia akan memelukmu Jim dan ikut hanyut dalam drama mu. Namun saat ini kau berbicara dengan sahabat mu Jim, dan kau fikir kami percaya begitu? Heh....." ucap Jin sambil tersenyum menatap remeh pada Jimin.

"Kita lihat saja hyung, apa kau sanggup bertahan dengan drama 'roman picisan' mu itu atau kau akan bergabung dengan kami-kami ini yg sudah lebih dulu menikmati 'surganya dunia'." ucap Jungkook sambil menutup kopernya karena sudah selesai merapikan pakaiannya.

"Dan asal kau tau Jimin. Minjae itu memang menyukai mu sejak dulu, dan kau ingin tahu alasannya?" tanya Jin pada Jimin, dan Jimin hanya menggelengkan kepalanya tanda tak tahu.

Sugar DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang